Jumat, 25 Mei 2012


KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas kehendaknya kami dapat menyelesaikan makalah  Biologi Umum yang berjudul “ Pembelahan Selsebagai program pendidikan.
Shalawat dan salam tidak lupa kami haturkan kepada baginda  Nabi Besar Muhamma SAW yang telah membawa kita dari tidak berilmu samapai berilmu seperti sekarang ini ,sehingga kita dapat menuntut ilmu sesuai dengan panutan beliau .
Selanjutnya kami ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah ini ,karena dengan diberikan tugas ini ,pengetahuan dan wawasan kami bertambah ,walaupun didalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahannya namun dari kesalahan kami dapat memperbaiki diri dan menjadi lebih baik seperti yang di harapkan .
Semoga makalah ini dpat bermanfaat bagi kita semua terutama dalam menjalankan kewajiban kita sebagai umat islam , saran dan masukan dari semua pembaca mudah-mudahan dapat kami jadikaan sebagai dorongan untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan kami.

                                                                                                       Penulis,


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................        i          
DAFTAR ISI.....................................................................................        ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latarbelakang............................................................................           1
B.     Rumusan masalah .....................................................................           1
C.     Tujuan.........................................................................................         2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pembelahan Mitosis ......................................................................         3
B. Pembelahan Meiosis......................................................................        7
C. Gametogenesis ...............................................................................       14
D. Keterkaitan antara Pembelahan Mitosis dan Meiosis dengan
Pewarisan Sifat ................................................................................    17

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................         19
DAFTAR  PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Makhluk hidup berasal dari pembelahan sel-sel yang menyusun tubuhnya. Berawal dari satu sel, kemudian membelah menjadi banyak sel.  Bagi makhluk uniseluler, pembelahan  sel merupakan usaha untuk berkembangbiak. Bagi makhluk multiseluler, pembelahan sel merupakan proses yang berkaitan dengan pertumbuhan, perbaikan sel yang rusak, dan untuk perkembangbiakan.
Pembelahan sel hakikatnya, merupakan penggandaan materi genetika yaitu gen dan DNA yang terdapat dalam nucleus sehingga dihasilkan sel-sel anaka yang mengandung materi genetika yang sama. Sehingga pembelahan sel didahului oleh penggandaan (replikasi) materi genetika yang diikuti pembelahan kromosom. Pembelahan kromosom ini akan diikuti pembelahan inti sel dan selanjutnya pembelahan sel.
Pembelahan sel dibagi  2 yaitu: pembelahan secara langsung (amitosis atau biner) contohnya bakteri dan protozoa. Sedangkan pembelahan secara tidak langsung  (mitosis dan meiosis). Pembelahan mitosis terjadi pada  proses pertumbuhan sedangkan pembelahan meiosis terjadi pada proses pembentukan sel kelamin. Fase pembelahan sel meliputi profase, metafase, anafase, telofase, dan interfase.
B.     Rumusan Masalah
1.       Apa yang dimaksud dengan pembelahan sel?
2.      Bagaimana preses terjadinya pembelahan sel?
3.      Apa keterkaitan antara pembelahan mitosis dan meiosis dengan pewarisan sifat?


C.      Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian pembelahan sel.
2.      Untuk mengetahui proses terjadinya pembelahan sel.
3.      Untuk mengetahui keterkaitan antara pembelahan mitosis dan meiosis dengan pewarisan sifat.
















BAB II
PEMBAHASAN

Anak ayam baru menetas

Makhluk hidup berasal dari pembelahan sel-sel yang menyusun tubuhnya. Berawal dari satu sel, kemudian membelah menjadi banyak sel. Gambar tersebut memperlihatkan anak ayam yang baru menetas. Peristiwa itu menunjukkan hasil aktivitas pembelahan sel. Semula sel gamet hanya terdiri atas satu sel, kemudian akan mengalami proses gametogenesis dan menghasilkan zigot. Selanjutnya zigot terus akan membelah membentuk embrio dan akhirnya akan membentuk individu yang baru.
Individu baru yang terbentuk memiliki sifat-sifat seperti induknya. Hal ini disebabkan pada peristiwa pembelahan sel, sel induk memindahkan salinan informasi genetik yang terdapat di dalam kromosomnya kepada sel anakan sebagai generasi penerus sehingga dapat dikatakan bahwa pembelahan sel merupakan cara untuk menurunkan sifat-sifat induknya kepada anaknya.

A.    PEMBELAHAN MITOSIS
Melalui peristiwa pembelahan sel akan dihasilkan berbagai sifat makhluk hidup yang sesuai dengan induknya sehingga beberapa sifat makhluk hidup akan dapat dipertahankan oleh keturunannya. Melalui peristiwa ini pula makhluk hidup dapat tumbuh dan berkembang, sehingga bertambah jumlah dan ukurannya. Banyak sifat-sifat unggul dari tumbuhan dan hewan di Indonesia yang diwariskan dari induk kepada keturunannya, misalnya buah-buahan seperti mangga, durian, pisang, dan beberapa hewan seperti ayam, sapi, dan lain-lain. Semua itu dapat melengkapi kebutuhan kita.
Dalam bidang genetika, pembelahan mitosis merupakan proses yang menghasilkan dua sel anak yang identik. Pembelahan mitosis terjadi secara tidak langsung karena melalui tahap-tahap fase pembelahan, atau dikatakan sebagai pembelahan secara tidak langsung yang melibatkan benang-benang gelendong untuk mengatur tingkah laku kromosom.
Pembelahan mitosis mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti dari sel somatis secara berturut-turut. Pembelahan ini diawali dengan pembelahan inti (kariokinesis) dan dilanjutkan dengan pembelahan sitoplasma (sitokinesis). Pembelahan mitosis disebut juga pembelahan biasa yang memiliki ciri-ciri antara lain:
1.   Pembelahan berlangsung satu kali.
2.   Jumlah sel anak yang dihasilkan adalah dua buah.
3. jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom pada induknya, yaitu 2n (diploid).
4.   Sifat sel anak sama dengan sifat pada induknya.
5.  Terjadi pada sel tubuh (sel somatik) misalnya pada jaringan embrional  antara lain ujung akar, ujung batang, lingkaran cambium.
6.  Tujuan pembelahan mitosis adalah untuk memperbanyak sel-sel seperti pertumbuhan atau perbaikan sel yang rusak.
7. Melewati tahapan pembelahan yaitu interfase, profase, metafase, anafase, dan telofase, namun secara umum tahap-tahap tersebut akan kembali ke tahap semula sehingga membentuk suatu siklus sel.
Siklus sel meliputi fase-fase berikut.

1.      Fase Interfase
Fase interfase disebut juga fase istirahat karena tidak menampakkan tanda-tanda pembelahan. Pada fase ini terjadi peristiwa pertumbuhan dan pengumpulan energi yang besar untuk persiapan pembelahan sel. Proses interfase memerlukan waktu yang paling lama. Interfase dapat dibedakan menjadi tiga, antara lain:
a. fase pertumbuhan primer;
b. fase sintesis, pada fase ini terjadi sintesa DNA dan organel sel;
c. fase pertumbuhan sekunder;
Selama interfase, kromosom tidak kelihatan karena benang-benang kromatin tidak berpilin. Interaksi antara DNA, RNA, dan protein terjadi selama tahap-tahap tertentu dari interfase.

2.      Fase mitotik
Fase mitotik merupakan fase terjadinya replikasi kromosom. Fase ini meliputi, tahap-tahap berikut.

a.      Tahap Profase
Tahap profase pada mitosis akan terjadi proses-proses sebagai berikut.
1)  Kromosom mengerut dan menjadi tebal. Pemendekan ini terjadi akibat berpilinnya kromosom.
2) Terlihat dua sister kromatid dan kromosom tampak rangkap dua. Kromatid- kromatid dihubungkan oleh sentromer.
3)   Nukleolus menjadi kabur dan hilang pada akhir profase.
4)   Selaput inti mulai menghilang.
5)   Benang gelendong mulai terbentuk.
6)   Kromosom mulai bergerak ke tengah atau ekuator dari sel.

b.      Tahap Metafase
Pada tahap metafase ini terjadi proses-proses berikut:
1) Benang-benang gelendong menjadi jelas pada permulaan metafase dan teratur seperti kumparan. Benang-benang ini terdiri atas serabut protein halus yang terbuat dari mikrotubule yang sangat kecil. Pada banyak hewan dan tanaman tingkat rendah, benang gelendong ini dibentuk dalam hubungannya dengan sentriol (badan yang menandai kutub dari mekanisme benang gelendong). Benang gelendong ini penting untuk penyebaran kromosom secara teratur.
2) Masing-masing kromosom terletak berbaris pada bidang ekuator. Sentromer melekat pada benang gelendong. Beberapa benang gelendong mencapai kutub tanpa melekat pada sentromer.
3)  Sentromer membelah dan masing-masing kromatid menjadi kromosom tunggal.

c.       Tahap anafase
Tahap anafase pada pembelahan mitosis terjadi proses-proses berikut:
1) Dua sister kromatid (kromosom) bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Sentromernya tertarik karena kontraksi dari benang gelendong, selain itu mungkin ada gaya tolak menolak dari pembelahan sentromer itu.
2)   Terjadi penyebaran kromosom dan DNA yang seragam di dalam sel.
3)  Pada akhir anafase sekat sel mulai terbentuk dekat bidang ekuator.   Tahap anafase ini merupakan fase yang terpendek dari fase-fase mitotik.

d.      Tahap Telofase
Pada tahap telofase terjadi proses-proses antara lain:
1)  Benang-benang gelendong itu hilang.
2)  Selaput inti dan nukleolus terbentuk kembali.
3)  Struktur kromosom istirahat dan dianggap proses selesai.
4) Sekat sel terbentuk kembali dan sel membelah menjadi dua sel anak, terjadi sitokinesis (pembelahan sitoplasma), semua benda-benda dalam sitoplasma membelah dan pindah ke dalam sel anak, sel batu itu mempunyai sifat kenampakan seperti interfase.

Stadium mitosis

B.     PEMBELAHAN MEIOSIS
Jenis kelamin manusia di dunia ini ada dua, yaitu laki-laki dan wanita. Pada waktu terjadi pertumbuhannya, ayah memberikan setengah dari sel kelaminnya dan ibu juga setengah dari sel kelaminnya, sehingga kita mewarisi masing-masing sel setengah dari sel kelamin dari orang tua kita. Pembelahan meiosis disebut juga dengan pembelahan reduksi karena pada pembelahan ini terjadi pengurangan jumlah kromosom menjadi separuhnya. Pembelahan meiosis ini memiliki sifat-sifat berikut:

1.      Pembelahan berlangsung dua kali.
2.      Jumlah sel anak yang dihasilkan adalah 4 buah.
3.      Jumlah kromosom sel anak adalah setengah dari jumlah kromosom induk, yaitu n (haploid).
4.      Sifat sel anak berbeda dengan sel induknya.
5.      Terjadi pada sel kelamin (sel gamet).
6.      Tujuan pembelahan meiosis yaitu agar generasi berikutnya mempunyai jumlah kromoson tetap.
Pembelahan meiosis meliputi tahapan-tahapan berikut:

1.      Proses Pembelahan Meiosis I
Pada proses pembelahan meiosis I terjadi beberapa tahap, yaitu sebagai berikut:

a.      Propase I
Pada tahap ini terjadi lima proses, yaitu:
·         Leptoten
Leptoten merupakan tahap pengumpulan kromosom. Pada tahap ini terjadi proses-proses berikut.
a)  Kromonemata merenggang dan kelihatan sebagai benang-benang halus. Kromomernya menjadi kelihatan dan serabutnya mungkin telah mengganda    tetapi tidak kelihatan. Biasanya nukleolus dan selaput inti masih ada.
b)  Filamen protein mulai terbentuk secara lateral dan kemudian melekat pada sentromer.

·         Zigoten
Zigoten merupakan tahap kromosom memendek dan berpasangan (sinapsis). Pada tahap ini terjadi proses-proses berikut.
a) Kromosom homolog saling tarik-menarik dan mulai berpasangan (sinapsis). Suatu prosedur yang tetap dan terjadiantara kromomer dan kromomer.
b) Peristiwa ini merupakan perbedaan yang jelas antara meiosis dan mitosis. Pasangan kromosom homolog itu disebut  bivalen.
c) Diduga kromosom homolog berdekatan satu dengan yang lain selama interfase. Replikasi DNA terjadi selama interfase dan terbentuk kromatid. Pada leptoten terbentuk serabut protein sebagai elemen lateral yang kemudian melekat pada kromatid. Struktur ini disebut  synaptinemal kompleks. Ternyata elemen lateral ini saling menarik dan melekatkan kromosom menjadi satu.
d)  Sinapsis ini memungkinkan pertukaran bahan genetik dari kromosom  induk dan kromosom bapak.

·          Pakhiten
Tahap pakhiten merupakantahap akhir dari proses berpasangan. Pada tahap ini terjadi prosesproses berikut.
a)  Kromosom makin pendek karena makin berpilin.
b) Masing-masing bivalen menjadi dua dan terlihat empat benang yang disebut tetrad.
c) Terjadi pindah silang dengan pertukaran timbal balik antara bagian kromosom homolog. Beberapa sintesis DNA tetap berlangsung yang mungkin ada hubungannya dengan pindah silang

·         Diploten
Pada tahap diploten terjadi proses kromosom yang berpasangan mulai memisah. Pada tahap ini terjadi proses-proses antara lain:
a) pemendekan kromosom berlangsung terus;
b) mulai terjadi pemisahan pasangan kromosom;
c) bukti terjadinya pindah silang ialah pembentukan kiasma yang terlihat sebagai bentuk silang dari lengan kromosom, pemisahan gen terdapat pada kromosom yang sama;
d) synaptinemal kompleks kemudian terlepas dari kromatid.

·         Diakinesis
Pada tahap diakinesis terjadi proses-proses berikut.
a) Pemendekan kromosom mendekati maksimum.
b) Kiasmata mendekati ujung dan jumlahnya makin berkurang.
c) Benang gelendong mulai terbentuk dan selaput inti mulai hilang.
b.      Metaphase I
Pada tahap metafase terjadi proses-proses berikut.
1) Benang gelendong menjadi teratur dan beberapa benang melekat pada sentromer.
2) Sentromer dari bivalen terdapat pada bidang metafase yang merupakan pasangan kromosom, bukan merupakan kromosom tunggal seperti pada metafase dari mitosis.
3) Berderetnya bivalen ini secara rambang, dalam hubungannya dengan kromosom yang berasal dari pihak ayah dan pihak ibu. Pengaturan kromosom pada metafase ini adalah akibat pengaruh genetik.

c.       Anafase I
Pada tahap anafase I terjadi tahap-tahap berikut:
1) Pemisahan kromosom homolog selesai kemudian kromosom bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Sentromer tidak membelah dan bagian kromosom yang tertukar bergerak bersama di mana bagian itu baru saja melekat. Masing-masing kromosom sekarang mempunyai dua kromatid.
2) Pengaturan kromosom homolog dan perpindahannya ke arah kutub benang gelendong ini secara kebetulan dan merupakan dasar hokum pemisahan bebas dan segresi dari Mendel. Apabila gen dominan dan resesif pada satu pasang kromosom homolog diberi simbol A dan a, maka gen-gen ini akan memisah ke kutub yang berlawanan. Apabila gen dominan dan resesif pada satu pasang kromosom homolog lain diberi simbol B dan b, maka kedua pasang gen itu akan memisah secara bebas.

d.      Telofase I
Telofase merupakan tahap yang terjadi proses-proses berikut.
1) Telah terjadi reduksi jumlah kromosom (haploid). Masing-masing kromosom ini terdiri dari dua kromatid.
2) Tahap ini sangat berbeda-beda antara spesies satu dengan yang lain. Pada beberapa sel tanaman terbentuk selaput inti dan nukleolus muncul kembali, sedang pada yang lain tidak terbentuk selaput inti. Replikasi DNA tidak terjadi lagi, tetapi sintesis protein dapat berlangsung terus.

2.      Pembelahan Meiosis  II
Apabila diamati di bawah mikroskop, pembelahan kedua ini serupa dengan mitosis tetapi sebenarnya bukan mitosis. Tidak ada kromosom homolog, kromatidnya mungkin bukan merupakan belahan dari kromosom yang sama karena adanya pindah silang dan pertukaran bahan genetic antara kromatid dari kromosom lain. Pembelahan kedua ini perlu untuk memisahkan kromatid ke dalam gamet-gamet. Tahap pembelahan meiosis II terdiri atas tahap-tahap berikut:

a.      Profase II
Pada tahap profase II terjadi proses-proses antara lain:
1) kromosom menjadi pendek dan tebal kemudian menjadi kelihatan lagi.
2) kromosom-kromoson ini mulai bergerak ke bidang metafase.
b.      Metafase II
Pada tahap metafase II ini terjadi proses-proses antara lain:
1)      Kromosom kelihatan, terdiri atas dua kromatid
2)   Penyebaran kromatid ke arah kutub secara rambang
3)   Sentromer melekat pada benang gelendong
4)   Sentromer mulai membelah.
c.       Anafase II
Pada tahap anafase II ini terjadi proses antara lain:
1)  Sentromer dari masing-masing kromosom telah membelah dan kromatid telah memisah dan menjadi satu kromosom.
2)      Kromosom baru itu bergerak menuju kutub.

d.      Telofase II
Pada tahap telofase II ini terjadi proses, antara lain:
1)   Selaput inti terbentuk mengelilingi empat hasil pembelahan.
2)   Bentuk kromosom tidak jelas.
3)   Masing-masing inti mengandung satu anggota dari pasangan kromosom, keadaan haploid.
4)   Terjadi modifikasi sel lebih lanjut untuk menghasilkan game.t

s
Tahapan pembelahan meiosis

C. GAMETOGENESIS
Gametogenesis merupakan proses pembentukan sel-sel gamet di dalam tubuh makhluk hidup. Proses-proses tersebut dapat terjadi pada makhluk hidup berikut:

1.      Hewan
Proses spermatogenesis pada hewan meliputi dua proses, yaitu:

a.      Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa atau sel kimia jantan yang terjadi di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus.Proses  spermatogenesis berlangsung sebagai berikut.

Sel primordial sperma yang bersifat diploid (2n) di dalam testis membelah secara mitosis berkali-kali dan akhirnya membentuk atau menghasilkan empat sel spermatogonium diploid (2n). Sel spermatogonium mengalami perkembangan dan membelah secara mitosis membentuk spermatosit primer (2n). Kemudian spermatosit primer mengalami pembelahan secara meiosis I dan menghasilkan dua buah spermatosit sekunder yang haploid (n). Setiap spermatosik sekunder akan melanjutkan pembelahan secara meiosis II dan masing-masing menghasilkan dua spermatosit sehingga pada akhir meiosis dua dihasilkan empat buah spermatosit. Pada manusia dua spermatid mengandung 22 autosom + 1 kromosom X atau 22 AA + X dan spermatid lainnya mengandung 22 autosom + 1 kromosom Y atau 22 AA + Y yang akan digunakan dalam pewarisan jenis kelamin. Selanjutnya keempat spermatid akan mengalami pematangan empat buah spermatozoa yang haploid (n). Setiap spermatozoa mempunyai ekor untuk membantu pergerakan, mengandung akrosom yang dapat menghasilkan enzim proteinase dan hiakironidase. Untuk menembus lapisan pelindung sel telur, selama pertumbuhan dari spermatogonium sampai menjadi spermatozoa dirawat dan dipelihara oleh sel sertoli untuk menghasilkan nutrisi bagi spermatozoa dan sel leydig dalam menghasilkan hormon jantan yaitu hormon testosteron. Proses pembentukan spermatozoa ini berlangsung mulai menginjak dewasa dan berjalan secara terus-menerus.
Proses spermatogenesis

b.      Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan ovum atau sel telur yang terjadi di dalam ovarium oleh sel folikel. Proses yang terjadi pada oogenesis adalah sebagai berikut.
Sel primordial ovum atau oogenesis yang bersifat diploid (2n) membelah secara mitosis berkali-kali dan menjadi oosit primer (2n). Oosit primer akan melakukan pembelahan meiosis I dan akan menjadi oosit sekunder dan haploid (n) kemudian menjadi badan polar atau sel polosit sekunder (n). Sedangkan sel polosit primer membelah menjadi dua buah sel polosit sekunder (n).
Pada akhir oogenesis, ootid akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan menjadi sebuah ovum haploid (n) yang fungsional dan 3 sel polosit sekunder akan mengalami degenerasi (pada manusia ovum mengandung 22 autosom dan kromosom X atau 22AA + X).
Bagian luar ovum diselubungi oleh membran corona radiate dan zona pelucida. Selama pertumbuhan dan perkembangannya, ovum diatur oleh hormon wanita (estrogen dan progresteron). Oogenesis pada manusia berlangsung sejak awal hingga dewasa dan berjalan sampai berumur 40 atau 50 tahun saja.
2.      Tumbuhan Tingkat Tinggi
Proses gametogenesis pada tumbuhan tingkat tinggi meliputi tahap-tahap berikut:
a.      Mikrosporogenesis
Mikrosporogenesis adalah proses pembentukan gamet jantan (sperma) yang berlangsung pada bunga yaitu di dalam serbuk sari bagian dari kepala (antenna) yang di dalamnya terdapat kantong serbuk sari atau mikrosporangium. Proses mikrosporogenesis berlangsung sebagai berikut:
Sebuah sel induk mikrospora diploid (mikrosporosit) dalam antenna membelah secara meiosis I dan menghasilkan sepasang sel haploid. Pada meiosis II menghasilkan 4 mikrospora haploid (n) yang berkelompok membentuk tetrad. Setiap mikrospora akan mengalami kariokinesis (pembelahan inti), sehingga menghasilkan 2 inti yang haploid yaitu satu inti dinamakan inti saluran serbuk sari dan satu inti generatif. Inti generatif membelah secara mitosis tanpa disertai sitokinesis dan terbentuklah 2 inti sperma (n) dan inti serbuk sari tidak membelah. Dengan demikian maka sebutir serbuk sari yang telah masak mengandung 3 inti yang haploid, yaitu serbuk inti saluran serbuk sari dan 2 buah inti sperma.
b.      Megasporogenesis
Megasporogenesis adalah proses pembentukan gamet betina (ovum) yang berlangsung dalam bakal buah (ovarium) dan menghasilkan kandung lembaga. Proses megasporogenesis berlangsung sebagai berikut. Sebuah sel induk megaspora diploid (megasporosit) dalam ovarium mengalami meiosis I dan menghasilkan 2 sel diploid. Selanjutnya mengalami meiosis II menghasilkan 4 megaspora haploid yang letaknya berderet dan 3 megaspora mengalami degenerasi dan mati. Satu megaspora yang tersisa mengalami pembelahan mitosis tiga kali berturut-turut tanpa diikuti sitokinesis (pembelahan plasma) dan menjadi 8 inti megaspora (kandung lembaga muda) yang haploid, kemudian 4 inti kelompok di kalaza (bagian antara bakal biji dan tangkai biji) dan 4 inti berada di dekat mikrofil. Satu inti dari masing-masing kelompok bergerak ke tengah dan menyatu membentuk inti kandung lembaga sekunder (2n) sedangkan 3 inti yang berada pada kalaza dinamakan inti antipoda dan 3 inti yang berada di mikrofil berkembang menjadi 1 inti sel telur atau ovum (n) yang di tengah dan 2 inti sinergid (n) yang di sampingnya maka pada kandung lembaga masak terdapat:
1.  3 inti antipoda                    3.  1 inti ovum (n)
2.  2 inti sinergid (n)                4.  1 inti kandung lembaga sekunder (2n).


D. KETERKAITAN ANTARA PEMBELAHAN MITOSIS DAN MEIOSIS DENGAN PEWARISAN  SIFAT

1.      Pewarisan Sifat Melalui Pembelahan Mitosis

Pada saat sel membelah menjadi dua sel anak, maka terjadi pula penggandaan kromosom yang membawa gen sehingga setiap sel anak akan mendapatkan jumlah kromosom yang sama dan identik dengan sel induknya. Sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Semua sifat induk diwariskan pada kedua sel anaknya.
b. Setiap sel anak memiliki sifat yang identik dengan sel induknya.
Proses pembelahan sel mitosis berlangsung di seluruh sel-sel jaringan tubuh, kecuali pada sel kelamin, sehingga pewarisan sifat seluruh sel-sel tubuh akan senantiasa sama atau identik dengan induknya. Contoh nyata pembelahan mitosis yaitu pada cara-cara reproduksi vegetatif seperti setek, cangkok, kultur jaringan, dan kloning.

2.      Pewarisan Sifat Melalui Pembelahan Meiosis

Pembelahan meiosis terjadi pada sel kelamin dan menghasilkan empat sel anak yang hanya mewarisi setengah jumlah sel kromosom dari sel induknya. Jika sel induknya bersifat diploid (2n) maka sel anak akan bersifat haploid (n).

Sel spermatozoa dan sel ovum (telur) adalah hasil akhir dari proses pembentukan gamet (gametogenesis) melalui pembelahan meiosis, maka sel spermatozoa dan sel ovum hanya mewarisi setengah dari sel kromosom induk. Sel spermatozoa dan sel ovum sama-sama bersifat haploid dan jika terjadi fertilisasi serta terbentuk zigot, maka zigot merupakan gabungan dari hasil dua sel haploid atau menjadi sel yang diploid, sehingga dapat disimpulkan bahwa:
a.  pewarisan sifat secara meiosis terjadi secara generatif (perkawinan)
b. zigot hasil fertilisasi memiliki setengah sifat dari induk jantan dan setengah sifat dari induk betina.
Daur hidup merupakan proses-proses di mana suatu organisme menghasilkan organisme lain sesamanya. Kromosom memegang peranan utama dan penting dalam daur hidup. Organisme yang berkembang biak secara seksual memulai kehidupannya dari satu sel yang terbentuk karena penggabungan dari dua sel kelamin induk yang bersifat haploid. Sel gabungan atau zigot mempunyai susunan kromosom diploid (2n) baru kemudian mulai pembelahan mitosis yang menghasilkan pertumbuhan, perkembangan dan perbedaan-perbedaan serta sifat dari individu dewasa, sedangkan yang mengalami meiosis adalah sel-sel kelamin dengan susunan kromosom yang tereduksi.













BAB III
PENUTUP

    Kesimpulan
1. Pembelahan sel pada organisme eukariotik meliputi pembagian inti sel (kariokinesis) dan pembagian sitoplasma sel (sitokinesis).
2. Tahap-tahap pembelahan sel meliputi tahap mitosis dan meiosis.
3. Pembelahan mitosis meliputi tahap-tahap, antara lain interfase, profase, metafase, anafase, dan telofase.
4. Pembelahan meiosis I meliputi tahap-tahap, antara lain profase I, metafase I, anafase I, dan telofase I. Sedangkan pembelahan meiosis II meliputi tahap-tahap, antara lain profase II, metafase II, anaphase II, dan telofase II.
5. Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa yang terjadi di dalam testis.
6. Oogenesis adalah proses pembentukan ovum yang terjadi di dalam ovarium.
7. Pembelahan meiosis bertujuan untuk mempertahankan agar sifat kromosom keturunan sama dengan induknya.
8. Pembelahan mitosis bertujuan untuk memperbanyak sel, regenerasi, dan pertumbuhan.







DAFTAR PUSTAKA
B, Albert. 1994. Biologi Molekul Sel Edisi Kedua. Jakarta: PT Gramedia   Pustaka Utama.

Idun Kristinnah, 2009. Biologi 3 Makhluk Hidup dan Lingkungan Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Kimball, John W. 1989. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.


 

MAKALAH
BIOLOGI UMUM
“PEMBELAHAN SEL”
 






                                                                                                                             
DI SUSUN OLEH:
HERIAWAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN  ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) HAMZANWADI SELONG 2011/2012




Tidak ada komentar:

Posting Komentar