KATA
PENGANTAR
Puji
Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas kehendaknya kami dapat
menyelesaikan makalah Biologi
Umum yang
berjudul “ Pembelahan Sel”
sebagai program pendidikan.
Shalawat
dan salam tidak lupa kami haturkan kepada baginda Nabi Besar Muhamma SAW yang telah membawa
kita dari tidak berilmu samapai berilmu seperti sekarang ini ,sehingga kita
dapat menuntut ilmu sesuai dengan panutan beliau .
Selanjutnya
kami ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah ini ,karena dengan diberikan
tugas ini ,pengetahuan dan wawasan kami bertambah ,walaupun didalam makalah ini
terdapat banyak kekurangan dan kesalahannya namun dari kesalahan kami dapat
memperbaiki diri dan menjadi lebih baik seperti yang di harapkan .
Semoga
makalah ini dpat bermanfaat bagi kita semua terutama dalam menjalankan
kewajiban kita sebagai umat islam , saran dan masukan dari semua pembaca
mudah-mudahan dapat kami jadikaan sebagai dorongan untuk memperbaiki kesalahan
dan kekurangan kami.
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latarbelakang............................................................................ 1
B. Rumusan masalah
..................................................................... 1
C. Tujuan......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pembelahan Mitosis
...................................................................... 3
B. Pembelahan Meiosis...................................................................... 7
C.
Gametogenesis ............................................................................... 14
D. Keterkaitan antara Pembelahan Mitosis
dan Meiosis dengan
Pewarisan Sifat
................................................................................ 17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Makhluk
hidup berasal dari pembelahan sel-sel yang menyusun tubuhnya. Berawal dari satu
sel, kemudian membelah menjadi banyak sel. Bagi makhluk uniseluler, pembelahan sel merupakan usaha untuk berkembangbiak.
Bagi makhluk multiseluler, pembelahan sel merupakan proses yang berkaitan dengan
pertumbuhan, perbaikan sel
yang rusak, dan untuk perkembangbiakan.
Pembelahan
sel hakikatnya, merupakan penggandaan materi genetika yaitu gen dan DNA yang
terdapat dalam nucleus sehingga dihasilkan sel-sel anaka yang mengandung materi
genetika yang sama. Sehingga pembelahan sel didahului oleh penggandaan
(replikasi) materi genetika yang diikuti pembelahan kromosom. Pembelahan
kromosom ini akan diikuti pembelahan inti sel dan selanjutnya pembelahan sel.
Pembelahan
sel dibagi 2 yaitu: pembelahan secara
langsung (amitosis atau biner) contohnya bakteri dan protozoa. Sedangkan
pembelahan secara tidak langsung
(mitosis dan meiosis). Pembelahan mitosis terjadi pada proses pertumbuhan sedangkan pembelahan
meiosis terjadi pada proses pembentukan sel kelamin. Fase pembelahan sel
meliputi profase, metafase, anafase, telofase, dan interfase.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan pembelahan sel?
2.
Bagaimana preses terjadinya pembelahan
sel?
3.
Apa keterkaitan
antara pembelahan mitosis dan meiosis dengan pewarisan sifat?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian pembelahan
sel.
2.
Untuk mengetahui proses terjadinya
pembelahan sel.
3.
Untuk mengetahui keterkaitan antara pembelahan mitosis dan meiosis dengan pewarisan
sifat.
BAB II
PEMBAHASAN
Anak
ayam baru menetas
Makhluk
hidup berasal dari pembelahan sel-sel yang menyusun tubuhnya. Berawal dari satu
sel, kemudian membelah menjadi banyak sel. Gambar tersebut memperlihatkan anak
ayam yang baru menetas. Peristiwa itu menunjukkan hasil aktivitas pembelahan
sel. Semula sel gamet hanya terdiri atas satu sel, kemudian akan mengalami proses
gametogenesis dan menghasilkan zigot. Selanjutnya zigot terus akan membelah
membentuk embrio dan akhirnya akan membentuk individu yang baru.
Individu baru yang terbentuk memiliki sifat-sifat
seperti induknya. Hal ini disebabkan pada peristiwa pembelahan sel, sel induk
memindahkan salinan informasi genetik yang terdapat di dalam kromosomnya kepada
sel anakan sebagai generasi penerus sehingga dapat dikatakan bahwa pembelahan
sel merupakan cara untuk menurunkan sifat-sifat induknya kepada anaknya.
A.
PEMBELAHAN
MITOSIS
Melalui
peristiwa pembelahan sel akan dihasilkan berbagai sifat makhluk hidup yang
sesuai dengan induknya sehingga beberapa sifat makhluk hidup akan dapat
dipertahankan oleh keturunannya. Melalui peristiwa ini pula makhluk hidup dapat
tumbuh dan berkembang, sehingga bertambah jumlah dan ukurannya. Banyak
sifat-sifat unggul dari tumbuhan dan hewan di Indonesia yang diwariskan dari
induk kepada keturunannya, misalnya buah-buahan seperti mangga, durian, pisang,
dan beberapa hewan seperti ayam, sapi, dan lain-lain. Semua itu dapat
melengkapi kebutuhan kita.
Dalam bidang genetika, pembelahan mitosis merupakan
proses yang menghasilkan dua sel anak yang identik. Pembelahan mitosis terjadi
secara tidak langsung karena melalui tahap-tahap fase pembelahan, atau
dikatakan sebagai pembelahan secara tidak langsung yang melibatkan
benang-benang gelendong untuk mengatur tingkah laku kromosom.
Pembelahan mitosis mempertahankan pasangan kromosom
yang sama melalui pembelahan inti dari sel somatis secara berturut-turut.
Pembelahan ini diawali dengan pembelahan inti (kariokinesis) dan
dilanjutkan dengan pembelahan sitoplasma (sitokinesis). Pembelahan
mitosis disebut juga pembelahan biasa yang memiliki ciri-ciri antara lain:
1. Pembelahan berlangsung satu kali.
2. Jumlah sel anak yang dihasilkan adalah dua
buah.
3.
jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom pada induknya, yaitu 2n
(diploid).
4. Sifat sel anak sama dengan sifat pada
induknya.
5.
Terjadi pada sel tubuh (sel somatik)
misalnya pada jaringan embrional antara
lain ujung akar, ujung batang, lingkaran cambium.
6.
Tujuan pembelahan mitosis adalah untuk
memperbanyak sel-sel seperti pertumbuhan atau perbaikan sel yang rusak.
7.
Melewati tahapan pembelahan yaitu interfase, profase, metafase, anafase, dan
telofase, namun secara umum tahap-tahap tersebut akan kembali ke tahap semula
sehingga membentuk suatu siklus sel.
Siklus sel meliputi fase-fase berikut.
1. Fase Interfase
Fase interfase disebut juga fase istirahat karena
tidak menampakkan tanda-tanda pembelahan. Pada fase ini terjadi peristiwa
pertumbuhan dan pengumpulan energi yang besar untuk persiapan pembelahan sel.
Proses interfase memerlukan waktu yang paling lama. Interfase dapat dibedakan menjadi
tiga, antara lain:
a. fase pertumbuhan
primer;
b. fase sintesis, pada
fase ini terjadi sintesa DNA dan organel sel;
c. fase pertumbuhan
sekunder;
Selama interfase, kromosom tidak kelihatan karena
benang-benang kromatin tidak berpilin. Interaksi antara DNA, RNA, dan protein
terjadi selama tahap-tahap tertentu dari interfase.
2. Fase mitotik
Fase mitotik merupakan fase terjadinya replikasi
kromosom. Fase ini meliputi, tahap-tahap berikut.
a.
Tahap
Profase
Tahap profase pada mitosis akan terjadi
proses-proses sebagai berikut.
1)
Kromosom mengerut dan menjadi tebal.
Pemendekan ini terjadi akibat berpilinnya kromosom.
2)
Terlihat dua sister kromatid dan kromosom tampak rangkap dua. Kromatid- kromatid
dihubungkan oleh sentromer.
3)
Nukleolus
menjadi kabur dan hilang pada akhir profase.
4)
Selaput
inti mulai menghilang.
5)
Benang
gelendong mulai terbentuk.
6)
Kromosom
mulai bergerak ke tengah atau ekuator dari sel.
b.
Tahap
Metafase
Pada
tahap metafase ini terjadi proses-proses berikut:
1)
Benang-benang gelendong menjadi jelas pada permulaan metafase dan teratur seperti
kumparan. Benang-benang ini terdiri atas serabut protein halus yang terbuat
dari mikrotubule yang sangat kecil. Pada banyak hewan dan tanaman
tingkat rendah, benang gelendong ini dibentuk dalam hubungannya dengan sentriol
(badan yang menandai kutub dari mekanisme benang gelendong). Benang gelendong
ini penting untuk penyebaran kromosom secara teratur.
2)
Masing-masing kromosom terletak berbaris pada bidang ekuator. Sentromer melekat
pada benang gelendong. Beberapa benang gelendong mencapai kutub tanpa melekat
pada sentromer.
3)
Sentromer membelah dan masing-masing
kromatid menjadi kromosom tunggal.
c.
Tahap
anafase
Tahap
anafase pada pembelahan mitosis terjadi proses-proses berikut:
1)
Dua sister kromatid (kromosom) bergerak ke arah kutub yang berlawanan.
Sentromernya tertarik karena kontraksi dari benang gelendong, selain itu
mungkin ada gaya tolak menolak dari pembelahan sentromer itu.
2)
Terjadi penyebaran kromosom dan DNA
yang seragam di dalam sel.
3)
Pada akhir anafase sekat sel mulai
terbentuk dekat bidang ekuator. Tahap
anafase ini merupakan fase yang terpendek dari fase-fase mitotik.
d.
Tahap
Telofase
Pada tahap telofase terjadi proses-proses antara
lain:
1)
Benang-benang gelendong itu hilang.
2) Selaput inti dan nukleolus terbentuk kembali.
3) Struktur kromosom istirahat dan dianggap
proses selesai.
4)
Sekat sel terbentuk kembali dan sel membelah menjadi dua sel anak, terjadi
sitokinesis (pembelahan sitoplasma), semua benda-benda dalam sitoplasma
membelah dan pindah ke dalam sel anak, sel batu itu mempunyai sifat kenampakan
seperti interfase.
B.
PEMBELAHAN
MEIOSIS
Jenis kelamin manusia di dunia ini ada dua, yaitu
laki-laki dan wanita. Pada waktu terjadi pertumbuhannya, ayah memberikan
setengah dari sel kelaminnya dan ibu juga setengah dari sel kelaminnya,
sehingga kita mewarisi masing-masing sel setengah dari sel kelamin dari orang
tua kita. Pembelahan meiosis disebut juga dengan pembelahan reduksi karena
pada pembelahan ini terjadi pengurangan jumlah kromosom menjadi separuhnya.
Pembelahan meiosis ini memiliki sifat-sifat berikut:
1. Pembelahan
berlangsung dua kali.
2.
Jumlah sel anak yang dihasilkan adalah 4
buah.
3.
Jumlah kromosom sel anak adalah setengah
dari jumlah kromosom induk, yaitu n (haploid).
4. Sifat
sel anak berbeda dengan sel induknya.
5. Terjadi
pada sel kelamin (sel gamet).
6. Tujuan
pembelahan meiosis yaitu agar generasi berikutnya mempunyai jumlah kromoson
tetap.
Pembelahan meiosis meliputi tahapan-tahapan berikut:
1.
Proses
Pembelahan Meiosis I
Pada proses pembelahan meiosis I terjadi beberapa
tahap, yaitu sebagai berikut:
a.
Propase
I
Pada
tahap ini terjadi lima proses,
yaitu:
·
Leptoten
Leptoten
merupakan tahap pengumpulan
kromosom. Pada tahap ini
terjadi proses-proses berikut.
a) Kromonemata merenggang dan kelihatan sebagai benang-benang halus. Kromomernya menjadi kelihatan dan serabutnya mungkin telah mengganda tetapi tidak kelihatan. Biasanya nukleolus dan selaput inti
masih ada.
b) Filamen protein mulai terbentuk secara lateral
dan kemudian melekat pada
sentromer.
·
Zigoten
Zigoten merupakan
tahap kromosom memendek dan berpasangan (sinapsis). Pada tahap ini terjadi
proses-proses berikut.
a) Kromosom homolog saling tarik-menarik dan mulai
berpasangan (sinapsis). Suatu prosedur yang tetap dan terjadiantara kromomer dan
kromomer.
b) Peristiwa ini merupakan perbedaan yang jelas antara
meiosis dan mitosis. Pasangan kromosom homolog itu disebut bivalen.
c) Diduga kromosom homolog berdekatan satu dengan yang lain
selama interfase. Replikasi DNA terjadi selama interfase dan terbentuk
kromatid. Pada leptoten terbentuk serabut protein sebagai elemen lateral yang
kemudian melekat pada kromatid. Struktur ini disebut synaptinemal
kompleks. Ternyata elemen lateral ini saling menarik dan
melekatkan kromosom menjadi satu.
d) Sinapsis ini memungkinkan pertukaran bahan genetik dari
kromosom induk dan kromosom bapak.
·
Pakhiten
Tahap pakhiten merupakantahap akhir dari proses
berpasangan. Pada tahap ini terjadi prosesproses berikut.
a)
Kromosom makin pendek karena makin
berpilin.
b)
Masing-masing bivalen menjadi dua dan terlihat empat benang yang disebut tetrad.
c)
Terjadi pindah silang dengan pertukaran timbal balik antara bagian kromosom
homolog. Beberapa sintesis DNA tetap berlangsung yang mungkin ada hubungannya
dengan pindah silang
·
Diploten
Pada tahap diploten terjadi proses kromosom yang
berpasangan mulai memisah. Pada tahap ini terjadi proses-proses antara lain:
a) pemendekan kromosom
berlangsung terus;
b) mulai terjadi
pemisahan pasangan kromosom;
c)
bukti terjadinya pindah silang ialah pembentukan kiasma yang terlihat sebagai
bentuk silang dari lengan kromosom, pemisahan gen terdapat pada kromosom yang
sama;
d) synaptinemal
kompleks kemudian terlepas dari kromatid.
·
Diakinesis
Pada tahap diakinesis terjadi proses-proses berikut.
a) Pemendekan kromosom
mendekati maksimum.
b) Kiasmata mendekati
ujung dan jumlahnya makin berkurang.
c) Benang gelendong
mulai terbentuk dan selaput inti mulai hilang.
b.
Metaphase
I
Pada tahap metafase terjadi proses-proses berikut.
1)
Benang gelendong menjadi teratur dan beberapa benang melekat pada sentromer.
2)
Sentromer dari bivalen terdapat pada bidang metafase yang merupakan pasangan
kromosom, bukan merupakan kromosom tunggal seperti pada metafase dari mitosis.
3)
Berderetnya bivalen ini secara rambang, dalam hubungannya dengan kromosom yang
berasal dari pihak ayah dan pihak ibu. Pengaturan kromosom pada metafase ini
adalah akibat pengaruh genetik.
c.
Anafase
I
Pada tahap anafase I terjadi tahap-tahap berikut:
1)
Pemisahan kromosom homolog selesai kemudian kromosom bergerak ke arah kutub
yang berlawanan. Sentromer tidak membelah dan bagian kromosom yang tertukar
bergerak bersama di mana bagian itu baru saja melekat. Masing-masing kromosom
sekarang mempunyai dua kromatid.
2)
Pengaturan kromosom homolog dan perpindahannya ke arah kutub benang gelendong
ini secara kebetulan dan merupakan dasar hokum pemisahan bebas dan segresi dari
Mendel. Apabila gen dominan dan resesif pada satu pasang kromosom homolog
diberi simbol A dan a, maka gen-gen ini akan memisah ke kutub yang berlawanan. Apabila
gen dominan dan resesif pada satu pasang kromosom homolog lain diberi simbol B
dan b, maka kedua pasang gen itu akan memisah secara bebas.
d.
Telofase
I
Telofase merupakan tahap yang terjadi proses-proses
berikut.
1)
Telah terjadi reduksi jumlah kromosom (haploid). Masing-masing kromosom ini
terdiri dari dua kromatid.
2)
Tahap ini sangat berbeda-beda antara spesies satu dengan yang lain. Pada
beberapa sel tanaman terbentuk selaput inti dan nukleolus muncul kembali,
sedang pada yang lain tidak terbentuk selaput inti. Replikasi DNA tidak terjadi
lagi, tetapi sintesis protein dapat berlangsung terus.
2.
Pembelahan
Meiosis II
Apabila diamati di bawah mikroskop, pembelahan kedua
ini serupa dengan mitosis tetapi sebenarnya bukan mitosis. Tidak ada kromosom homolog,
kromatidnya mungkin bukan merupakan belahan dari kromosom yang sama karena
adanya pindah silang dan pertukaran bahan genetic antara kromatid dari kromosom
lain. Pembelahan kedua ini perlu untuk memisahkan kromatid ke dalam
gamet-gamet. Tahap pembelahan meiosis II terdiri atas tahap-tahap berikut:
a. Profase II
Pada tahap profase II terjadi proses-proses antara
lain:
1) kromosom menjadi
pendek dan tebal kemudian menjadi kelihatan lagi.
2) kromosom-kromoson
ini mulai bergerak ke bidang metafase.
b. Metafase II
Pada tahap metafase II ini terjadi proses-proses
antara lain:
1) Kromosom
kelihatan, terdiri atas dua kromatid
2) Penyebaran
kromatid ke arah kutub secara rambang
3) Sentromer
melekat pada benang gelendong
4) Sentromer
mulai membelah.
c. Anafase II
Pada tahap anafase II ini terjadi proses antara
lain:
1) Sentromer dari masing-masing kromosom telah
membelah dan kromatid telah memisah dan menjadi satu kromosom.
2) Kromosom
baru itu bergerak menuju kutub.
d. Telofase II
Pada tahap telofase II ini terjadi proses, antara
lain:
1)
Selaput inti terbentuk mengelilingi empat
hasil pembelahan.
2) Bentuk kromosom tidak jelas.
3)
Masing-masing inti mengandung satu anggota
dari pasangan kromosom, keadaan haploid.
4) Terjadi modifikasi sel lebih lanjut untuk menghasilkan
game.t
Tahapan
pembelahan meiosis
C.
GAMETOGENESIS
Gametogenesis merupakan
proses pembentukan sel-sel gamet di dalam tubuh makhluk hidup. Proses-proses
tersebut dapat terjadi pada makhluk hidup berikut:
1. Hewan
Proses spermatogenesis pada hewan meliputi dua
proses, yaitu:
a.
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah
proses pembentukan sel spermatozoa atau sel kimia jantan yang terjadi di dalam
testis, tepatnya pada tubulus seminiferus.Proses spermatogenesis berlangsung sebagai berikut.
Sel primordial sperma yang bersifat diploid (2n) di
dalam testis membelah secara mitosis berkali-kali dan akhirnya membentuk atau
menghasilkan empat sel spermatogonium diploid (2n). Sel spermatogonium mengalami
perkembangan dan membelah secara mitosis membentuk spermatosit primer (2n).
Kemudian spermatosit primer mengalami pembelahan secara meiosis I dan menghasilkan
dua buah spermatosit sekunder yang haploid (n). Setiap spermatosik sekunder akan
melanjutkan pembelahan secara meiosis II dan masing-masing menghasilkan dua
spermatosit sehingga pada akhir meiosis dua dihasilkan empat buah spermatosit.
Pada manusia dua spermatid mengandung 22 autosom + 1 kromosom X atau 22 AA + X
dan spermatid lainnya mengandung 22 autosom + 1 kromosom Y atau 22 AA + Y yang akan
digunakan dalam pewarisan jenis kelamin. Selanjutnya keempat spermatid akan
mengalami pematangan empat buah spermatozoa yang haploid (n). Setiap
spermatozoa mempunyai ekor untuk membantu pergerakan, mengandung akrosom yang
dapat menghasilkan enzim proteinase dan hiakironidase. Untuk menembus lapisan
pelindung sel telur, selama pertumbuhan dari spermatogonium sampai menjadi
spermatozoa dirawat dan dipelihara oleh sel sertoli untuk menghasilkan nutrisi
bagi spermatozoa dan sel leydig dalam menghasilkan hormon jantan yaitu hormon
testosteron. Proses pembentukan spermatozoa ini berlangsung mulai menginjak
dewasa dan berjalan secara terus-menerus.
Proses
spermatogenesis
b.
Oogenesis
Oogenesis adalah
proses pembentukan ovum atau sel telur yang terjadi di dalam ovarium oleh sel
folikel. Proses yang terjadi pada oogenesis adalah sebagai berikut.
Sel primordial ovum atau oogenesis yang bersifat
diploid (2n) membelah secara mitosis berkali-kali dan menjadi oosit primer
(2n). Oosit primer akan melakukan pembelahan meiosis I dan akan menjadi oosit
sekunder dan haploid (n) kemudian menjadi badan polar atau sel polosit sekunder
(n). Sedangkan sel polosit primer membelah menjadi dua buah sel polosit
sekunder (n).
Pada akhir oogenesis, ootid akan mengalami
pertumbuhan dan perkembangan menjadi sebuah ovum haploid (n) yang fungsional
dan 3 sel polosit sekunder akan mengalami degenerasi (pada manusia ovum
mengandung 22 autosom dan kromosom X atau 22AA + X).
Bagian luar ovum diselubungi oleh membran corona
radiate dan zona pelucida. Selama pertumbuhan dan perkembangannya, ovum diatur
oleh hormon wanita (estrogen dan progresteron). Oogenesis pada manusia berlangsung
sejak awal hingga dewasa dan berjalan sampai berumur 40 atau 50 tahun saja.
2. Tumbuhan Tingkat Tinggi
Proses gametogenesis pada tumbuhan tingkat tinggi
meliputi tahap-tahap berikut:
a. Mikrosporogenesis
Mikrosporogenesis adalah
proses pembentukan gamet jantan (sperma) yang berlangsung pada bunga yaitu di
dalam serbuk sari bagian dari kepala (antenna) yang di dalamnya terdapat
kantong serbuk sari atau mikrosporangium. Proses mikrosporogenesis berlangsung
sebagai berikut:
Sebuah
sel induk mikrospora diploid (mikrosporosit) dalam antenna membelah secara
meiosis I dan menghasilkan sepasang sel haploid. Pada meiosis II menghasilkan 4
mikrospora haploid (n) yang berkelompok membentuk tetrad. Setiap mikrospora
akan mengalami kariokinesis (pembelahan inti), sehingga menghasilkan 2 inti
yang haploid yaitu satu inti dinamakan inti saluran serbuk sari dan satu inti generatif.
Inti generatif membelah secara mitosis tanpa disertai sitokinesis dan
terbentuklah 2 inti sperma (n) dan inti serbuk sari tidak membelah. Dengan
demikian maka sebutir serbuk sari yang telah masak mengandung 3 inti yang
haploid, yaitu serbuk inti saluran serbuk sari dan 2 buah inti sperma.
b.
Megasporogenesis
Megasporogenesis adalah
proses pembentukan gamet betina (ovum) yang berlangsung dalam bakal buah
(ovarium) dan menghasilkan kandung lembaga. Proses megasporogenesis berlangsung
sebagai berikut. Sebuah sel induk megaspora diploid (megasporosit) dalam
ovarium mengalami meiosis I dan menghasilkan 2 sel diploid. Selanjutnya
mengalami meiosis II menghasilkan 4 megaspora haploid yang letaknya berderet
dan 3 megaspora mengalami degenerasi dan mati. Satu megaspora yang tersisa mengalami
pembelahan mitosis tiga kali berturut-turut tanpa diikuti sitokinesis
(pembelahan plasma) dan menjadi 8 inti megaspora (kandung lembaga muda) yang
haploid, kemudian 4 inti kelompok di kalaza (bagian antara bakal biji dan tangkai
biji) dan 4 inti berada di dekat mikrofil. Satu inti dari masing-masing
kelompok bergerak ke tengah dan menyatu membentuk inti kandung lembaga sekunder
(2n) sedangkan 3 inti yang berada pada kalaza dinamakan inti antipoda dan 3
inti yang berada di mikrofil berkembang menjadi 1 inti sel telur atau ovum (n)
yang di tengah dan 2 inti sinergid (n) yang di sampingnya maka pada kandung
lembaga masak terdapat:
1. 3 inti antipoda 3. 1 inti
ovum (n)
2. 2 inti sinergid (n) 4. 1
inti kandung lembaga sekunder (2n).
D. KETERKAITAN ANTARA
PEMBELAHAN MITOSIS DAN MEIOSIS DENGAN PEWARISAN
SIFAT
1.
Pewarisan
Sifat Melalui Pembelahan Mitosis
Pada saat sel membelah menjadi dua sel anak, maka
terjadi pula penggandaan kromosom yang membawa gen sehingga setiap sel anak
akan mendapatkan jumlah kromosom yang sama dan identik dengan sel induknya. Sehingga
dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Semua sifat induk
diwariskan pada kedua sel anaknya.
b. Setiap sel anak
memiliki sifat yang identik dengan sel induknya.
Proses pembelahan sel mitosis berlangsung di seluruh
sel-sel jaringan tubuh, kecuali pada sel kelamin, sehingga pewarisan sifat
seluruh sel-sel tubuh akan senantiasa sama atau identik dengan induknya. Contoh
nyata pembelahan mitosis yaitu pada cara-cara reproduksi vegetatif seperti
setek, cangkok, kultur jaringan, dan kloning.
2.
Pewarisan
Sifat Melalui Pembelahan Meiosis
Pembelahan meiosis terjadi pada sel kelamin dan
menghasilkan empat sel anak yang hanya mewarisi setengah jumlah sel kromosom
dari sel induknya. Jika sel induknya bersifat diploid (2n) maka sel anak akan
bersifat haploid (n).
Sel spermatozoa dan sel ovum (telur) adalah hasil
akhir dari proses pembentukan gamet (gametogenesis) melalui pembelahan meiosis,
maka sel spermatozoa dan sel ovum hanya mewarisi setengah dari sel kromosom induk.
Sel spermatozoa dan sel ovum sama-sama bersifat haploid dan jika terjadi
fertilisasi serta terbentuk zigot, maka zigot merupakan gabungan dari hasil dua
sel haploid atau menjadi sel yang diploid, sehingga dapat disimpulkan bahwa:
a. pewarisan sifat secara meiosis terjadi secara
generatif (perkawinan)
b.
zigot hasil fertilisasi memiliki setengah sifat dari induk jantan dan setengah sifat
dari induk betina.
Daur hidup merupakan proses-proses di mana suatu organisme
menghasilkan organisme lain sesamanya. Kromosom memegang peranan utama dan
penting dalam daur hidup. Organisme yang berkembang biak secara seksual memulai
kehidupannya dari satu sel yang terbentuk karena penggabungan dari dua sel
kelamin induk yang bersifat haploid. Sel gabungan atau zigot mempunyai susunan
kromosom diploid (2n) baru kemudian mulai pembelahan mitosis yang menghasilkan
pertumbuhan, perkembangan dan perbedaan-perbedaan serta sifat dari individu
dewasa, sedangkan yang mengalami meiosis adalah sel-sel kelamin dengan susunan kromosom
yang tereduksi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Pembelahan sel pada organisme eukariotik meliputi pembagian inti sel (kariokinesis)
dan pembagian sitoplasma sel (sitokinesis).
2. Tahap-tahap pembelahan
sel meliputi tahap mitosis dan meiosis.
3.
Pembelahan mitosis meliputi tahap-tahap, antara lain interfase, profase,
metafase, anafase, dan telofase.
4.
Pembelahan meiosis I meliputi tahap-tahap, antara lain profase I, metafase I,
anafase I, dan telofase I. Sedangkan pembelahan meiosis II meliputi
tahap-tahap, antara lain profase II, metafase II, anaphase II, dan telofase II.
5.
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di dalam
testis.
6.
Oogenesis adalah proses pembentukan ovum yang terjadi di dalam ovarium.
7.
Pembelahan meiosis bertujuan untuk mempertahankan agar sifat kromosom keturunan
sama dengan induknya.
8.
Pembelahan mitosis bertujuan untuk memperbanyak sel, regenerasi, dan
pertumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
B, Albert. 1994.
Biologi Molekul Sel Edisi Kedua. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Idun Kristinnah,
2009. Biologi 3 Makhluk Hidup dan
Lingkungan Untuk SMA/MA Kelas XII.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Kimball, John W. 1989. Biologi Jilid
1. Jakarta: Erlangga.
MAKALAH
BIOLOGI
UMUM
“PEMBELAHAN
SEL”
DI SUSUN OLEH:
HERIAWAN
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP)
HAMZANWADI SELONG 2011/2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar