Minggu, 14 Oktober 2012

metamorfosis dan kelainan pada perkembangan manusia


1.Metamorfosis

Kata metamorfosis berasal dari bahasa Yunani, yaitu meta yang berarti "sekitar, di antara, setelah", morphe yang berarti "bentuk", dan osis yang bisa diartikan "bagian dari". Jadi, metamorfosis boleh kalian artikan proses pertumbuhan fisik atau biologis hewan yang memengaruhi bentuk atau struktur tubuhnya.
Proses tersebut dimulai sejak hewan tersebut dilahirkan (menetas) sampai hewan memiliki tubuh yang standar untuk dikatakan sebagai hewan dewasa.
Metamorfosis terjadi pada serangga dan amfibi.Proses metamorfosis melibatkan perubahan bentuk atau struktur melalui beberapa tahap pertumbuhan sel dan differensiasi sel. Metamorfosis ini dibagi menjadi dua tipe, yaitu:
a. Metamorfosis Sempurna
Metamorfosis sempurna ditandai dengan ada nya fase yang disebut pupa atau kepompong. Bentuk larva dengan serangga dewasa jauh berbeda. Kupu-kupu mengalami tahapan yang panjang sebelum menjadi kupu-kupu dewasa. Pertama kali, kupu-kupu akan bertelur. Telur kupu-kupu biasanya diletakkan di dedaunan. Telur kemudian menjadi ulat. Tahap berikutnya ulat akan berubah menjadi kepompong (pupa) dan akhirnya menjadi kupu-kupu dewasa. Se ekor hewan mengalami metamorfosis sempurna jika selama daur hidup nya  terjadi perubahan bentuk yang nyata  antara hewan muda dan hewan dewasa nya.Tahapan dalam metamorfosis sempurna adalah sebagai berikut.
telur >>  larva >> pupa (kepompong) >> dewasa (imago)
b. Metamorfosis Tidak Sempurna (Hemimetabola)
Serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, bentuk serangga yang baru menetas (nimfa) tidak jauh berbeda dengan bentuk serangga dewasa (imago). Perbedaan yang mencolok adalah nimfa tidak memiliki sayap. Sayap akan tumbuh secara bertahap sehingga menyerupai bentuk dewasa. Secara umum nimfa dan serangga dewasa memiliki sifat yang sama. Contohnya pada jangkrik dan belalang. Urutan daur hidup serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah sebagai berikut.telur >> nimfa >> dewasa (imago)

Tabel Perbedaan Metamorfosis Sempurna dan Metamorfosis Tidak Sempurna

No
Fase
Metamorfosis sempurna
Metamorfosis tidak sempurna
1
Contoh
Kupu-kupu
Belalang
2.
Masa
Tipe mulut ulat: menggigit; makanannya: daun-daunan; tidak bersayap; jumlah kaki banyak
Tipe mulut belalang: menggigit; makanannya: daun-daunan; tidak bersayap; jumlah kaki tiga pasang
 3.
Sebutan
Larva; berbeda sifat dengan bentuk dewasanya
Nimfa; mempunyai banyak persamaan dengan bentuk dewasanya
4.
Pupa
Ada
Tidak ada
5.
Masa dewasa
Tipe mulut kupu-kupu: mengisap; makanannya: sari bunga; bersayap; jumlah kaki tiga pasang
Tipe mulut belalang: menggigit; makanannya: daun-daunan; bersayap; jumlah kaki tiga pasang.

2. Metamorfosis pada Katak
Katak merupakan amfibi, yaitu memiliki dua alam kehidupan, air dan darat. Katak bertumbuh diawali dengan pembuahan ovum oleh sperma. Ovum lalu membentuk zigot. Pembuahan ini terjadi diluar tubuh betina (fertilisasi eksternal), yaitu di air. Zigot menjadi embrio dalam beberapa tahap yaitu morula, blastula, dan gastrula. Morula terbentuk 3-7 jam setelah pembuahan, blastula 18 jam setelah pembuahan, dan gastrula 34 jam setelah pembuahan. Setelah kurang lebih 84 jam tampak ekor. Beberapa hari kemudian, embrio menetas menjadi larva, berudu (kecebong). Semula berudu memiliki insang luar, setelah 9 hari berganti dengan insang dalam. Sesudah kira-kira 12 hari terbentuklah tutup insang, dan setelah kira-kira 2-3 bulan mulai tampaklah tungkai belakang. Berudu hidup di lingkungan air dan bersifat Herbivora (makan tumbuhan). Setelah kurang lebih 3 bulan(tergantung spesies), berudu mengalami metamorfosis. Perkembangan paru-paru, memendeknya usus, kemunduran insang, dan akhirnya menjadi katak. Katak hidup di darat dan bersifat insektivora (makan serangga). Setelah berumur 1 tahun atau lebih, katak  menjadi katak dewasa dan sudah berreproduksi.

Proses Metamorfosis Ulat Menjadi Kupu-Kupu

Bahwa kupu-kupu telah berada di Bumi ini setidaknya sejak 40-50 juta tahun yang lalu. Meskipun begitu, masih banyak hal dalam diri kupu-kupu yang belum dipahami sepenuhnya dan menjadi misteri. Yang kita tahu dengan pasti, siklus hidup kupu-kupu yang lengkap terdiri dari empat tahap yang meliputi telur, larva (ulat), pupa (kepompong), dan akhirnya kupu-kupu dewasa. Dan ternyata, dalam setiap tahapan kehidupan hewan ini, terdapat kisah menarik tersendiri yang sayang untuk kita lewatkan. Berikut berbagai hal sampaikan proses yang terjadi ketika ulat bermetamorfosis untuk menjadi kupu-kupu.
Telur
Hal menarik pada binatang yang satu ini sudah langsung dapat kita jumpai ketika mereka masih berupa telur. Kupu-kupu akan tertarik pada jenis tanaman tertentu, dan kupu-kupu betina akan bertelur pada jenis tanaman dimana ulat akan makan. Telur kupu-kupu biasanya akan dilekatkan ke bagian bawah daun dengan zat yang berfungsi sebagai semacam lem yang sangat kuat. Sampai saat ini, tidak diketahui bagaimana struktur dan bahan kimia apa yang membentuk lem tersebut. Tetapi lem ini bekerja dengan sangat baik, bahkan ikatan telur dan daun yang dibentuk oleh lem ini jauh lebih kuat dibanding telur dan daun itu sendiri. Tahapan telur ini dapat berlangsung dari beberapa minggu, sampai beberapa bulan, sebelum akhirnya menetas dan menjadi larva.
Larva (Ulat)
Larva atau ulat akan menetas dari telur sekitar enam hari kemudian. Makhluk-makhluk kecil ini sangat rakus dan dengan cepat mulai menggerogoti setiap daun yang dilihatnya. Pada masa ini, pertumbuhan ulat sangat luar biasa cepat, sehingga ia akan berganti kulit beberapa kali untuk menyesuaikan tubuhnya yang menjadi berukuran lebih besar. Pada akhir siklus ini, ulat akan memiliki panjang sekitar 5 cm. Ulat lalu akan mengeluarkan hormon-hormon tertentu, yang berarti tiba saatnya untuk ulat tersebut melanjutkan hidupnya ke tahapan selanjutnya yaitu berubah menjadi kepompong.
Pupa (Kepompong)
Ulat kemudian akan membentuk sebuah cangkang kecil yang biasa kita sebut dengan kepompong. Kepompong dapat dibuat oleh ulat dari dua buah daun yang dibungkus benang sutra atau kepompong yang sepenuhnya dibuat dari benang sutra. Di dalam pupa atau kepompong ini, ulat lalu akan memulai proses yang menakjubkan untuk berubah menjadi kupu-kupu dewasa. Tahap ini rata-rata akan berlangsung selama dua belas hari.
Pada tahap ini, ulat mulai melepaskan enzim yang akan mencerna hampir semua bagian tubuhnya sendiri. Sehingga, yang tersisa di dalam kepompong hanya berupa semacam cairan yang sangat kaya akan nutrisi yang berguna untuk perkembangan menjadi kupu-kupu. Pada tahap kehidupan ini, ada beberapa fakta menarik yang berhasil diketahui melalui penelitian yang dilakukan di Georgetown University. Penelitian tersebut menemukan bahwa kupu-kupu masih memiliki setidaknya beberapa dari ingatan yang mereka miliki ketika mereka masih berwujud ulat.

Entah bagaimana, neuron yang menyimpan memori ulat dapat berhasil selamat dari proses pencernaan enzim yang mencerna hampir seluruh tubuh ulat. Selain itu, bagaimana neuron ini selanjutnya dimasukkan ke dalam otak kupu-kupu yang berukuran lebih besar dan lebih kompleks dibanding otak ulat masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Selain neuron, ada juga bagian tubuh ulat lainnya yang berhasil selamat dari proses "penghancuran diri" yang dilakukan oleh ulat, yaitu beberapa sel embrio khusus yang dimilikinya.
Sel embrio ini sudah ada sejak awal kehidupan ulat, tetapi mereka akan berhenti tumbuh pada titik tertentu dalam perkembangan ulat dan hanya mulai tubuh lagi bila telah waktunya bagi ulat untuk berubah menjadi kupu-kupu. Setelah waktu tersebut tiba, sel embrio akan menggunakan nutrisi yang berasal dari bagian tubuh ulat yang dicerna dan kemudian membentuk bagian-bagian dari tubuh kupu-kupu. Sel embrio ini juga terdiri dari beberapa jenis yang berbeda, dan sel embrio yang berbeda akan membentuk jaringan tubuh yang berbeda pula. Sebagai contoh, ada sel embrio yang akan membentuk kaki, antena, sayap, organ kupu-kupu dan lain-lain.
Proses metamorfosis dari ulat menjadi kupu-kupu ini membutuhkan jumlah energi yang sangat besar. Hal ini dibuktikan oleh fakta bahwa berat kupu-kupu dewasa ketika pertama kali muncul hanya sekitar setengah dari berat waktu sekitar 3 hari setelah kepompong terbentuk.
Kupu-Kupu
Setelah proses metamorfosis selesai, kupu-kupu akan menggunakan cairan khusus yang diformulasikan untuk melunakkan kepompong. Kepompong yang melunak akan terlihat transparan, ketika kepompong telah melunak, mereka menggunakan cakar tajam mereka untuk merobek kepompong dan keluar dari sana. Setelah mereka keluar, mereka akan memulai proses pengembangan, pengerasan dan pengeringan sayap mereka dan menyesuaikan diri dengan tubuh baru mereka. Proses ini dapat berlangsung beberapa jam dan saat ini adalah saat ketika kupu-kupu sangat rentan karena mereka tidak dapat terbang dan sama sekali tidak memiliki bentuk pertahanan apa pun.
METAMORFOSIS BELALANG
Belalang adalah hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis tidak sempurna adalah metamorfosis yang hanya memiliki 3 tahap, yaitu telur, nimfa, dan imago (dewasa). Dimana tampilan fisik antara nimfa dan imago tidak jauh berbeda. Contoh serangga lain yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah wereng, jangkrik dan kecoa.
Sedangkan metamorfosis sempurna adalah metamorfosis yang memiliki 4 tahap, yaitu telur, nimfa, pupa, dan imago. Tahap yang membedakan metamorfosis tidak sempurna dengan metamorfosis sempurna adalah tahap pupa (kepompong). Perbedaan lainnya adalah tampilan fisik nimfa dan imago serangga yang mengalami metamorfosis sempurna sangat berbeda.
2.Kelainan kelainan pada perkembangan manusia
Adapun kelainan kelainan pada perkembangan manusia adalah sebagai berikut:
A.HYDROCEPHALUS    
1.      Pengertian
Istilah hydrocephalus diperoleh dari kata-kata Yunani “hydro” berarti air dan “cephalus” berarti kepala. Jadi Hydrocephalus adalah kondisi dimana karakteristik utama adalah akumulasi cairan yang berlebihan dalam otak. Meskipun hydrocephalus pernah sekali dikenal sebagai air di otak, “air” sebenarnya adalah cairan cerebrospinal atau cerebrospinal fluid (CSF) – cairan bening yang mengelilingi otak dan sumsum tulang (spinal cord). membahyakan pada jaringan-jaringan otak.
2.      Penyebab Hydrocephalus
1.      kelainan-kelainan genetik yang diturunkan (seperti kerusakan genetik menyebabkan aqueductal stenosis) atau penyakit-penyakit perkembangan (seperti yang berhubungan dengan kerusakan-kerusakan tabung neural termasuk spina bifida
2.      komplikasi-komplikasi dari kelahiran premature seperti intraventricular hemorrhage, penyakit-penyakit seperti meningitis, tumor-tumor, luka kepala traumatic, atau subarachnoid hemorrhage, yang menghalangi jalan keluar dari CSF dari ventricles ke cisterns atau mengeliminasi jalan-jalan lintasan untuk CSF kedalam cisterns.
3.      Gejala-gejala dari hydrocephalus bervariasi dengan umur, kemajuan penyakit, dan perbedaan-perbedaan individu dalam toleransi pada kondisi.
4.      Pada masa kanak-kanak, indikasi yang paling jelas dari hydrocephalus adalah seringkali peningkatan yang cepat dalam lingkar kepala atau ukuran kepala yang besarnya tidak biasa.
5.      Gejala-gejala lain mungkin termasuk muntah, ngantuk, sifat lekas marah, penyimpangan yang menurun dari mata-mata (juga disebut “sunsetting”), dan seizures.
6.      Anak-anak yang lebih tua dan kaum dewasa mungkin mengalami gejala-gejala yang berbeda karena tengkorak-tengkorak mereka tidak dapat meluas untuk mengakomodasi penumbuhan dari CSF.
7.       Gejala-gejala mungkin termasuk sakit kepala diikuti oleh mual, muntah, papilledema (pembengkakan dari cakram optik yang adalah bagian dari syaraf optik),
8.       penglihatan yang kabur atau double, sunsetting dari mata-mata, persoalan-persoalan dengan keseimbangan, koordinasi yang buruk, gangguan gaya berjalan, tidak dapat menahan buang air kecil, kemajuan perkembangan yang melambat atau kehilangan, kelesuan, keadaan mengantuk, mudah lekas marah, atau perubahan-perubahan lain pada kepribadian atau kesadaran termasuk kehilangan memori


3.      Gejala-Gejala Dari Hydrocephalus
Anensefalus adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan otak tidak terbentuk. Anensefalus adalah suatu kelainan tabung saraf (suatu kelainan yang terjadi pada awal perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk otak dan korda spinalis).
Faktor-faktor resiko anencephalus
faktor resiko terjadinya anensefalus adalah:
1.      Riwayat anensefalus pada kehamilan sebelumnya
2.      Kadar asam folat yang rendah.
3.      Resiko terjadinya anensefalus bisa dikurangi dengan cara meningkatkan asupan asam folat minimal 3 bulan sebelum hamil dan selama kehamilan bulan pertama.
4.      Gejala anencephalus
Gejalanya berupa:
a.  ibu : polihidramnion (cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak)
b.  bayi :
   1) tidak memiliki tulang tengkorak
   2) tidak memiliki otak (hemisfer serebri dan serebelum)
   3)  kelainan pada gambaran wajah
   4)  kelainan jantung
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah:
a.  Kadar asam lemak dalam serum ibu hamil
b. Amniosentesis (untuk mengetahui adanya peningkatan kadar alfa-fetoprotein)
c.  Kadar alfa-fetoprotein meningkat (menunjukkan adanya kelainan tabung saraf)
d.  Kadar estriol pada air kemih ibu

B.KEMBAR SIAM     
Pengertian
Kembar siam adalah keadaan anak kembar yang tubuh keduanya bersatu. Hal ini terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara sempurna. Kemunculan kasus kembar siam diperkirakan adalah satu dalam 200.000 kelahiran. Yang bisa bertahan hidup berkisar antara 5% dan 25%, dan kebanyakan (75%) berjenis kelamin perempuan.
Faktor penyebab
Banyak faktor diduga sebagai penyebab kehamilan kembar. Selain faktorgenetik, obat penyubur yang dikonsumsi dengan tujuan agar sel telur matang secara sempurna, juga diduga ikut memicu terjadinya bayi kembar. Alasannya, jika indung telur bisa memproduksi sel telur dan diberi obat penyubur, maka sel telur yang matang pada saat bersamaan bisa banyak, bahkan sampai lima dan enam.
Jenis-jenis kembar siam
Ada beberapa jenis kembar siam:
1.      Thoracopagus: kedua tubuh bersatu di bagian dada (thorax). Jantung selalu terlibat dalam kasus ini. Ketika jantung hanya satu, harapan hidup baik dengan atau tanpa operasi adalah rendah. (35-40% dari seluruh kasus)
2.      Omphalopagus: kedua tubuh bersatu di bagian bawah dada. Umumnya masing-masing tubuh memiliki jantung masing-masing, tetapi biasanya kembar siam jenis ini hanya memiliki satu hati, sistem pencernaan, diafragma dan organ-organ lain. (34% dari seluruh kasus)
3.      Pygopagus (iliopagus): bersatu di bagian belakang. (19% dari seluruh kasus)
4.      Cephalopagus: bersatu di kepala dengan tubuh yang terpisah. Kembar siam jenis ini umumnya tidak bisa bertahan hidup karena kelainan serius di otak. Dikenal juga dengan istilah janiceps (untuk dewa Janus yang bermuka dua) atau syncephalus.
5.      Cephalothoracopagus: Tubuh bersatu di kepala dan thorax. Jenis kembar siam ini umumnya tidak bisa bertahan hidup. (juga dikenal dengan epholothoracopagus atau craniothoracopagus)
6.      Craniopagus: tulang tengkorak bersatu dengan tubuh yang terpisah. (2%)
7.      Craniopagus parasiticus – bagian kepala yang kedua yang tidak memiliki tubuh.
8.      Dicephalus: dua kepala, satu tubuh dengan dua kaki dan dua atau tiga atau empat lengan (dibrachius, tribrachius atau tetrabrachius) Abigail dan Brittany Hensel, adalah contoh kembar siam dari Amerika Serikat jenis dicephalus tribrachius.
9.      Ischiopagus: kembar siam anterior yang bersatu di bagian bawah tubuh. (6% dari seluruh kasus)
10.  Ischio-omphalopagus: Kembar siam yang bersatu dengan tulang belakang membentuk huruf-Y. Mereka memiliki empat lengan dan biasanya dua atau tiga kaki. Jenis ini biasanya memiliki satu sistem reproduksi dan sistem pembuangan.
11.  Parapagus: Kembar siam yang bersatu pada bagian bawah tubuh dengan jantung yang seringkali dibagi. (5% dari seluruh kasus)
12.  Diprosopus: Satu kepala dengan dua wajah pada arah berlawanan

C.GAWAT JANIN
Gawat janin adalah keadaan / reaksi ketika janin tidak memperoleh oksigen yang cukup.
Tanda-tanda gawat janin
Frekwensi bunyi jantung janin kurang dari 120 x / menit atau lebih dari 160 x / menit.Berkurangnya gerakan janin ( janin normal bergerak lebih dari 10 kali per hari ).Adanya air ketuban bercampur mekonium, warna kehijauan ( jika bayi lahir dengan letak kepaala

Cara mencegah terjadinya gawat janin
Gunakan partograf untuk memantau persalinan.
Anjurkan ibu sering berganti posisi selama persalinan. Ibu hamil yang berbaring terlentang dapat mengurangi aliran darah ke rahimnya
Cara mengidentifikasi gawat janin
Periksa frekwensi bunyi jantung janin setiap 30 menit pada Kala I dan setiap 15 menit sesudah pembukaan lengkap.
Periksa ada / tidaknya air ketuban bercampur mekonium ( warna kehijauan).
Penanganan gawat janin
1.      Tingkatkan oksigen pada janin dengan cara : Mintalah si ibu merubah posisi tidurnya; Berikan cairan kepada ibu secara oral atau IV; Berikan Oksigen.
2.      Periksa kembali denyut jantung janin. Bila frekwensi bunyi jantung janin masih tidak normal, maka dirujuk; Bila merujuk tidak mungkin, siap-siap untuk menolong BBL dengan asfiksia.Anjurkan ibu hamil in-partu berbaring kesisi kiri untuk meningkatkan aliran oksigen ke janinnya. Hal ini Biasanya meningkatkan aliran darah maupun oksigen melalui plasenta lalu ke janin. Bila posisi miring ke kiri tidak membantu. Coba posisi yang lain ( miring ke kanan, posisi sujud ). Meningkatkan oksigen ke janin dapat mencegah atau mengobati Gawat Janin.







BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari isi makalah yang kami buat , kami dapat menyimpulkan bahwa Metamorfosis merupakan proses pertumbuhan fisik atau biologis hewan yang memengaruhi bentuk atau struktur tubuhnya. Metamorfosis terbagi menjadi fua tipe yitu metamorfosis sempurna dan tidak sempurna. Metamorfosis terjadi pada serangga dan anfibi.
Adapun Kelainan-kelainan yang terjadi pada perkembangan manusia adalah sbb:
a.hidrocephalus dimana yg di maksud dengan kelainan tersebut adalah kondisi
    dimana karakteristik utama adalah akumulasi cairan yang berlebihan dalam
    otak.
b. Kembar siam adalah keadaan anak kembar yang tubuh keduanya bersatu.
     Hal ini terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara
     sempurna.
            c. Gawat janin adalah keadaan / reaksi ketika janin tidak memperoleh oksigen
                 yang cukup.