MAKALAH BOTANI TUMBUHAN
RENDAH
TUMBUHAN LUMUT
(BRYOPHYTA)
Oleh :
NAMA :HERIAWAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) HAMZANWADI SELONG
2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kita nikmat sehat sehingga makalah yang sederhana ini dapat
terselesaikan dengan baik,Alhamdulillah.kedua kalinya tak lupa pula kami
haturkan solawat beserta salam atas keharibaan junjungan alam nabi kita nabi
besar muhammad SAW yang telah membawa risalah sehingga kita dapat mengecap
indah nya nikmat iman dan islam seperti sekarang ini.
Kami
ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing
yang telah memberikan kami tugas walaopun jauh dari kesempurnaan, telah
membantu dengan segenap tenaga. maka dari itu besar harapan kami akan kritik
dan saran yang sifat nya membangun untuk tercapainya makalah yang lebih baik
dari yang telah kami buat ini.kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
siapa saja yang ingin memperdalam pengetahuan nya tentang tumbuhan lumut
(bryophyta)atau sekedar menambah wawasan.
Pancor Januari 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL ...................................................................................... i
KATA
PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR
ISI ........................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar
Belakang ................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2
A. Lumut Hati (Hepaticophyta)
........................................................... 2
B. Lumut Daun .................................................................................... 2
C. Lumut Tanduk ................................................................................ 3
CIRI CIRI TUMBUHAN LUMUT
.........................................................3
MARFOLOGI
TUMBUHAN LUMUT ..................................................5
REFRODUKSI
TUMBUHAN LUMUT .................................................6
PERANAN
TUMBUHAN LUMUT .......................................................9
PENYESUAIAN
LUMUT DAN MASALAH HIDUP DI DARAT.......10
BAB
III PENUTUP
...........................................................................................11
A.Kesimpulan
.......................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................13
BAB I
.PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Lumut merupakan tumbuhan kecil, lembut yang apakah
secara khas tinggi 1-10 cm (0.4-4 inchi), meskipun beberapa jenis adalah banyak
lebih besar. Mereka biasanya tumbuh berdekatan bersama-sama di dalam keset /
dasar, perdu atau di tempat rindang. Mereka tidak mempunyai bunga atau biji,
dan daun-daun yang sederhananya menutupi batang liat yang tipis. Pada lumut
tertentu menghasilkan capsule spora yang nampak seperti paruh yang dilahirkan
pada tangkai tipis.Ada kira-kira 10,000 jenis lumut digolongkan pada
Bryophyta. Divisi Bryophyta dahulu mencakup tidak hanya lumut, tetapi juga
liverworts dan hornworts. Sekarang ini lain, dua kelompok Bryophyta adalah
ditempatkan dalam divisi tersendiri.
Tumbuhan Bryophyta merupakan tumbuhan yang paling
primitive yang tidak memiliki akar sesungguhnya, batang, atau tangkai. Mereka
sejak lima ratus juta tahun.Bryophyta merupakan tumbuhan kecil,
herbaceous yang tumbuh tertutup, selalu berkumpul menjadi alas bebatuan, tanah,
ataupun menjadi epifit pada batang dan cabang tanaman. Bryophyta terbagi dalam
3 golongan yaitu:
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lumut
Hati (Hepaticophyta)
Lumut hati
tubuhnya berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon atau
tebing. Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan.
Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk
gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan betina.
Contohnya: Ricciocarpus, Marchantia dan lunularia.
Tubuhnya
terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hidup
lumut ini mirip dengan lumut daun. Didalam spongaria terdapat sel yang
berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka ,
sehingga membantu memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi
dengan cara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur
seperti mangkok dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati adalah Marchantia
polymorpha dan porella
B. Lumut
Daun
Lumut daun
juga disebut lumut sejati. Bentuk tubuhnya berupa tumbuhan kecil dengan bagian
seperti akar (rizoid), batang dan daun. Reproduksi vegetatif dengan membentuk
kuncup pada cabang-cabang batang. Kuncup akan membentuk lumut baru. Contoh:
Spagnum fibriatum, Spagnum squarosum. Lumut daun banyak terdapat ditempat
– tempat yang lembab, mempunyai struktur seperti akar yang disebut rizoid dan
struktur seperti daun.
Siklus hidup lumut mengalami pergantian antara generasi haploid dengan diploid.
Sporofit pada umumnya lebih kecil , berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit. Contoh lumut ini antara lain: polytricum juniperinum, furaria, pogonatum cirratum, Aerobrysis longissima, dan lumut gambut sphagnum.
Siklus hidup lumut mengalami pergantian antara generasi haploid dengan diploid.
Sporofit pada umumnya lebih kecil , berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit. Contoh lumut ini antara lain: polytricum juniperinum, furaria, pogonatum cirratum, Aerobrysis longissima, dan lumut gambut sphagnum.
C. Lumut Tanduk
Bentuk
tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa
kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di
tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati.
Contohnya Anthocerros sp. Mempunyai gametofit lumut hati; perbedaannya adalah
terletak pada sporofit lumut ini mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti
tanduk dari gametofit, masing – masing mempunyai kloroplas tunggal yang
berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan tumbuhan lumut.Contoh lumut tanduk
adalah anthoceros laevis.
Tumbuhan
lumut termasuk golongan tumbuhan tingkat rendah yang filogenetiknya lebih
tinggi dari pada golongan algae karena dalam susunan tubuhnya sudah ada
penyesuaian diri terhadap lingkungan hidup di darat, gametangium dan
sporangiumnya multiseluler, dan dalam perkembangan sporofitnya sudah membentuk
embrio. Meskipun tumbuhan lumut hidup di darat tetapi untuk terjadinya
pembuahan masih tetap memerlukan air, hingga tumbuhan lumut disebut sebagai
tumbuhan amfibi.
Tumbuhan
lumut merupakan sekumpulan tumbuhan kecil yang termasuk dalam divisio Bryophyta
(dari bahasa Yunani bryum, “lumut”).Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi
tegas antara organ penyerap hara dan organ fotosintetik namun belum memiliki
akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh
sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah: “serupa
akar”). Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis.
1. Ciri - ciri tubuh lumut
a.
Sel - sel penyusun tubuhnya telah
memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.
b.
Daun lumut umumnya setebal
satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari satu lapis sel. Sel - sel
daun kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti
jala. Di antaranya terdapat sel - sel mati yang besar - besar dengan penebalan
dinding dalamnya berbentuk spiral. Sel - sel yang mati ini berguna sebagai
tempat persediaan air dan cadangan makanan.
c.
Pada tumbuhan lumut hanya
terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada pertumbuhan membesar. Pada ujung
batang terdapat titk tumbuh dengan sebuah sel pemula di puncaknya. Sel pemula
itu biasanya berbentuk bidan empat (tetrader = kerucut terbalik) dan membentuk
sel - sel baru ke tiga arah menurut sisinya. Ukuran lumut yang terbatas mungkin
disebabkan tidak adanya sel berdinding sekunder yang berfungsi sebagai jaringan
penyokong seperti pada tumbuhan berpembuluh.
d.
Rizoid tampak seperti rambut atau
benang - benang. Berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan
menyerap air serta garam - garam mineral (makanan). Rizoid terdiri dari satu
deret sel yang memanjang kadang - kadang dengan sekat yang tidak
sempurna.
e.
Struktur sporofit (sporangium) tubuh
lumut terdiri atas:
1)
vaginula, yaitu kaki yang
diselubungi sisa dinding arkegonium.
2)
seta atau tangkai.
3)
apofisis, yaitu ujung seta yang agak
melebar yang merupakan peralihan antara seta dengan kotak spora.
4)
kaliptra atau tudung berasal dari
dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak spora.
5)
kolumela, jaringan yang tidak ikut
mengambil bagian dalam pembentukan spora. Sporofit tumbuh pada gametofit yang
hijau menyerupai daun. Sporofit memiliki kloroplas sehingga dapat
berfotosintesis, tetapi juga mendapatkan makanan dari gametofit tempatnya
melekat. Meiosis terjadi dalam kapsul matang pada sporofit, menghasilkan spora
haploid. Spora lumut terbungkus dinding khusus yang tahan terhadap perusakan
alam. Spora dapat bertahan lama dalam keadaan lingkungan yang tidak
menguntungkan. Gametofit berbentuk seperti daun dan di bagian bawahnya terdapat
rizoid sebagai ganti akar. Jika sporofit sedang tidak memproduksi spora,
gametofit akan membentuk anteridium dan arkegonium untuk melakukan reproduksi
seksual.
2.
Marfologi Lumut (Bryophyta)
Tumbuhan lumut berwarna hijau karena mempunyai sel-sel dengan plastida yang
menghasilkan klorofil a dan b. lumut bersifat autotrof. Lumut merupakan
tumbuhan peralihan antara tumbuhan lumut berkormus dan bertalus. Lumut dapat
beradaptasi untuk tumbuh di tanah, belum mempunyai jaringan pengangkut, sudah
memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.
Batang dan daun tegak memiliki susunan berbeda-beda. Batang apabila dilihat
secara melintang akan tampak susunan sebagai berikut selapis sel kulit, lapisan
kulit dalam (korteks), silinder pusat yang terdiri sel-sel parenkimatik yang
memanjang untuk mengangkut air dan garam-garam mineral; belum terdapat floem
dan xilem. Sel-sel daunnya kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas
yang tersusun seperti jala. Lumut hanya dapat tumbuh memanjang tetapi tidak
membesar, karena tidak ada sel berdinding sekunder yang berfungsi sebagai
jaringan penyokong. Rizoid seperti benang sebagai akar untuk melekat pada
tempat tumbuhnya dan menyerap garam-garam mineral.
Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri dari: vaginula, seta,
apofisis, kaliptra, kolumela. Sporofit tumbuh pada gametofit menyerupai daun.
Gametofit berbentuk seperti daun dan di bagian bawahnya terdapat rizoid yang
berfungsi seperti akar. Jika sporofit tidak memproduksi spora, gametofit akan
membentuk anteridium dan arkegonium untuk melakukan reproduksi seksual.
3. Reproduksi
Lumut
Reproduksi lumut bergantian antara fase seksual dan aseksual melalui
pergiliran keturunan atau metagenesis. Reproduksi aseksual dengan spora haploid
yang dibentuk dalam sporofit. Reproduksi seksualnya dengan membentuk
gamet-gamet dalam gametofit. Ada dua macam gametangium yaitu arkegonium
(gametangium betina) bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut
perut, yang sempit disebut leher dan anteridium (gametangium jantan) berbentuk
bulat seperti gada. Jika anteridium dan arkegonium dalam satu individu tumbuhan
lumut disebut berumah satu (monoesis). Jika dalam satu individu hanya terdapat
anteridium atau arkegonium saja tumbuhan lumut disebut berumah dua (diesis).
Secara
aseksual, menggunakan spora dan tunas, secara seksual, ex: Maechantia.
Anteridium terpancang pada permukaaan atas, bentuknya seperti cakram. Dasar
bunga betina agak melebar dan membentuk paying, dengan cuping berbentuk jari,
umumnya berjumlah 9. Arkegonium tumbuh pada alur-alur diantara cuping-cuping
dengan leher menekuk ke bawah. Anteridium merekah mengeluarkan sperma menuju ke
arkegonium. Generasi sporofit dari telur yang sudah dibuahi (zigot). Zigot
membelah membentuk embrio (bentuk bola), bagian pangkal dari embrio membentuk
kaki masuk kejaringan reseptakel. Bagian terbesar dari janin membentuk
kapsulyang dipisahkan dari bagian kaki zona yang terdiri dari sel-sel yang
disebut tangkai.
Kapsul
berisi sel induk spora yang berkelompok (elater) yaitu benang-benang memanjang
dengan dinding bagian dalam terpilin. Setelah miosis terbentuklah tetraspora,
tangkainya yang memanjang arkegonium yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi
terdorong ke bawah. Kapsul lalu mongering dan terbuka memancarkan spora, lepasnya
spora dari kapsul dibantu dengan adanya elater yang sifatnya higroskopik.
Akibat mengeringnya kapsul elater menggulung, menjadi kering dan mengadakan
gerakan sentakan yang melempar spora ke udara
a. Lumut Daun (Bryopsida
sp)
Lumut
daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul yang periodic mengalami masa
kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun dapat tumbuh. Selanjutnya
lumut-lumut itu dapat kita jumpai di antara rumput-rumput, di atas batu-batu
cadas, pada batang dan cabang-cabang pohon, di rawa-rawa tetapi jarang di
air. Bryopsida merupakan class lumut terbesar, terdiri 95% dari seluruh
spesies lumut, kira-kira 9.500 spesies.Kelompok ini terkenal dengan memilikinya
spore capsules dengan gigi yaitu Arthrodontous; yang terpisah dari lainnya dan tergabung
di dasar dimana mereka mengikat untuk membuka capsule. Gigi ini mengemuka saat
penutup operculum jatuh. Pada kelompok lumut lain, capsule adalah nematodontous
dengan operculum terikat, atau lainnya membuka tanpa operculum atau gigi.
1)
Susunan
Tubuh
Lumut
daun pada substrat dengan menggunakan rizoid yang multiseluler yang dapat
bercabang-cabang. Mempunyai daun yang berusuk dan tersusun dalam 3-8 deret pada
sumbunya. Sumbu (batang) pada lumut daun biasanya menunjukkan deferensiasi
menjadi epidermis, korteks, dan silinder pusat.
2)
Perkembang
Biakan
Alat-alat kelamin terkumpul pada ujung batang
atau pada ujung cabang-cabangnya, dan dikelilingi oleh daun yang letaknya
paling atas. Daun-daun itu kadang-kadang mempunyai bentuk dan susunan yang khusus
dan seperti pada jungermaniales juga dinamakan Periantum.
Alat-alat
kelamin itu dikatakan bersifat banci atau berumah satu, jika dalam kelompok itu
terdapat kumpulan arkegonium dan anteridium terpisah tempatnya. Diantara
alat-alat kelamin dalam kelompok itu biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut
yang terdiri dari banyak sel dan dapat mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada
tubuh buah fungi rambut-rambut steril itu dinamakan Parafisis.
b. Lumut Hati (Bryopsida)
1.
Bryopsida adalah kelas yang terbesar
di antara anggota Bryophyta lainnya dan paling tinggi tingkat perkembangannya
karena baik gametofit maupun sporofitnya sudah mempunyai bagian-bagian yang
lebih kompleks.
2.
Gametofit dari lumut daun umumnya
dibedakan dalam 2 tingkatan yaitu protonema yang terdiri dari benang
bercabang-cabang, dan gametafora yang berbatang dan berdaun.
3.
Sporogonium dari lumut daun terdiri
atas bagian kaki, seta dan kapsul. Selanjutnya bagian kapsul mempunyai
bagian-bagian yang dinamakan apofise, kotak spora atau teka, dan tutup atau
operkulum.
4.
Kebanyakan ahli bryologi membagi
Bryopsida menjadi 3 anak kelas yaitu Sphagnidae, Andreaeidae, dan Bryidae.
Perbedaan dari ketiga anak kelas tersebut terutama terletak pada struktur
anatomi sporogoniumnya.
5.
Anak kelas Sphagnidae mempunyai
ciri-ciri antara lain: protonema berbentuk daun kecil yang terdiri dari satu
lapis sel, gametafora pada ujungnya membentuk cabang-cabang sebagai roset yang
menyerupai jambul dan tidak mempunyai rizoid. Sporofit didukung oleh
perpanjangan ujung batang yang namanya pseudopodium.
6.
Andreaeidae mempunyai persamaan
dengan Sphagnidae dalam hal sporofitnya yang didukung oleh pseudopodium, tetapi
berbeda dalam hal cara membukanya kapsul spora yaitu dengan membentuk 4
katup.
7.
Anggota Bryidae yang tergolong
Stegocarpi mempunyai peristoma pada kapsul sporanya, didasarkan atas sifat dari
peristomanya Bryidae dibedakan menjadi 2 golongan yaitu Nematodonteae dan
Arthrodonteae.
8.
Peristoma adalah gigi-gigi atau
rambut-rambut yang mengelilingi stoma pada kapsul spora-spora yang dapat
mengadakan gerakan higroskopis, yaitu apabila spora-spora sudah masak peristoma
bergerak membuka ke arah luar hingga spora dapat keluar.
9.
Dalam klasifikasi lumut daun, bentuk
kapsul, jumlah gigi peristom, bentuk operkulum maupun kaliptra dapat dijadikan
dasar penggolongan yang penting.
10.
Protonema sekunder ialah protonema
yang tidak berasal dari perkecambahan spora, biasanya berupa benang-benang
hijau seperti ganggang. Melalui tunas-tunas yang timbul dari prononema sekunder
dapat terbentuk individu yang lebih banyak.
c. Lumut Tanduk (Anthoceratopsida)
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya
berupa kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup
di tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati.
Contohnya Anthocerros sp.
4. Peran Tumbuhan Lumut
Tumbuhan
lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air
(karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutanLumut
ditemukan terutama di area sedikit cahaya / ringan dan lembab. Lumut umum di
area berpohon-pohon dan di tepi arus. Lumut juga ditemukan di batu, jalan di
kota besar. Beberapa bentuk mempunyai menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi
ditemukannya.
Beberapa jenis
dengan air, seperti Fontinalisantipyretica, dan Sphagnum tinggal /
menghuni rawa. Seperti itu, lumut semi-aquatic melebihi cakupan panjangnya
normal di lumut terestrial. Di mana saja mereka terjadi, lumut memerlukan
kelembaban untuk survive. Oleh karena tipis dan ukuran jaringan yang kecil,
ketiadaan kulit jangat (mencakup dari lilin untuk mencegah kekurangan air), dan
kebutuhan akan air cairan untuk menyudahi fertilisasi.
Beberapa
lumut dapat survive dengan kekeringan, kembali hidup di dalam beberapa jam
hidrasi.Di garis lintang utara, sisi batu karang dan pohon yang utara akan
biasanya mempunyai lebih banyak lumut dibanding seberang. Ini diasumsikan untuk
menjadi sisi pohon yang yang sun-facing. Di hutan dalam di mana cahaya matahari
tidak menembus, lumut tumbuh subur sama pada saat pada batang pohon.
5. Penyesuaian Bryophyta Dan Masalah Hidup Di Darat
Bryophyta
tidak sesuai sepenuhnya terhadap kehidupan di daratan. Bryophyta
bergantung kepada air untuk hidup. Zigot dan embrio dilindungi daripada pengeringan
dengan terus menetap di dalam arkegonium. Sperma harus berenang dalam
kelembapan luaran untuk sampai ke telur,oleh sebab itu Bryophyta hanya terdapat
di tempat yang lembap. Bryophyta tidak mempunyai tisu vaskular , oleh itu
struktur jasadnya tumbuh rendah daripada tanah untuk mengatasi masalah
pengangkutan air.Genussi gametofit lebih terubahsuai untuk hidup di habitat
daratan kerana sporofit bergantung kepada Genussi gametofit untuk mendapatkan
bekalan makanan dan perlindungan.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan
kecil yang termasuk division Bryophyta.
2.
Mempunyai sel-sel plastida yang
mengandung klorofil a dan b.
3.
Kebanyakan hidup di darat, dan
sel-selnya telah mempunyai dinding yang terdiri dari selulosa.
4.
Susunan tubuh sebenarnya merupakan
gametofit. Pada bentuk primitif tumbuhan lumut helaian berupa thalus
(Marchantia, Riccia, Anthoceros)
5.
Ada dua macam perkembang biakan
yaitu: reproduksi vegetatif dan reproduksi generatif.
6.
Tempat hidup lumut hati pada tempat-tempat
yang basah untuk struktur tubuh higmorf dan pada tempat-tempat yang kering
untuk struktur tubuh yang xemorf (alat penyimpanan air)
7.
Cara hidup lumut hati, sebagai
epifit umumnya menempel pada daun-daun pepohonan dalam rimba di daerah tropika.
8.
Susunan tubuh lumut hati berdasarkan
bentuk talusnya, lumut hati dibagi menjadi dua kelompok yaitu, lumut hati
bertalus dan lumut hati berdaun
9.
Perkembang biakan lumut hati ada dua
yaitu secara aseksual menggunakan spora dan tunas, secara seksual contoh
Marchantia, dan anteridium terpancang pada permukaan atas, bentuknya seperti
cakram.
10. Pada
lumut daun, tempat hidupnya tumbuh di tempat agak terbuka.
11. Susunan
tubuh lumut daun melekat pada substrat dengan menggunakan rizoid yang
multiseluler bercabang-cabang.
12. Perkembangbiakan
lumut daun ada dua yaitu berumah satu jika dalam kelompok itu terdapat
arkegonium maupun anteridium dan berumah dua jika kumpulan arkegonium dan
anteridium terpisah.
13. Dijumpai
ditepi-tepi sungai atau danau dan seringkali disepanjang selokan, dan ditepi
jalan yang basah atau lembab.
14. Tubuh utama
berupa gametofit yang mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi bertoreh,
biasanya melekat pada tanah dengan perantara-perantara rizoid-rizoid susunan
talus masih sederhana, sel-selnya hanya mempunyai suatu kloroplas dengan satu
pirunoid besar.
15. Secara
seksual, dengan membentuk anteridium dan arkhegonium.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonymous.2009.http://en.wikipedia.org/wiki/Image:Mossopolis.jpg Koloni
lumut tebal padat di hutan yang dingin. Diakses tanggal 13 januari 2009.
Tjitrosoepomo,Gembong.2003. TaksonomiTumbuhan.Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar