Minggu, 14 Oktober 2012

metamorfosis dan kelainan pada perkembangan manusia


1.Metamorfosis

Kata metamorfosis berasal dari bahasa Yunani, yaitu meta yang berarti "sekitar, di antara, setelah", morphe yang berarti "bentuk", dan osis yang bisa diartikan "bagian dari". Jadi, metamorfosis boleh kalian artikan proses pertumbuhan fisik atau biologis hewan yang memengaruhi bentuk atau struktur tubuhnya.
Proses tersebut dimulai sejak hewan tersebut dilahirkan (menetas) sampai hewan memiliki tubuh yang standar untuk dikatakan sebagai hewan dewasa.
Metamorfosis terjadi pada serangga dan amfibi.Proses metamorfosis melibatkan perubahan bentuk atau struktur melalui beberapa tahap pertumbuhan sel dan differensiasi sel. Metamorfosis ini dibagi menjadi dua tipe, yaitu:
a. Metamorfosis Sempurna
Metamorfosis sempurna ditandai dengan ada nya fase yang disebut pupa atau kepompong. Bentuk larva dengan serangga dewasa jauh berbeda. Kupu-kupu mengalami tahapan yang panjang sebelum menjadi kupu-kupu dewasa. Pertama kali, kupu-kupu akan bertelur. Telur kupu-kupu biasanya diletakkan di dedaunan. Telur kemudian menjadi ulat. Tahap berikutnya ulat akan berubah menjadi kepompong (pupa) dan akhirnya menjadi kupu-kupu dewasa. Se ekor hewan mengalami metamorfosis sempurna jika selama daur hidup nya  terjadi perubahan bentuk yang nyata  antara hewan muda dan hewan dewasa nya.Tahapan dalam metamorfosis sempurna adalah sebagai berikut.
telur >>  larva >> pupa (kepompong) >> dewasa (imago)
b. Metamorfosis Tidak Sempurna (Hemimetabola)
Serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, bentuk serangga yang baru menetas (nimfa) tidak jauh berbeda dengan bentuk serangga dewasa (imago). Perbedaan yang mencolok adalah nimfa tidak memiliki sayap. Sayap akan tumbuh secara bertahap sehingga menyerupai bentuk dewasa. Secara umum nimfa dan serangga dewasa memiliki sifat yang sama. Contohnya pada jangkrik dan belalang. Urutan daur hidup serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah sebagai berikut.telur >> nimfa >> dewasa (imago)

Tabel Perbedaan Metamorfosis Sempurna dan Metamorfosis Tidak Sempurna

No
Fase
Metamorfosis sempurna
Metamorfosis tidak sempurna
1
Contoh
Kupu-kupu
Belalang
2.
Masa
Tipe mulut ulat: menggigit; makanannya: daun-daunan; tidak bersayap; jumlah kaki banyak
Tipe mulut belalang: menggigit; makanannya: daun-daunan; tidak bersayap; jumlah kaki tiga pasang
 3.
Sebutan
Larva; berbeda sifat dengan bentuk dewasanya
Nimfa; mempunyai banyak persamaan dengan bentuk dewasanya
4.
Pupa
Ada
Tidak ada
5.
Masa dewasa
Tipe mulut kupu-kupu: mengisap; makanannya: sari bunga; bersayap; jumlah kaki tiga pasang
Tipe mulut belalang: menggigit; makanannya: daun-daunan; bersayap; jumlah kaki tiga pasang.

2. Metamorfosis pada Katak
Katak merupakan amfibi, yaitu memiliki dua alam kehidupan, air dan darat. Katak bertumbuh diawali dengan pembuahan ovum oleh sperma. Ovum lalu membentuk zigot. Pembuahan ini terjadi diluar tubuh betina (fertilisasi eksternal), yaitu di air. Zigot menjadi embrio dalam beberapa tahap yaitu morula, blastula, dan gastrula. Morula terbentuk 3-7 jam setelah pembuahan, blastula 18 jam setelah pembuahan, dan gastrula 34 jam setelah pembuahan. Setelah kurang lebih 84 jam tampak ekor. Beberapa hari kemudian, embrio menetas menjadi larva, berudu (kecebong). Semula berudu memiliki insang luar, setelah 9 hari berganti dengan insang dalam. Sesudah kira-kira 12 hari terbentuklah tutup insang, dan setelah kira-kira 2-3 bulan mulai tampaklah tungkai belakang. Berudu hidup di lingkungan air dan bersifat Herbivora (makan tumbuhan). Setelah kurang lebih 3 bulan(tergantung spesies), berudu mengalami metamorfosis. Perkembangan paru-paru, memendeknya usus, kemunduran insang, dan akhirnya menjadi katak. Katak hidup di darat dan bersifat insektivora (makan serangga). Setelah berumur 1 tahun atau lebih, katak  menjadi katak dewasa dan sudah berreproduksi.

Proses Metamorfosis Ulat Menjadi Kupu-Kupu

Bahwa kupu-kupu telah berada di Bumi ini setidaknya sejak 40-50 juta tahun yang lalu. Meskipun begitu, masih banyak hal dalam diri kupu-kupu yang belum dipahami sepenuhnya dan menjadi misteri. Yang kita tahu dengan pasti, siklus hidup kupu-kupu yang lengkap terdiri dari empat tahap yang meliputi telur, larva (ulat), pupa (kepompong), dan akhirnya kupu-kupu dewasa. Dan ternyata, dalam setiap tahapan kehidupan hewan ini, terdapat kisah menarik tersendiri yang sayang untuk kita lewatkan. Berikut berbagai hal sampaikan proses yang terjadi ketika ulat bermetamorfosis untuk menjadi kupu-kupu.
Telur
Hal menarik pada binatang yang satu ini sudah langsung dapat kita jumpai ketika mereka masih berupa telur. Kupu-kupu akan tertarik pada jenis tanaman tertentu, dan kupu-kupu betina akan bertelur pada jenis tanaman dimana ulat akan makan. Telur kupu-kupu biasanya akan dilekatkan ke bagian bawah daun dengan zat yang berfungsi sebagai semacam lem yang sangat kuat. Sampai saat ini, tidak diketahui bagaimana struktur dan bahan kimia apa yang membentuk lem tersebut. Tetapi lem ini bekerja dengan sangat baik, bahkan ikatan telur dan daun yang dibentuk oleh lem ini jauh lebih kuat dibanding telur dan daun itu sendiri. Tahapan telur ini dapat berlangsung dari beberapa minggu, sampai beberapa bulan, sebelum akhirnya menetas dan menjadi larva.
Larva (Ulat)
Larva atau ulat akan menetas dari telur sekitar enam hari kemudian. Makhluk-makhluk kecil ini sangat rakus dan dengan cepat mulai menggerogoti setiap daun yang dilihatnya. Pada masa ini, pertumbuhan ulat sangat luar biasa cepat, sehingga ia akan berganti kulit beberapa kali untuk menyesuaikan tubuhnya yang menjadi berukuran lebih besar. Pada akhir siklus ini, ulat akan memiliki panjang sekitar 5 cm. Ulat lalu akan mengeluarkan hormon-hormon tertentu, yang berarti tiba saatnya untuk ulat tersebut melanjutkan hidupnya ke tahapan selanjutnya yaitu berubah menjadi kepompong.
Pupa (Kepompong)
Ulat kemudian akan membentuk sebuah cangkang kecil yang biasa kita sebut dengan kepompong. Kepompong dapat dibuat oleh ulat dari dua buah daun yang dibungkus benang sutra atau kepompong yang sepenuhnya dibuat dari benang sutra. Di dalam pupa atau kepompong ini, ulat lalu akan memulai proses yang menakjubkan untuk berubah menjadi kupu-kupu dewasa. Tahap ini rata-rata akan berlangsung selama dua belas hari.
Pada tahap ini, ulat mulai melepaskan enzim yang akan mencerna hampir semua bagian tubuhnya sendiri. Sehingga, yang tersisa di dalam kepompong hanya berupa semacam cairan yang sangat kaya akan nutrisi yang berguna untuk perkembangan menjadi kupu-kupu. Pada tahap kehidupan ini, ada beberapa fakta menarik yang berhasil diketahui melalui penelitian yang dilakukan di Georgetown University. Penelitian tersebut menemukan bahwa kupu-kupu masih memiliki setidaknya beberapa dari ingatan yang mereka miliki ketika mereka masih berwujud ulat.

Entah bagaimana, neuron yang menyimpan memori ulat dapat berhasil selamat dari proses pencernaan enzim yang mencerna hampir seluruh tubuh ulat. Selain itu, bagaimana neuron ini selanjutnya dimasukkan ke dalam otak kupu-kupu yang berukuran lebih besar dan lebih kompleks dibanding otak ulat masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Selain neuron, ada juga bagian tubuh ulat lainnya yang berhasil selamat dari proses "penghancuran diri" yang dilakukan oleh ulat, yaitu beberapa sel embrio khusus yang dimilikinya.
Sel embrio ini sudah ada sejak awal kehidupan ulat, tetapi mereka akan berhenti tumbuh pada titik tertentu dalam perkembangan ulat dan hanya mulai tubuh lagi bila telah waktunya bagi ulat untuk berubah menjadi kupu-kupu. Setelah waktu tersebut tiba, sel embrio akan menggunakan nutrisi yang berasal dari bagian tubuh ulat yang dicerna dan kemudian membentuk bagian-bagian dari tubuh kupu-kupu. Sel embrio ini juga terdiri dari beberapa jenis yang berbeda, dan sel embrio yang berbeda akan membentuk jaringan tubuh yang berbeda pula. Sebagai contoh, ada sel embrio yang akan membentuk kaki, antena, sayap, organ kupu-kupu dan lain-lain.
Proses metamorfosis dari ulat menjadi kupu-kupu ini membutuhkan jumlah energi yang sangat besar. Hal ini dibuktikan oleh fakta bahwa berat kupu-kupu dewasa ketika pertama kali muncul hanya sekitar setengah dari berat waktu sekitar 3 hari setelah kepompong terbentuk.
Kupu-Kupu
Setelah proses metamorfosis selesai, kupu-kupu akan menggunakan cairan khusus yang diformulasikan untuk melunakkan kepompong. Kepompong yang melunak akan terlihat transparan, ketika kepompong telah melunak, mereka menggunakan cakar tajam mereka untuk merobek kepompong dan keluar dari sana. Setelah mereka keluar, mereka akan memulai proses pengembangan, pengerasan dan pengeringan sayap mereka dan menyesuaikan diri dengan tubuh baru mereka. Proses ini dapat berlangsung beberapa jam dan saat ini adalah saat ketika kupu-kupu sangat rentan karena mereka tidak dapat terbang dan sama sekali tidak memiliki bentuk pertahanan apa pun.
METAMORFOSIS BELALANG
Belalang adalah hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis tidak sempurna adalah metamorfosis yang hanya memiliki 3 tahap, yaitu telur, nimfa, dan imago (dewasa). Dimana tampilan fisik antara nimfa dan imago tidak jauh berbeda. Contoh serangga lain yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah wereng, jangkrik dan kecoa.
Sedangkan metamorfosis sempurna adalah metamorfosis yang memiliki 4 tahap, yaitu telur, nimfa, pupa, dan imago. Tahap yang membedakan metamorfosis tidak sempurna dengan metamorfosis sempurna adalah tahap pupa (kepompong). Perbedaan lainnya adalah tampilan fisik nimfa dan imago serangga yang mengalami metamorfosis sempurna sangat berbeda.
2.Kelainan kelainan pada perkembangan manusia
Adapun kelainan kelainan pada perkembangan manusia adalah sebagai berikut:
A.HYDROCEPHALUS    
1.      Pengertian
Istilah hydrocephalus diperoleh dari kata-kata Yunani “hydro” berarti air dan “cephalus” berarti kepala. Jadi Hydrocephalus adalah kondisi dimana karakteristik utama adalah akumulasi cairan yang berlebihan dalam otak. Meskipun hydrocephalus pernah sekali dikenal sebagai air di otak, “air” sebenarnya adalah cairan cerebrospinal atau cerebrospinal fluid (CSF) – cairan bening yang mengelilingi otak dan sumsum tulang (spinal cord). membahyakan pada jaringan-jaringan otak.
2.      Penyebab Hydrocephalus
1.      kelainan-kelainan genetik yang diturunkan (seperti kerusakan genetik menyebabkan aqueductal stenosis) atau penyakit-penyakit perkembangan (seperti yang berhubungan dengan kerusakan-kerusakan tabung neural termasuk spina bifida
2.      komplikasi-komplikasi dari kelahiran premature seperti intraventricular hemorrhage, penyakit-penyakit seperti meningitis, tumor-tumor, luka kepala traumatic, atau subarachnoid hemorrhage, yang menghalangi jalan keluar dari CSF dari ventricles ke cisterns atau mengeliminasi jalan-jalan lintasan untuk CSF kedalam cisterns.
3.      Gejala-gejala dari hydrocephalus bervariasi dengan umur, kemajuan penyakit, dan perbedaan-perbedaan individu dalam toleransi pada kondisi.
4.      Pada masa kanak-kanak, indikasi yang paling jelas dari hydrocephalus adalah seringkali peningkatan yang cepat dalam lingkar kepala atau ukuran kepala yang besarnya tidak biasa.
5.      Gejala-gejala lain mungkin termasuk muntah, ngantuk, sifat lekas marah, penyimpangan yang menurun dari mata-mata (juga disebut “sunsetting”), dan seizures.
6.      Anak-anak yang lebih tua dan kaum dewasa mungkin mengalami gejala-gejala yang berbeda karena tengkorak-tengkorak mereka tidak dapat meluas untuk mengakomodasi penumbuhan dari CSF.
7.       Gejala-gejala mungkin termasuk sakit kepala diikuti oleh mual, muntah, papilledema (pembengkakan dari cakram optik yang adalah bagian dari syaraf optik),
8.       penglihatan yang kabur atau double, sunsetting dari mata-mata, persoalan-persoalan dengan keseimbangan, koordinasi yang buruk, gangguan gaya berjalan, tidak dapat menahan buang air kecil, kemajuan perkembangan yang melambat atau kehilangan, kelesuan, keadaan mengantuk, mudah lekas marah, atau perubahan-perubahan lain pada kepribadian atau kesadaran termasuk kehilangan memori


3.      Gejala-Gejala Dari Hydrocephalus
Anensefalus adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan otak tidak terbentuk. Anensefalus adalah suatu kelainan tabung saraf (suatu kelainan yang terjadi pada awal perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk otak dan korda spinalis).
Faktor-faktor resiko anencephalus
faktor resiko terjadinya anensefalus adalah:
1.      Riwayat anensefalus pada kehamilan sebelumnya
2.      Kadar asam folat yang rendah.
3.      Resiko terjadinya anensefalus bisa dikurangi dengan cara meningkatkan asupan asam folat minimal 3 bulan sebelum hamil dan selama kehamilan bulan pertama.
4.      Gejala anencephalus
Gejalanya berupa:
a.  ibu : polihidramnion (cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak)
b.  bayi :
   1) tidak memiliki tulang tengkorak
   2) tidak memiliki otak (hemisfer serebri dan serebelum)
   3)  kelainan pada gambaran wajah
   4)  kelainan jantung
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah:
a.  Kadar asam lemak dalam serum ibu hamil
b. Amniosentesis (untuk mengetahui adanya peningkatan kadar alfa-fetoprotein)
c.  Kadar alfa-fetoprotein meningkat (menunjukkan adanya kelainan tabung saraf)
d.  Kadar estriol pada air kemih ibu

B.KEMBAR SIAM     
Pengertian
Kembar siam adalah keadaan anak kembar yang tubuh keduanya bersatu. Hal ini terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara sempurna. Kemunculan kasus kembar siam diperkirakan adalah satu dalam 200.000 kelahiran. Yang bisa bertahan hidup berkisar antara 5% dan 25%, dan kebanyakan (75%) berjenis kelamin perempuan.
Faktor penyebab
Banyak faktor diduga sebagai penyebab kehamilan kembar. Selain faktorgenetik, obat penyubur yang dikonsumsi dengan tujuan agar sel telur matang secara sempurna, juga diduga ikut memicu terjadinya bayi kembar. Alasannya, jika indung telur bisa memproduksi sel telur dan diberi obat penyubur, maka sel telur yang matang pada saat bersamaan bisa banyak, bahkan sampai lima dan enam.
Jenis-jenis kembar siam
Ada beberapa jenis kembar siam:
1.      Thoracopagus: kedua tubuh bersatu di bagian dada (thorax). Jantung selalu terlibat dalam kasus ini. Ketika jantung hanya satu, harapan hidup baik dengan atau tanpa operasi adalah rendah. (35-40% dari seluruh kasus)
2.      Omphalopagus: kedua tubuh bersatu di bagian bawah dada. Umumnya masing-masing tubuh memiliki jantung masing-masing, tetapi biasanya kembar siam jenis ini hanya memiliki satu hati, sistem pencernaan, diafragma dan organ-organ lain. (34% dari seluruh kasus)
3.      Pygopagus (iliopagus): bersatu di bagian belakang. (19% dari seluruh kasus)
4.      Cephalopagus: bersatu di kepala dengan tubuh yang terpisah. Kembar siam jenis ini umumnya tidak bisa bertahan hidup karena kelainan serius di otak. Dikenal juga dengan istilah janiceps (untuk dewa Janus yang bermuka dua) atau syncephalus.
5.      Cephalothoracopagus: Tubuh bersatu di kepala dan thorax. Jenis kembar siam ini umumnya tidak bisa bertahan hidup. (juga dikenal dengan epholothoracopagus atau craniothoracopagus)
6.      Craniopagus: tulang tengkorak bersatu dengan tubuh yang terpisah. (2%)
7.      Craniopagus parasiticus – bagian kepala yang kedua yang tidak memiliki tubuh.
8.      Dicephalus: dua kepala, satu tubuh dengan dua kaki dan dua atau tiga atau empat lengan (dibrachius, tribrachius atau tetrabrachius) Abigail dan Brittany Hensel, adalah contoh kembar siam dari Amerika Serikat jenis dicephalus tribrachius.
9.      Ischiopagus: kembar siam anterior yang bersatu di bagian bawah tubuh. (6% dari seluruh kasus)
10.  Ischio-omphalopagus: Kembar siam yang bersatu dengan tulang belakang membentuk huruf-Y. Mereka memiliki empat lengan dan biasanya dua atau tiga kaki. Jenis ini biasanya memiliki satu sistem reproduksi dan sistem pembuangan.
11.  Parapagus: Kembar siam yang bersatu pada bagian bawah tubuh dengan jantung yang seringkali dibagi. (5% dari seluruh kasus)
12.  Diprosopus: Satu kepala dengan dua wajah pada arah berlawanan

C.GAWAT JANIN
Gawat janin adalah keadaan / reaksi ketika janin tidak memperoleh oksigen yang cukup.
Tanda-tanda gawat janin
Frekwensi bunyi jantung janin kurang dari 120 x / menit atau lebih dari 160 x / menit.Berkurangnya gerakan janin ( janin normal bergerak lebih dari 10 kali per hari ).Adanya air ketuban bercampur mekonium, warna kehijauan ( jika bayi lahir dengan letak kepaala

Cara mencegah terjadinya gawat janin
Gunakan partograf untuk memantau persalinan.
Anjurkan ibu sering berganti posisi selama persalinan. Ibu hamil yang berbaring terlentang dapat mengurangi aliran darah ke rahimnya
Cara mengidentifikasi gawat janin
Periksa frekwensi bunyi jantung janin setiap 30 menit pada Kala I dan setiap 15 menit sesudah pembukaan lengkap.
Periksa ada / tidaknya air ketuban bercampur mekonium ( warna kehijauan).
Penanganan gawat janin
1.      Tingkatkan oksigen pada janin dengan cara : Mintalah si ibu merubah posisi tidurnya; Berikan cairan kepada ibu secara oral atau IV; Berikan Oksigen.
2.      Periksa kembali denyut jantung janin. Bila frekwensi bunyi jantung janin masih tidak normal, maka dirujuk; Bila merujuk tidak mungkin, siap-siap untuk menolong BBL dengan asfiksia.Anjurkan ibu hamil in-partu berbaring kesisi kiri untuk meningkatkan aliran oksigen ke janinnya. Hal ini Biasanya meningkatkan aliran darah maupun oksigen melalui plasenta lalu ke janin. Bila posisi miring ke kiri tidak membantu. Coba posisi yang lain ( miring ke kanan, posisi sujud ). Meningkatkan oksigen ke janin dapat mencegah atau mengobati Gawat Janin.







BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari isi makalah yang kami buat , kami dapat menyimpulkan bahwa Metamorfosis merupakan proses pertumbuhan fisik atau biologis hewan yang memengaruhi bentuk atau struktur tubuhnya. Metamorfosis terbagi menjadi fua tipe yitu metamorfosis sempurna dan tidak sempurna. Metamorfosis terjadi pada serangga dan anfibi.
Adapun Kelainan-kelainan yang terjadi pada perkembangan manusia adalah sbb:
a.hidrocephalus dimana yg di maksud dengan kelainan tersebut adalah kondisi
    dimana karakteristik utama adalah akumulasi cairan yang berlebihan dalam
    otak.
b. Kembar siam adalah keadaan anak kembar yang tubuh keduanya bersatu.
     Hal ini terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara
     sempurna.
            c. Gawat janin adalah keadaan / reaksi ketika janin tidak memperoleh oksigen
                 yang cukup.


Rabu, 04 Juli 2012

paku biji


BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
            Paku biji (peteridospermae) atau(cycadofilicinae) adalah tumbuhan fosil yang barang kali telah hidup dalam zaman Devon, mencapai puncak perkembangan nya dalam zaman Karbon dan Perm. Dan talah punah pada zaman mesozoikum. Mengingat ciri ciri nya, peteridospemae mengambil tempat di antara peteridophyta dan gymnospermae. Daun nya menyerupai daun tumbuhan paku, sforofil nya menyerupai daun biasa tetapi belum terkumpul menjadi bunga
            Kelas cycadinae hanya terdiri atas satu bangsa yaitu cycadales dengan satu suku cycadaceae. Rupanya kelompoktumbuhan initelah mulai muncul di atas bumi kita menjelang akhir zaman palaeozoikum. Habitus nya menyerupai palma,berkayu, tidak atau sedikit sekali bercabang,teras besar, korteks tebal. Penebalan sekunder kadang kadang di sebab kan oleh beberapa kambium yang berbentuk lingkaran.
            Kelas bennettitinae, dalam kelas ini telah punah. Tumbuhan tumbuhan ini hidup zaman mesozoikum terutama tersier dalam trias atas dan pertengahan zaman kapur.
B. Rumusan Masalah
            1.Bagaimana mengetahui tumbuhan paku biji
            2. Apakah paku biji itu
            3. Bagai mana mengetahui cycadinae dan bennettitinae
C. Tujuan
            1. Untuk mengetahui tumbuhan paku biji
            2. Untuk mengetahui kelas cycadinae dan bennettitinae
D. Manfaat
            1.Dapat mengetahui tumbuhan paku biji lebih luas
2.Dapat mengetahui kelas cycadinae dan bennettitinae

















BAB II
PEMBAHASAN
A.Paku Biji
            Paku biji (peteridospermae) atau(cycadofilicinae) adalah tumbuhan fosil yang barang kali telah hidup dalam zaman Devon, mencapai puncak perkembangan nya dalam zaman Karbon dan Perm. Dan talah punah pada zaman mesozoikum. Mengingat ciri ciri nya, peteridospemae mengambil tempat di antara peteridophyta dan gymnospermae. Daun nya menyerupai daun tumbuhan paku, sforofil nya menyerupai daun biasa tetapi belum terkumpul menjadi bunga.
            Batang nya kecil seperti liana atau tumbuh tegak mempunyai xilem yang eksark atau endark dengan pertumbuhan menebal. Kayu sekunder mempunyai trakeida dengan noktah noktah halaman dan jari jari teras yang lebar. Pembentukanbiji dari makrosporangium adalah suatu sifat yang menentukan untuk menempat kan golongan tumbuh tumbuhan ini dalam barisan tumbuhan biji. Di temukan nya tumbuhan ini adalah suatu peristiwa yang penting dalam fitopaleontologi. Dari peteridospermae kita kenal 2 suku yaitu:
·         suku Lyginopteridaaceae. Batang  ada yang memanjat, tidak atau sedikit saja bercabang, mempunyai teras atau tidak. Unsur unsur kayu seperti pada gymnospermae tersusun radier. Baik akar maupun batang nya mempunyai kambium dan ,e,perlihat kan pertumbuhan menebal sekunder. Tajuk pohon berbentuk kipas, bakal biji mempunyai piala. Contoh lyginopteris oldhamia.
·         Suku medullosaceae. Batang nya mempunyai banyak stele, masing masing memperlihat kan pertumbuhan menebal sekunder, bakal biji tidak mempunyai piala.
Bangsa : CAYTONIALES
            Di samping kedua suku tadi ada sekelompok tumbuhan yang telah punah yang masih dekat hubungan kekeluargaan nya dengan peteridospermae. Tetapi di masukkan kedalam kelompok tersendiri, yaitu bangsa Caytoniales. Daun bertangkai, pada ujung nya terdapat 3-6 segmen. Daun daun yang fertil mempunyai segmen segmen menyirip, ujung nya melengkung dan dengan demikian merupakan suatu lekukan, yang di dalam nya terdapat beberapa bakal biji, jalan masuk ke dalam lekukan itu berupa suatu celah yang dapat kita naggap dapat mempunyai fungsi seperti kepala putik.mikrosporangium terkumpul pada ujung ujung sirip daun. Biji tidak di temukan. Tumbuhan tumbuhanini hidup pada zaman mesozoikum (trias dan kapur)

B. Cycadinae
             Kelas cycadinae hanya terdiri atas satu bangsa yaitu cycadales dengan satu suku cycadaceae. Rupanya kelompoktumbuhan initelah mulai muncul di atas bumi kita menjelang akhir zaman palaeozoikum. Habitus nya menyerupai palma,berkayu, tidak atau sedikit sekali bercabang,teras besar, korteks tebal. Penebalan sekunder kadang kadang di sebab kan oleh beberapa kambium yang berbentuk lingkaran. Daun tersusun dalam rozet batang, berbagai menyirip yang masi muda tergulung seperti dau paku.
            Sporofil tersusun dalam strobilus yang berumah dua. Strobilus selalu terminal tanpa bagian bagian yang menyerupai daun pada pangkal nya. Strobilus ♂ amat besar, terdiri atas banyak sporofil yang berbentuk sisik dengan banyak mikrosporangium. strobilus♀ juga besar, sporofil berbentuk sisik dengan dua bakal biji. Pada cycas makrosporofil berbage menyirip dengan 2-5 bakal biji. Hanya memiliki satu integumen yang tebal. Dalam nuselus dibawah mikrofil terdapat sebuah ruang, ruang serbuk sari (pollenkamer)  makroprotalium besar  pada bagian yang menghadap mikrofil terdapat ruang arkegonium dengan beberapa arkegonium di bawah nya yang mempunyai seltelur yang besar (sampai 6mm) inti saluran perut yang segera lennyap, dan dua sel dinding leher.
            Menjelang waktu persarian atau penyerbukan, bakal biji mengeluar kan tetes penyerbukan untuk menagkap serbuk sari yang ketika jatuh di situ telah membentuk suatu sel protalium dengan sel generatif. Jika tetes penyerbukan menjadi kering, serbuk sari itu seakan akandi isap kedalam dan masuk kedalam ruang serbuk sari yang telah berhasil menangkap serbuk sari lalu menutup. Tetapi kearah dalam ruang serbuk ini  membuah hubungan dengan ruang arkegonium dengan melarut sel sel nuselus. Eksin serbuk sari lalu pecah dan serbuk sari berkecambah menjdi bukuh serbuk sari yang lalu masuk dengan mendesak jaringan nuselus. Bukuh serbuk sari (mikroprotalium) ini fungsi nya belum seperti pada angieospermae (membawa inti generatif ke sel telur) melainkan hanya untuk kekuatan dan pemberi makanan kepada gametofit ♂ dalam ruang serbuk sari.
Bersamaan dengan pembentukan buluh serbuk sari itu sel generatif lalu membelah menjadi sel tangkai dan sel spermatogen.  Sel spermatogen ini seterus nya membelah lagi menjadi dua sel sperma, yang masing masing lalu menjelma menjadi spermatozoid yang dapat bergerak dengan bebas. Kedua sepermatozoid itu akhirnya di desak keluar dari buluh serbuk sari. Spermatozoid itu tergolong sel yang besar dengan diameter sampai 0,3 mm, bentuk nya seperti siput dengan bulu bulu cambuk yang melingkar seperti spiral, yang dapat berenang  menuju ke arkegonium  melalui cairan yang rupa rupanya di keluarkan oleh buluh serbuk sari ke dalam ruang arkegonium. Salah satu dari spermatozoid itu,setelah melepaskan kulit beserta bulu bulu cambuk nya, lalu masuk kedalam sel telur,dalam intinya bersatu dengan inti sel telur. Dari penyerbukan sampai terjadinya pembuahan di perlukan waktu sampai beberapa bulan.
            Zigot lalu tumbuh menjadi pro emberio. Hanya ujung bawah nya saja yang bersel banyak dan hanya bagian bawah sel sel itu yang merupakan emberio yang sesungguh nya . bagian atas nya di namakan pendukung emberio atau suspensor,  yang lalu memanjang dan mendesak emberio ke dalam protalium. Protalium mempunyai fungsi seperti endosperm pada angiospermae. Dari suku cycadaceae yang terdapat di indonesia adalah marga cycas,a,I.:
Cycas rumphii, tanaman hias, sebagian akar nya merupakan  yang di namakan akar bunga karang  yang di dalam nya terdapat ganggang biru Anabanea,  yang dapat mengikat N udara.
            Marga lain, terutama terdapat di benua amerika ialah : Dioon, Zamia, Ceratamia ,Microcycas, di benua asia: Encephalartos dan Microcycas, di benua Afrika:  Macrozamia, dan di Australia: bowenia.  Semua nya meliputi 9 marga dengan 65 jenis.

C. Bennettitinae
            Kelas ini telah punah,dari sisa sisa yang di temukan di jadikan satu suku yaitu:
·         Suku bennettitaceae. Tumbuh tumbuhan berkayu, batang pengek seperti umbi atau panjang seperti anak payung yang menggaru, mempunyai teras di pusat dan sedikit kayu. Daun menyirip, jarang tidak. Strobilus dalam ketiak daun, kadang kadang pada tangkai yang pendek dan keluar dari bagian batang yang telah tua, kadang kadang juga di ujung (terminal) pada cabang cabang atau batng batang yang menggarpu. Suatu stroilus mungkin hanya terdiri atas mikrosporofil saja, mungkin juga terdiri atas mikro dan makrosporofil. Mikrospofil mempunyai daun, menyirip ganda dan tersusun merupakan suatu karangan, dengan sinangium berbentuk kantong, dapat pula mikrosporofil itu utuh dan mempunyai sinagium yang lebih kecil. Makrosporofil banyak terdapat pada bagian atas strobius. Sebagian berbentuk tangkai dengan suatu bakal biji pada ujung nya, sebagian mandul dan berbetuk sisik di antara bakal bakal biji. Bakal biji dengan 1 integumen dan suatu ruang serbuk sari. Lembaga mempunyai dua daun lembaga. Strobilus pada pankal nya mempunyai sisik sisik yang tersusun dalam suatu spiral. Gametofit nya tidak di kenal. Tumbuh tumbuhan ini hidup dalam zaman mesozoikum terutama tersiar dalam trias atas dan  pertengahan zaman kapur.




BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Paku biji (peteridospermae) atau(cycadofilicinae) adalah tumbuhan fosil yang barang kali telah hidup dalam zaman Devon, mencapai puncak perkembangan nya dalam zaman Karbon dan Perm. Dan talah punah pada zaman mesozoikum. Mengingat ciri ciri nya, peteridospemae mengambil tempat di antara peteridophyta dan gymnospermae. Daun nya menyerupai daun tumbuhan paku, sforofil nya menyerupai daun biasa tetapi belum terkumpul menjadi bunga.
. Dari peteridospermae kita kenal 2 suku yaitu:
·         suku Lyginopteridaaceae. Batang  ada yang memanjat, tidak atau sedikit saja bercabang, mempunyai teras atau tidak. Unsur unsur kayu seperti pada gymnospermae tersusun radier. Baik akar maupun batang nya mempunyai kambium dan ,e,perlihat kan pertumbuhan menebal sekunder. Tajuk pohon berbentuk kipas, bakal biji mempunyai piala. Contoh lyginopteris oldhamia.
·         Suku medullosaceae. Batang nya mempunyai banyak stele, masing masing memperlihat kan pertumbuhan menebal sekunder, bakal biji tidak mempunyai piala.
Kelas cycadinae hanya terdiri atas satu bangsa yaitu cycadales dengan satu suku cycadaceae. Rupanya kelompoktumbuhan initelah mulai muncul di atas bumi kita menjelang akhir zaman palaeozoikum. Habitus nya menyerupai palma,berkayu, tidak atau sedikit sekali bercabang,teras besar, korteks tebal. Penebalan sekunder kadang kadang di sebab kan oleh beberapa kambium yang berbentuk lingkaran. Daun tersusun dalam rozet batang, berbagai menyirip yang masi muda tergulung seperti dau paku.
Suku bennettitaceae. Tumbuh tumbuhan berkayu, batang pengek seperti umbi atau panjang seperti anak payung yang menggaru, mempunyai teras di pusat dan sedikit kayu. Daun menyirip, jarang tidak. Strobilus dalam ketiak daun, kadang kadang pada tangkai yang pendek dan keluar dari bagian batang yang telah tua, kadang kadang juga di ujung (terminal) pada cabang cabang atau batng batang yang menggarpu.

B.Saran
Demi terwujud nya makalah yang lebih sempurna di pertemuan selanjut nya mohon kritik dan saran nya yang sifat nya membangun supaya tidak terjadi kesalahan dan lebih sempurna dari makalah yang sekarang ini.





















DAPTAR PUSTAKA
Mc. Graw Hill. Tjitrosoepomo, G. 1988. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta: Gajah Mada Univ. Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2007. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press

Kamis, 07 Juni 2012

ALGAE


MAKALAH
Tentang
ALGAE

 SEKOLAH TINNGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) HAMZANWADI SELONG
2011























KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT,sang pencipta alam semesta,manusia dan kehidupan beserta aturannya,karena berkat limpahan rahmat,taufiq,hidayah serta inayah-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dtentang ALGA yang sederhana ini dapat terselesaikan tidak kurang daripada waktunya.
            Maksud dan tujuan dari penulusan makalah ini tidaklah lain untuk memenuhi salah satu dari sekian kewajiban mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi serta merupakan bentuk langsung tanggung jawab penulis pada tugas yang di berikan. Pada kesempatan ini,penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen mata kuliah serta semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini baik langsung maupun tidak langsung.
            Akhiranya penulis hanya bisa berharap,bahwa dibalik ketidaksempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah di temukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis,pembaca dan bagi seluruh mahasiswa-mahasiswi di STKIP.





                                                                                   penyusun




BAB I
PENDAHULUAN
a.      Latar belakang
             Dalam dunia tumbuhan ganggang termasuk kedalam dunia tallopyta (tumbuhan talus), karena belum mempunyai akar, batang dan daun secara jelas.Dan ganggang ada yang bersel tunggal dan juga ada yang bersel banyak dengan bentuk Alga (jamak Algae) juga adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap tidak memiliki “organ” seperti yang dimiliki tumbuhan (akar, batang, daun, dan sebagainya) tapi serupa benang atau lembaran. Alga biasanya berupa fitoplanknton yang hidup melayang di dalam air. Akan tetapi ada pula alga yang hidup di dasar perairan.

b.      Rumusan masalah
-          Bagaimanakah karakteristik umum alga?
-          Apa saja kelompok / macam-macam dari Alga?
c.       Tujuan dan manfaat
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai tanggaung jawab penulis terhadap tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah dan kedepannya dapat dimanfaatkan oleh seluruh mahasiswa dalam menunjang perkuliahan.








BAB II
PEMBAHASAN
a.      Karakteristik Umum Algae
A.Habitat Alga
           Penyebaran makro alga dibatasi oleh daerah litoral dan sub litoral dimana masih terdapat sinar matahari yang cukup untuk dapat berlangsungnya proses fotosintesa. Didaerah ini merupakan tempat yang cocok bagi kehidupan alga karena terdiri atas batuan. Daerah intertidal pada pantai yang berbatu-batu mempunyai sifat tertutup sesuai daerah alga merah atau alga coklat terutama alga dari genus facus alga yang sering disebut rumput laut (seaweeds). Biasanya makro alga sedikit terdapat diperairan yang dasarny berlumpur atau berpasir karena sangat terbatas benda keras yang cukup kokoh untuk tempatnya melekat. Umumnya ditemukan melekat pada terumbu karang, batuan, potongan karang, cangkang molusca, potongan kayu dan sebagainya
Penyebaran dan pertumbuhan seaweeds disuatu perairan pantai sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor salinitas, intensitas cahaya matahari, dan turbiditas dan juga tipe substrat dan kedalaman dasar laut adalah dua faktor penting yang menentukan kehadiran suatu jenis
alga bersel banyak kebanyakan melekat pada batuan atau dasar yang keras diperairan dangkal. Alga ini melekat dengan
Menggunakan organ yang kuat memegang tetapi bukan akar dan sering kali membentuk hutan yang luas (kelp beds) tepat dibawah garis air surut atau pasang surut
Tumbuhan alga merupakan tumbuhan tahun yang hidup di air, baik air tawar maupun air laut, setidak-tidaknya selalu menempati habitat yang lembab atau basah.
Tubuh alga menunjukkan keanekaragaman yang sangat besar, tetapi sernua selnya selalau jelas mempunyal inti dan plastida dan dalam plastidnya terdapat zat-zat warna derivat kiorofil yaltu kiorofil a, b atau kedua-duanya. Selain derivat-derivat klorofil terdapat pula zat-zat warna lain yang justru kadang-kadang lebih inenonjol dan menyebabkan ketompok-kelompok ganggang tertentu diberi nama menurut warna tadi.
Zat-zat warna tersebut berupa fikosianin (berwama biru), fikosantin (berwarna pirang), fikoeritrin (he merah). Disamping itu juga diternukan zat-zat warna santofli dan karoten
.
Berdasarkan habitat yang ditempatinya diperairan , dibedakan atas:
a. Ganggang Subbaerial yaitu ganggang yang hidup didaerah permukaan,
b. Ganggang Intertidal, yaitu ganggan secara periodic muncul kepermukaan karena
           naik turun air akibat pasang surut. 
c. Ganggang Subritorsal, yaitu ganggang yang berada dibawah permukaan air,
d. Ganggang Edafik, yaitu ganggang yang hidup diddalam tanah pada dasar perairan
              B.Pigmen
Ganggang memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Selain itu juga memiliki pigmen – pigmen tambahan lain yang dominan. Ganggang memiliki ukuran yang beraneka ragam ada yang mikroskopis, bersel satu, berbentuk benang atau pita , atau bersel banyak berbentuk lembaran. Dalam perairan ganggang merupakan penyusun vitoplankton yang biasanya melayang – laying didalam air, tetapi juga dapat hidup melekat didasar perairan disebut neustonik.
Ganggang ini hidup di laut, bentuk tubuh seperti rumput sehingga disebut dengan rumput laut. Tubuh bersel banyak bentuk seperti lembaran. Warna merah karena mengandung pigmen fikoeritrin. Reproduksi seksual dengan peleburan antara spermatozoid dan ovum menghasilkan zigot. Zigot tumbuh menjadi ganggang merah. Contoh gangganng merah adalah Euchema spinosum, Gelidium, Rhodymenia dan Scinata. Euchemma spinosum merupakan penghasil agar-agar di daerah dingin. Ganggang merah mempunyai pigmen yang disebut fikobilin yang terdiri dari fokoeritrin (merah) dan fikosianin (biru). Hal ini memungkinkan ganggang yang hidup di bawah permukaan laut menyerap gelombang cahaya yang tidak dapat diserap oleh klorofil. Kemudian pigmen ganggang ini menyampaikan energi matahari ke molekul klorofil.
          C.Cadangan makanan
Alga menyimpan hasil kegiatan fotosintesis sebagal hasil bahan makanan cadangan didalam selnya. Sebagal contoh adalah alga hijau yang dapat menyimpan pati seperti pada tumbuhan tingkat tinggi.
Alga adalah organisme berkloroplas yang dapat mneghasilkan oksigen mclalui proses fotosintesis. Ukuran alga beragam dan beberapa micrometer sarnpai beberapa meter panjangnya. Alga tersebar luas di alam dan dijumpai hanipir di segala macam lingkungan yang terkena sinar matahari
Kebanyakan alga adalah organisme akuatik yang tumbuh pada air tawar atnu air laut. Beberapa .icnis alga fotosintetik yang menggunakan CO sebagai sumber karbon dapat tumbuh dengan baik di tempat gelap (lengan mcnggunnkun senyawa organic sebagai sumber karbon, jadi bcrubah dan metabol isme fotosintesis menja
di metabolisme pernafasan dan perubahan ini bergantung pada keberadaan matahari.
Alga memiliki sel-sel kloroplas yang berwarna hijau. mengandung kiorofil a dan b serta karcionoid. Pada kloroplas terdapat pirenoid has
il asimilasi berupa tepung dan lemak. Cloropyceae terdiri atas bagian kecil yang merupakan koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang atau tidak adapula yang membentuk koloni yang menyerupai kormus tumbt ban tingkat tiriggi. Biasanyan hidup dalarn air tawar, menempatkan suatu bentos. Yang bersel besar dan ada pula yang hisup di air taut, terutama dekat pantai.
D.   Flagel
Pada ganggang hijau yang bergerak terdapat dua flagella yang sama panjang, macamnya adalah stikonematik, pantonematik, dan pantokronematik, Pada sel yang dapat bergerak terdepat vakuola kontraktil didalam sitoplasmanya, vakuola ini berfungsi sebagai alat osmoregulasi
Algae mempunyai bermacam-macam bentuk tubuh:
1.    Bentuk uniseluler: bentuk uniseluler yang berflagela dan yang tidak berflagela.
2.    Bentuk multiseluler:
a. koloni yang motil,
b. koloni yang kokoid
2.    Agregasi: bentuk palmeloid, dendroid, dan rizopoidal
3.    Bentuk filamentik: filamen sederhana, filamen bercabang, filamen heterotrikh, filamen pseudo
parenkhimatik yang uniaksial dan multiaksial.
4.    Bentuk sifon/pipa.
5.    Pseudoparenkhimatik
             E.Stuktur  tubuh sel
Bentuk tubuh ada yang bulat, filament, lembaran, dan ada yang menyerupai tumbuahn tinggi, misalnya bryopsis.
Tubuh alga menunjukkan keanekaragaman yang sangat besar, tetapi sernua selnya selalau jelas mempunyal inti dan plastida dan dalam plastidnya terdapat zat-zat warna derivat kiorofil yaltu kiorofil a, b atau kedua-duanya. Selain derivat-derivat klorofil terdapat pula zat-zat warna lain yang justru kadang-kadang lebih menonjol dan menyebabkan ketompok-kelompok ganggang tertentu diberi nama menurut warna tadi.
              F.Dinding Sel
Macam bentuk tubuh ganggan yaitu berselsatu atau uniseluler , membentuk koloni berupa filament atau kolini yang tidak membentuk filament.
Sebagian ganggang yang uniseluler dapat bergerak atas kekuatan sendiri (motil), dan yang tidak dapat bergerak sendiri yaitu nonmotil.
Perbedaan dengan tubuh uniseluler yang mikroskosis, pada ganggang yang membentuk koloni berupa filament berukuran cukup besar, sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang, sel yang terletak paling bawah pada filament membentuk alat khusus untuk menempel pada batu, batang pohon, atau lumpur. Alat tersebut dinamakan pelekat.
Koloni ganggang yang tidak membentuk filamnen umumnya berbentuk pola atau pipih tanpa pelekat.Sedangkan ganggang yang membentuk koloni tanpa filament, taupun koloni yang berupa filament, reproduksi melalui fragmentasi. Fragmentasia dalah terpecah – pecahnya koloni menjadi beberapa bagian
Ganggang masuk ke dalam kelompok bakteri. Ganggang memiliki struktur sel prokariotik seperti halnya bakteri, dan bisa melakukan fotosintesis langsung karena memiliki klorofil. Sebelumnya, ganggang ini dikenal dengan sebutan Cyanophyta dan bersama bakteri masuk ke dalam kingdom Monera. Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya, diketahui bahwa ganggang ini memiliki karakteristik bakteri sehingga dimasukkan ke dalam kelompok bakteri (Eubacteria).
                G.    Inti sel
Inti ganggang ini memiliki membrane, sehingga bentuknya tetap, disebut eukarion.
            H.    Pekembangbiakan
Reproduksi akan menghasilkan dua sel anakan yang masing – masing akan menjadi individu baru, terjadi pada ganggang bersel tunggal.
Sedangkan ganggang yang membentuk koloni tanpa filament, taupun koloni yang berupa filament, reproduksi melalui fragmentasi. Fragmentasia dalah terpecah – pecahnya koloni menjadi beberapa bagian
perkembangbiakan alga ada dua macam yaitu secara aseksual san seksul. Secara aseksual terjadi pada alga hijau dan alga pirang dimana perkembangbiakan dilakukan dengan cara membentuk zoospora yang dilengkapi flagel berambut. Sedangkan perkembangbiakan alga hijau adalah anisogami dimana gamet jantan selalu bergerak mendekati gamet betina dengan cara kemotaksis. Perkembangbiakan seksual pada alga pirang dengan isogami dan anisogami.
Pada hakekatnya alga tidak memiliki akar, batang dan daun yang berfungsi seperti pada tumbuhan darat. Seluruh wujud alga terdiri dari semacam batang yang disebut thallus, hanya bentuknya yang beraneka ragam. Substansinya pun bermacam-macam ada yang lunak, keras mengandung kapur atau berserabut
              2.Morfologi Alga secara Umum
Makro alga mempunyai bentuk yang bermacam-macam. Selain tubuh berbentuk Thallus ciri lainnya adalah bahwa dinding selnya dilapisi lendir dan bersifat autotrof yang dapat hidup sendiri tanpa tergantung pada makhluk lain. Secara ekologi makro alga mempunyai beberapa fungsi penting didaerah pesisir.
Alga (Ganggang) termasuk tumbuhan tingkat rendah yang berukuran makroskopis, dan susunan kerangka tubuhnya tidak dapat dibedakan antara akar, batang dan daun, sehingga keseluruhan tubuhnya dikenal dengan nama Thallus. Beberapa tumbuhan mempunyai bentuk kerangka tubuh menyerupai tumbuhan berakar, berbatang dan berdaun atau berbuah, tetapi semua bentuk tubuh tumbuhan tersebut sebetulnya hanyalah thlallus.
Rumput laut atau seaweeds termasuk tumbuhan thallus yang banyak dijumpa hampir diseluruh perairan pantai Indonesia, terutama dipantai yang mempunyai rataan terumbu karang. Didalam perairan rumput laut menempati posisi sebagai produsen primer yang menyokong kehidupan biota lain pada tropik level yang lebih tinggi.
Tubuh alga berupa thallus dan memiliki struktur yang sangat bervariasi kadang-kadang menyerupai kormus tumbuhan tinggkat tinggi. Bentuk thallus alga makroskopis bermacam-macam antara lain bulat, pipih, gepeng bulat seperti kantong dan seperti rambut. Thalli ada yang tersusun uniseluler dan multiseluler.
Percabangan thallus ada yang dichotomus (bercabang dua terus menerus), pectinate (sederet searah pada satu sisi thallus utama ), pinnate (bercabang dua-dua pada sepanjang thallus utama secara berseling), ferticinate (cabangnya berpusat melingkari aksis atau sumbu utama), dan ada juga yang sederhana tidak bercabang. Sifat substansi thalli juga beraneka ragam ada yang lunak seperti gelatin (gelatinous), keras mengandung zat kapur (calcareous), lunak seperti tulang rawan (cartilaginous) dan berserabut (spongious)
Pigmen yang terdapat dalam thallus makro alga dapat digunakan untuk membedakan berbagai kelasnya. Pigmen ini dapat pula  menentukan warna thallus sehingga diketahui kelasnya misalnya Chlorophyceae, Phaeophyceae, Rhodophyceae dan Cyanophyceae. Pigmen ini antara lain klorofil, karoten, fikoeritrin, dan fikosanin yang merupakan pigmen utama disamping pigmen-pigmen yang lainnya                        





























b.      Klasifikasi Algae
1. Phaeophyta ( Alga Cokelat )
            Warna alga coklat ditimbulkan oleh adanya pigmen coklat ( fukosantin) yang secara dominan menyelubungi warna hijau dari klorofil pada jaringan. Selain fukosantin , alga coklat juga mengandung pigmen lain seperti klorofil a , klorofil c , violasantin, β-karoten, dan diadinosantin. Alga coklat merupakan alga yang memiliki talus terbesar dibandingkan dengan jenis alga yang lain. Pada kondisi yang sesuai, alga coklat raksasa dapat mencapai panjang 100 meter dan kecepatan tumbuh mencapai 15 cm per hari.
 Contoh ganggang coklat;
1. Focus serratus
2. Makro cystis pyrefera
3. Sargassum vulgare
4. Turbinsaris decurrens
Ciri – ciri alga coklat atau phaeophyta adalah sebagai berikut :
1.      Ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai makroskopis. Bentuk tegak, bercabang atu filament tidak bercabang.
2.      Memiliki kloroplas tunggal. Ada kloroplas yang berbentuk lempengan discoid (cakram) dan ada yang berbentuk benang.
3.      Memiliki pirenoid yang terdapat didalam kloroplas. Pirenoid merupakan tempat menyimpan cadangan makanan . cadangan makanan yang terdapat pada laga ini berupa berupa laminarin.
4.      Bagian dalam dinding sel tersusun dari lapisan selulosa, sedangkan bagian luar tersusun dari gumi. Pada dinding sel dan ruang antarsel terdapat asam alginate (algin).
5.      Mempunyai jaringan transportasi air dan zat makanan yang analog dengan jaringan transportasi pada tumbuhan darat.
Habitat Phaeophyta :
Phaeophyta atau alga coklat biasanya hidup di air laut yang bersuhu agak dingin dan sedang. Hanya ada beberapa jenis alga coklat yang hidup di air tawar. Di daerah subtropics, pheophyta biasanya hidup di kedalaman 220 meter pada air yang jernih.
Cara hidup Phaeophyta :
Phaeophyta bersifat autotrof. Fotosintesis terjadi di helaian yang menyerupai daun. Gula yang dihasilkan di transfortasikan di tangkai yang menyerupai batang.

Peranan Phaeophyta dalam kehidupan:
Phaeophyta bermanfaat bagi industry makanan dan farmasi. Asam alginate yang merupakan bagian koloid dari phaephyta digunakan dalam pembuatan es krim, pil, tablet, salep, obat pembersih gigi losion, dank rim sehabis bercukur. Selain itu, phaeophyta digunakan untuk makanan ternak dan sebagai pupuk karena kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi sedangkan fosfornya rendah.
Reproduksi Phaeophyta :
Reproduksi phaeophyta terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan pembentukan zoospore berflagela dan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual terjadi secara oogami atau isogami.
2. Alga Merah ( Rhodophyta)
Alga merah berwarna merah sampai ungu, tetapi ada juga yang lembayung atau kemerah – merahan. Kromatopora berbentuk cakram atau lembaran dan mengandung klorofil a, klorofil b, dan karotenoid. Akan tetapi, warna lain tertutup oleh warna merah fikoeritrin sebagai figmen utama yang mengadakan fluoresensi. Jenis rhodophyta tertentu memiliki fikosianin  yang member warna biru. Contoh Alga merah : Laurencia sp.


Ciri-ciri Rhodophyta :
1.      Alus berupa helaian atau berbentuk seperti pohon. Banyak alga merah yang dilapisi kalsium karbonat.
2.      Tidak memiliki flagella.
3.      Dinding sel terdiri dari komponen yang berlapis-lapis. Dinding sel sebelah dalam tersusun dari mikrofibril, sedangkan sisi luar tersusun dari lendir. Komponen kimia mikrofibril terutama adalah xilan, sedangkan komponen kimia dinding mikrofibril luarnya adalah manan. Dinding sel alga merah mengandung polisakarida tebal dan lengket yang bernilai komersial.
4.      Memiliki pigmen fotosintetik fikobilin dan memiliki pirenoid yang terletak dalam kloroplas. Pirenid berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan atau hasil asimilasi. Hasil asimilasinya adalah sejenis karbohidrat yang disimpan dalam bentuk tepung fluorid, fluoridosid ( senyawa gliserin dan galaktosa ) dan tetes minyak. Tepung fluorid jika ditambah iodium menunjukkan warna kemerah-merahan.
Cara hidup Rhodophyta :
Alga merah umumnya bersifat autotrof. Akan tetapi ada pula yang hetrotrof, yaitu yang tidak memiliki kromatofora dan biasanya bersifat parasit pada alga lain.
Habitat Rhodophyta :
Rhodophyta umumnya hidup di laut yang dalam, lebih dalam dari tempat hidup Phaeophyta. Sepertiga dari 2500 spesies yang telah diketahui , hidup di perairan tawar dan ada juga yang hidup di tanah. Biasanya organism ini merupakan penyusun terumbu karang laut dalam.  Alga merah berperan penting dalam pembentukan endapan berkapur, baik di lautan maupun di perairan tawar.
Reproduksi Rhodophyta :
Alga merah dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual terjadi melalui pembentukan dua anteridium pada ujung-ujung cabang talus. Anteridium menghasilkan menghasilkan gamet jantan yang disebut spermatium. Gametangium betina disebut karpogonium yang terdapat pada ujung cabang lain.
Reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk tetaspora . tetaspora akan menjadi gametangium jantan dan gametangium betina. Gametangium jantan dan betina akan bersatu dan membentuk karposporofit. Karposporofit kemudian akan menghasilkan tetaspora.
Contoh anggota Rhodophyta : Corallina , Palmaria, Gelidium, Gracilaria, Eucheuma.
Peranan Rhodophyta dalam kehidupan :
Alga merah jenis tertentu dapat menghasilkan agar yang dimanfaatkan antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik misalnya Eucheuma spinosum. Di beberapa negara, misalnya Jepang, algamerah ditananm sebagai sumber makanan. Selain itu juga dipakai dalam industry agar , yaitu sebagai bahan yang dipakai untuk mengeraskan atu memadatkan media pertumbuhan bakteri. Beberapa alga merah yang dikenal sebagai alga koral menghasilkan kalsium karbonat di dinding selnya. Kalsium karbonat ini sangat kuat dalam menghadapi terjangan ombak. Kelebihan ini menjadikan alga koral memiliki peran penting dalam pembuatan terumbu karang.

3. CHLOROPHYTA ( Alga Hijau)
Alga hijau merupakan kelompok terbesar dari vegetasi alga. Alga hijau termasuk dalam divisi chlorophyta bersama charophyceae. Divisi ini berbeda dengan divisi lainnya karena memiliki warna hijau yang jelas seperti pada tumubuhan tingkat tinggi karena mengandung pigmen klorofil a dan klorofil b lebih dominan dibandingkan karotin dan xantofil. Hasil asimilisasi beberapa amilum, penyusunnya sama pula seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu amilose dan amilopektin.
Alga ini merupakan kelompok alga yang paling beragam, karena ada yang bersel tunggal, berkoloni, dan bersel banyak. Banyak terdapat didanau, kolam, tetapi banyak juga yang hidup di laut. Gangang hijau meliputi sebanyak sebanyak 7.000 spesies, baik yang hidup di air maupun di darat. Sejumlah gangang hijau tumbuh dalam laut, namun golongan ini secara keseluruhan lebih khas bagi gangang air tawar. Gangang hijau tidak menunjukkan derajat diferensiasi yang tinggi, sebatang tmbuhan biasanya merupakan bentuk bersel tunggal atau juga koloni-koloni yang berfilamen atau tanpa filamen. Pada beberapa genus misalnyaselada laut (Ulva) dan semak batu (Nitelia chara), tubuhnya lebih kompleks tetapi berukuran lebih kecil jika dibnadingkan gangang merah dan gangang coklat yang berukuran besar sekalipun. Gangang hijau sepanjang hidupnya dapat terapung bebas atau melekat.
Alga berperan sebagai produsen dalam ekosistem. Berbagai jenis alga yang hidup bebas di air terutama yang tubuhnya bersel satu dan dapat bergerak aktif merupakan penyusun phitoplankton. Sebagian besar fitoplankton adalah anggota alga hijau, pigmen klorofil yang dimilikinya efektif melakukan fotosintesis sehingga alga hijau merupakan produsen utama dalam ekosistem perairan.
Chlorella, salah satu anggota dari Chlorophyceae memiliki nilai gizi yang sangat tinggi dibandingkan sengan nilai jasad yang lainnya. Di dalam sel Chlorella masih pula memiliki chlorelin yaitu semacam antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
Beberapa anggota atau bagian yang tergabung dalam divisi chlorophyta mempunyai persamaan pigmen, tempat penyimpanan dan susunan chloroplas. Menurut Levavaseur (1989), bahwa pigmen-pigmen photosintesis daripada alga hijau berkhlorofil A dan B dan mengandung siphonaxanthin atau lutcin. Dan tempat penyimpanan makanan berupa pati.
Gangang hijau dapat dijadikan tumpuan utama dalam mempelajari evolusi, khususnya sebagai titik tolak garis evolusi, karena tumbuhan tingkat tinggi yang hidup di darat dan umumnya sedemikian terspesialisasinya, mungkin berasal dari gangang hijau purba. Bentuk-bentuk gangang hijau tertentu yang hidup sekarang ini mewakili tingkatan-tingkatan dalam evolusi tersebut, karena kemungkinan besar bahwa banyak gangang yang hidup sekarang telah mengalami perubahan hanya sedikit dalam kurun waktu geologis yang panjang dan boleh dikatakan tetap tinggal primitif. Jenis-jenis seperti itu tidak membentuk tipe-tipe yang lebih maju dan hanya dapat diwakili cabang-cabang rendah pada pohon evolusi. Teapi karena jenis gangang itu juga mewakili peranan tumbuhan purba dalam sejarah kehidupan organisme, maka tumbuhan ini tetap berfaedah sebagai bahan studi. Maka dalam pembahasan tentang gangang hijau ini, dapat kita pertimbangkan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya evolusi bagi jenis-jenis lain serta tipe-tipe gangang yang lebih maju, dan petunjuk-petunjuk apa saja yang dapat memberikan sifat-sifat nenek moyang yang diturunkan kepada berbagai macam tumbuhan di muka bumi ini.


Ciri – ciri Chlorophyta :
1.      Ada yang bersel satu, ada yang membentuk koloni.
2.      Bentuk tubuhnya ada yang bulat, filament, lembaran, dan ada yang menyerupai tumbuhan tinggi.
3.      Bentuk dan ukuran kloroplas beraneka ragam, ada yang berbentuk seperti mangkok, busa, jala atau bintang.
4.      Pada sel reproduktif yang motil terdapat pigmen yang disebut stigma ( bintik mata merah ).
5.      Di dalam sitoplasma sel yang dapat bergerak terdapat vakuola kontraktil yang berfungsi sebagai alat osmoregulasi.
6.      Inti sel Chlorophyta memilik dinding, sehingga bentuknya tetap. Inti yang demikian disebut eukarion.
7.      Pada alga hijau yang motil terdapat dua flagel yang sama panjang.
Habitat alga ini di air tawar, air laut, dan tanah – tanah yang basah dan ada pula yang hidup di tempat kering. Alga hijau hidup secara autotrof. Alga ini berwarna hijau karena adanya klorofil a,b,β-karoten dan santofil. Ada pula yang bersimbiosis dengan jamur yang membentuk lumut kerak.
Reproduksi aseksual pada alga hijau terjadi dengan pembentukan zoospore , yaitu spora yang dapat bergerak dan berpindah tempat. Zoospore berbetuk seperti buah pir yang memiliki dua sampai empat bulu cambuk, vakuola kontraktil, dan satu stigma. Reproduksi seksual berlangsung dengan konjugasi, yaitu bersatunya zigospora. Zigospora tidak dapat bergerak.
Cara reproduksi dengan fragmentasi dan konyugasi.
contoh :
- Chlorella : bersel satu, bentuk bulat, kloroplas menyerupai mangkuk atau lonceng, hidup di air tawar/ laut/ payau/ darat, pembiakan vegetatif dengan pembelahan sel dan tiap sel membentuk 4 sel anakan. Beberapa ahli beranggapan ganggang ini dapat dimanfaatkan kelak untuk memproduksi bahan makanan baru bagi manusia, yakni protein, lemak dan karbohidrat.
- Ulva  : terdapat di dasar pantai berbatu, berupa lembaran yang disebut selada air dan dapat dimakan.
- Spiroggyra: berbentuk benang (filamen) silindris, hidup di kolam, sawah atau perairan yang airnya tidak deras, reproduksi vegetatif dengan fragmentasi, generatif dengan konyugasi yaitu dua Spirogyra yang bertonjolan berdekatan, kemudian dua tonjolan bergabung membentuk pembuluh, protoplasma isi sel yang berlaku sebagai gamet, gamet sel yang satu pindah ke gamet sel yang lain dan terjadilah plasmogami dan diikuti kariogami, hasil persatuan ini berupa zigospora diploid, zigospora mengadakan meiosis dan tumbuh menjadi benang baru yang haploid, dan hanya satu sel yang menjadi individu baru.
- Chlamidomonas: berbentuk bulat telur dengan dua flagelum, satu vakuola dan satu nukleus. Ditemukan butir stigma dan pirenoidyang berfungsi sebagai pusat pembentukan tepung (amilum). Reproduksi dilakukan membelah diri dan konyugasi.
- Euglena: juga dikelompokan ke dalam protozoa (hewan), karena selain mempunyai klorofil juga dapat berpindah tempat.
- Hydrodictyon: ditemukan di air tawar dan koloninya berbentuk jala. Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi (pemisahan) sel koloni menghasilkan zoospora, sedang generatif dengan konyugasi sel gamet yang dilepas dari induknya menghasilkan zigospora.
- Oedogonium: biasanya melekat pada tanaman air, rumaha siput dan lain-lain.
- Chara : bentuknya seperti tumbuhan tingkat tinggi, terdapat di air tawar. Batang beruas-ruas dan tiap ruas bercabang kecil
.
Peranan ganggang hijau dalam kehidupan :
a.   Menguntungkan :
- sebagai plankton dan merupakan komponen penting dalam rantai makanan air tawar.
- dapat dipakai sebagai makanan, misal Ulva dan Chlorella.
- penghasil O2 dari proses fotosintesis yang diperlukan oleh hewan-hewan air.
b. Merugikan :
- ganggang hijau dapat mengganggu bila perairan terlalu subur, sehingga air akan berubah warna dan berbau.
Chlorophyta (algae hijau) adalah tumbuhan yang berwarna hijau yang mirip dengan tumbuhan tinggi berdasarkan pigmennya, khlorofil a dan b, karotin dan xantofil. Dinding sel terdiri dari sellulosa dan pektin, dan hasil fotosintesisnya adalah karbohidrat (tepung). Terdapat perkapuran pada beberapa jenis,. Jenis-jenis dari divisi ini adalah makroskopis, filamen, ( benang ), sefon ( bunga karang ) atau bentuk thallus.
4.Alga Keemasan ( Chrysophyta)
Alga keemasan bersel tunggal atau banyak, mempunyai komposisi pigmen yang beragam yaitu  klorofil a, klorofil c, karoten, xantofil dan fikosantin. Alga keemasan Hidup di tempat yang basah, laut, air tawar, dan merupakan  fitoplankton.
Contoh :
- Vaucheria : hidup di air atau tempat yang basah, berbentuk benang sering bercabang.
- Ochromonas : sel berbentuk bola, berstigma, flagel dua sama panjang, kloroplas berupa lembaran melengkung warna kekuningan.
- Diatome (Navicula atau ganggang kersik): hidup di air tawar, laut sebagai epifit dan mayoritas sebagai plankton. Contoh yang terkenal dari Diatome adalah Pinnularia sp. Cangkok Diatome dibuat dari bahan gelas yaitu silica.
Manfaat ganggang  keemasan :
Diatome (ganggang kersik) dapat dipakai sebagai penyerap nitrogliserin pada bahan peledak, sebagai campuran semen dan sebagai bahan penggosok.
Peranan ganggang dalam kehidupan :
1. Bidang industri
- Asam alginat yang dihasilkan ganggang perang berperan untuk pembuatan plastik, kosmetik dan tekstil.
- Navicula sp, yang mati membentuk tanah diatome dipakai sebagai bahan penyekat dinamit, penggosok dan saringan.
- Eucheuma spinosum (ganggang merah), merupakan penghasil agar-agar.
- Chlorella merupakan sumber karbohidrat dan protein.
- Fukus dan Laminaria, abunya menghasilkan yodium.
2. Bidang perikanan
Ganggang yang berupa fitoplankton merupakan makanan ikan di laut.
3. Dalam ekosistem
Pada ekosistem air ganggang berfungsi sebagai komponen produsen yang paling utama.
Alga ini memiliki pigmen keemasan (karoten) dan klorofil. Tubuh ada yang bersel satu, contohnya Ochromonas dan bentuk koloni, contohnya Synura sp;
 Ganggang keemasan (Chrysophayceae)
Kelompok ini paling beragam dalam komposisi pigmennya, dinding selnya, dan tipe flagella selnya. Dan mengandung klorofil a , klorofil c, karoten dan xactofil.
a. Ciri talus
1. Bentuk dapat berupa batang, telapak tangan , dan bentuk – bentuk campuran.
2. Pada ganggang keemasan yang bersel satu ada yang memiliki dua flagella jheterodinamik yaitu sebagai berikut,
a) Satu flagella memiliki tonjolan seperti rambut yang disebut mastigonema, flagella seperti ini disebut pleuronematik.
b) Satu flagella lagi tidak mempunyai tonjolan seperti rambut disebut akronematik, mengarah ke posterior.
3. Pada kloroplas pada ganggang jenis tertentu ditemukan pirenoid yang merupakan tempat persediaan makanan.
b. Habitat
Habitatnya di air tawar atau air laut, tempat – tempat yang basah, dan merupakan anggota [enyusun plankton.
c. Cara hidup
Ganggang keemasan hidup secara fotoautotrof, artinya dapat mensintesis makanan sendiri dengan memiliki klorofil untuk berfotosintesis.
d. Reproduksi
Reproduksi aseksual dengan membentuk auksospora dan pembelahan diri, sedangkan reproduksi seksual dengan oogami.
e. Peranan ganggang keemasan dalam kehidupan
Berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat dinamit, membuat saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan hitam.

5. Alga Api (Phyrrophyta)
Mengapa bisa disebut ganggang api:
1.Beberapa spesies ganggang api dapat berpendar sehingga laut tampak bercahaya padamalam hari(ini sebabnya ganggang api disebut ganggang yang berpenda.
 Beberapa spesies ganggang api dapat melimpah jumlahnya sehingga membuat air lautmenjadi warna merah kecoklatan(red tide) di pinggiran pantai.
*spesies ganggang api yang menyebabkan red tide dapat membunuh ikan dan hewan laut disekitarnya.
Karna red tide menghasilkan racun(toksin), apabila orang-orang yangmemakanan makanan laut yang sudah tercemar racun tersebut dapat mengalami kerusakan otak .
Melimpahnya ganggang api, karena meningkatnya nutrient mineral air laut, ini dikarenakan  adanya putaran arus laut dari bawah ke atas yang mengangkat nutriensedimen dari dasar laut ke bagian permukaan laut PIGMEN.
 Ganggang api memiliki warna yang beragam, ada yang berwarna kuning-kehijauan, hijau, biru,coklat atau merah, tergantung pigmen yang mendominasi dari ganggang tersebut. Pigmen pada ganggang api secara umum: klorofil a dan c, santofil, dinosantin, fikobilin.
 CIRI-CIRI
Uniseluler:Memiliki dinding sel dengan lempengan selulos.Dinding sel tersebut beralur membujur dan melintang termasuk dalam protista mirip tumbuhan.
 CARA HIDUP
-ada yang fotosintetik 
-ada yang parasit
 CARA REPRODUKSI
 a.aseksual
b.pembelahan biner
 c.seksual
d.penyatuan isogamet
 ALAT GERAK
-Memiliki 2 flagellum yang terletak di samping (lateral) atau di ujung (apical) selnya.
  HABITAT
Alga api biasanya banyak hidup dib air tawar dan air laut misalnya Peridinium dan Ceratium, alga api yang hidup di laut memiliki sifat fosforesensi yaitu memiliki  fosfor yang memancarkan cahaya.         
CONTOH  GANGGANG  API
-Gymnodium breve: menghasilkan neurotoksin (racun bagi saraf)
- Gambierdiscus toxicus: menghasilkan ciguatoksin (dapat menyebabkan ciguatera)
-Gonyaulax : menghasilkan saksitoksin
-Noctiluca scintillans: tidak menghasilkan toksin, tapi dapat berpendargymn odium breve Gambierdiscus toxicus Gonyaulax.
Pyrrophyta adalah alga uniselular (bersel satu) dengan dua flagel yang berlainan, berbentuk pita, keluar dari sisi perut dalam suatu saluran. Alga yang termasuk alga api ini disebut Dino Flagellata. Tubuhnya tersusun atas satu sel memiliki dinding sel dan dapat bergerak aktif.
Ciri yang utama bahwa di sebelah luar terdapat celah dan alur, masing-masing mengandung satu flagel. Alga api berkembangbiak dengan membelah diri, kebanyakan hidup di laut dan sebagian kecil hidup di air tawar. Contohnya adalah Perodinium. Alga api yang hidup di laut memiliki sifat fosforesensi yaitu memiliki fosfor yang memancarkan cahaya.
Ciri khas dari sel ini adalah :
Di sebelah luar sel terdapat celah dan alur serta di dalam sel terdapat plastida yang mengandung klorofil dan karatinoid sehingga berwarna cokelat kekuning-kuningan. cara memperbanyak diri pyrrophyta yaitu dengan membelah diri. Habitatnya di air tawar dan air asin. Alat Gerak pyrrophyta berupa flagel, sebanyak dua buah, satu buah melingkar satu bagian lainnya berada di posterio. Cara Perkembangbiakan Pyrrophyta dengan cara vegetatif yaitu, pembelahan sel yang bergerak, jika sel memiliki panser, maka selubung akan pecah. Selain itu juga pyrrophyta berkembangbiak dengan cara Sexual, dalam sel terbentuk 4 isogamet yang masing-masing dapat mengadakan perkawinan dengan isogamet dari individu lain Sporik, yaitu dengan zoospora (contohnya Gloeonidium) dan aplanospora (contohnya Glenodinium).
6.Euglenophyta (Alga berflagel)
Euglenophyta adalah organisme bersel satu yang mirip hewan karena tidak berdinding sel dan mempunyai alat gerak berupa flagel jumlah flagel bisa satu,dua atau tiga sehingga dapat bergerak bebas. Sebagian besar uniseluler. Mirip tumbuhan karean memiliki klorofil dan mampu berfotosintesis tetapi ada juga yang tidak dan mirip hewan karena tidak berdinding sel dan memilki stigama yang peka terhadap cahaya dan cara makanya seperti amoeba. Hidup di air tawar, dalam tanah dan tempat lembab.
Perkembangbiakan pada Euglenophytha adalah aseksual yaitu pembelahan sel, beberapa marga sel vegetatifnya dikelilingi lorika atau suatu seludang tegar yang mengandung gelatin dan tidak berhubungan langsung dengan sitoplasma. Contohnya: Euglena .Euglena terdapat di air tawar, misal di sawah. Bentuk tubuh sel oval memanjang, pada mulut sel terdapat cambuk atau flagel dan digunakan untuk bergerak. Dekat mulut terdapat bintik mata (stigma) yang gunanya untuk membedakan gelap dan terang. Di dalam sitoplasmanya terdapat butir kloroplas yang berisi klorofil. Oleh karena itu Euglena berwarna hijau. Contohnya Euglena viridis,
Euglena dapat membuat makanan sendiri dengan cara fotosintesis dan juga dapat memakan zat-zat organik. Karena Euglena mampu melakukan fotosintesis maka dikatakan hidup secara fotoautotrof. Di samping itu dikatakan juga sebagai heterotrof karena memakan bahan organik yang tersedia. Cara berkembang biak yaitu dengan membelah diri yang disebut pembelahan biner.
a . Ciri-Ciri Euglena
Euglena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) berwarna hijau karena mengandung klorofil,
2) sel berbentuk oval memanjang,
3) di salah satu ujungnya terdapat mulut sel,
4) dari mulutnya muncul satu flagela (cambuk) yang berfungsi sebagai alat gerak, dan
5) mempunyai bintik mata yang terletak di dekat mulut sel yang berfungsi untuk membedakan antara gelap dan terang.
b . Cara Euglena Memperoleh Makanan
Sebagai organisme yang menyerupai tumbuhan, Euglena dapat membuat makanan sendiri dengan melakukan fotosintesis. Dengan bantuan cahaya matahari, makhluk hidup ini dapat mengubah klorofil menjadi energi. Selain berfotosintesis, makhluk hidup ini dapat pula memasukkan bahan makanan melalui mulut sel yang dimilikinya sehingga Euglena dapat disebut sebagai organisme fotoautotrof dan organisme heterotrof.
c . Cara Euglena Bereproduksi
Reproduksi Euglena dilakukan dengan membelah diri. Dari pembelahan ini akan dihasilkan dua sel anak. Setiap sel anak mempunyai inti sel, membran sel, dan sitoplasma.











PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan
Alga biasnya hidup melayang di atas permukaan air dan di dasar perairan sebagi fitoplanknton. Alga memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Selain itu, alga memiliki pigmen yang lebih dominan. Berdasarkan dominan pigmennya alga  dibedakan menjadi :
-          Chlorophyta yaitu alga yang mimiliki warna pigmen dominan yang berwarna hijau atau bisa disebut dengan lga hijau.
-          Chrysophyta  yaitu alga yang mengandumg pigmen klorofil a, b, c dan karoten. Alga ini juga disebut dengan alga keemasan.
-          Paeophyta yaitu alga coklat. Warna coklat ditimbulkan oleh adanya pigmen coklat (fukosantin) yang secara dominan menyelubungi warna hijau dari klorofil pada jaringan.
-          Euglenophyta adalah organisme bersel satu yang mirip hewan karena tidak berdinding sel dan mempunyai alat gerak berupa flagel jumlah flagel bisa satu,dua atau tiga sehingga dapat bergerak bebas. Sebagian besar uniseluler. Mirip tumbuhan karean memiliki klorofil dan mampu berfotosintesis tetapi ada juga yang tidak dan mirip hewan karena tidak berdinding sel dan memilki stigama yang peka terhadap cahaya dan cara makanya seperti amoeba. Hidup di air tawar, dalam tanah dan tempat lembab.
-          Phyrrophyta atau Ganggang api memiliki warna yang beragam, ada yang berwarna kuning-kehijauan, hijau, biru,coklat atau merah, tergantung pigmen yang mendominasi dari ganggang tersebut. Pigmen pada ganggang api secara umum: klorofil a dan c, santofil, dinosantin, fikobilin.
-          Rhodophyta atau Alga merah berwarna merah sampai ungu, tetapi ada juga yang lembayung atau kemerah – merahan. Kromatopora berbentuk cakram atau lembaran dan mengandung klorofil a, klorofil b, dan karotenoid. Akan tetapi, warna lain tertutup oleh warna merah fikoeritrin sebagai figmen utama yang mengadakan fluoresensi. Jenis rhodophyta tertentu memiliki fikosianin  yang member warna biru.

DAFTAR PUSTAKA


Arianti, Khori. 2009. BIOLOGI SMA. Intan Pariwara : Jakarta
Bekti,Rianto.2008. Acuan Pengayaan Biologi Untuk SMA Kelas X. Cv.Sindunata : Solo
Maryati,Sri.2007. Biologi Untuk SMA Kelas X. Erlangga: Jakarta.
Pratiwi,D.A. Dkk. 2000. Buku Penuntun Biologi. Erlangga : Jakarta
http//:www.google.co.id
http///:www.yahooo.co.id