A.
KLASIFIKASI
A. 1 Definisi Klasifikasi
Klasifikasi adalah
pengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaan-persamaan ciri
(keseragaman),perbedaan ciri (keanekaragaman),cara hidup,tempat hidup, daerah
penyebaran,dan sebagainya.
A.
2
Tujuan Klasifikasi
Tujuan dilakukannya
klasifikasi atau pengelompokan makhluk hidup, antara lain:
·
Menyederhanakan obyek
studi, sehingga mempermudah dalam mempelajari.
·
Mendeskripsikan
ciri-ciri makhluk hidup maupun manfaatnya agar mudah dikenali pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan
ciri-cirinya.Dasar
pengelompokan makhluk hidup antara sistem klasifikasi yang satu dengan yang
lain mungkin saja berbeda. Namun, pada umumnya klasifikasi makhluk hidup
tersebut mempunyai tujuan dan manfaat yang hampir sama.
·
Melihat hubungan kekerabatan antar anggota kelompok makhluk
hidup dalam klasifikasi tersebut. Makin banyak persamaan satu golongan dengan
golongan lain artinya kedua golongan tersebut memiliki hubungan
kekerabatan makin dekat
·
Mengurutkan proses evolusi/ perkembangan suatu makhluk hidup
berdasarkan hubungan kekerabatan dengan
golongan lain.
A.
3 Sejarah Klasifikasi
Sistem Klasifikasi
makhluk hidup telah dikenal sejak zaman dulu. Ahli filosof Yunani, Aristoteles (384-322 SM) mengelompokkan
makhluk hidup ke dalam dua kelompok besar yaitu kelompok hewan (animalia) dan
kelompok tumbuhan (plantae), namun keberadaan organisme mikroskopis belum
dikenal pada saat itu. Sistem klasifikasi makhluk hidup terus mengalami
kemajuan seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Sistem
klasifikasi makhluk hidup dikelompokan dalam satu-satuan kelompok besar yang
disebut kingdom. Sistem kingdom yang pertama diperkenalkan oleh Carolus
Linnaeus. Sistem kingdom pun terus mengalami perubahan dan perbaikan hingga
sekarang dan sering menjadi pro dan kontra bagi para ilmuwan.Adapun beberapa
sistem klasifikasi yang pernah dikenalkan para ahli yaitu:
1. Sistem
Dua kingdom
Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan),
Ciri–ciri :
memiliki dinding sel, berklorofil,
mampu berfotosintesis.
Kingdom Animalia (Dunia Hewan),
Ciri–ciri : tidak memiliki dinding sel, tidak berklorofil, mampu bergerak
bebas.
Sistem ini dikembangkan oleh ilmuwan Swedia
yaitu Carolus Linnaeus tahun 1735.
2.
Sistem Tiga Kingdom.
Kingdom Animalia (Dunia Hewan), Ciri :
heterotrof, eukariot multiseluler Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan), Ciri :
autotrof, eukariot multiseluler, reproduksi dengan spora. Kingdom Protista
(Organisme bersel satu atau uniseluler dan organisme multiseluler sederhana).Sistem
ini dikembangkan oleh ahli Biologi Jerman (Ernst Haeckel) tahun 1866.
3.
Sistem Empat Kingdom.
Kingdom Animalia (Dunia Hewan, Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan), Kingdom Protista. Kingdom Monera, ciri-ciri memiliki inti tanpa
membran inti (prokariotik).Sistem Ini ,kembangkan
oleh ahli Biologi Amerika (Herbert Copeland) tahun 1956.
4.
Sistem Lima Kingdom
Kingdom Monera, Kingdom Protista, Kingdom Fungi (Dunia Jamur), Ciri :
eukariotik, heterotrof, tidak berklorofil, dinding sel dari zat kitin. Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan) Kingdom
Animalia (Dunia Hewan).Sistem ini dikembangkan oleh ahli Biologi Amerika
(Robert H. Whittaker) tahun 1969.
5.
Sistem Enam Kingdom.
Pada tahun 1970-an seorang mikrobiologi
bernama Carl Woese dan peneliti lain dari university of Illinois menemukan
suatu kelompok bakteri yang memiliki ciri unik dan berbeda dari anggota kingdom
Monera lainnya. Kelompok tersebut dinamakan Archaebacteria. Archaebacteria
lebih mendekati makhluk hidup eukariot dibandingkan bakteri lain yang merupakan
prokraiot. Hal itu menyebabkan terciptanya sistem klasifikasi 6 kingdom pemisah
kingdom Archaebacteria dari anggota kingdom Monera lain yang kemudaian disebut
Eubacteria.
Kingdom
Animalia (Dunia Hewan), Kingdom Plantae
(Dunia Tumbuhan), Kingdom Protista, Kingdom Mycota (Dunia Jamur), Kingdom Eubacteria, Kingdom Archaebacteria. Namun hingga sekarang
yang diakui sebagai sistem klasifikasi standar adalah sistem Lima Kingdom yang
ditemukan oleh Whittaker.
Berikut
ini adalah ciri-ciri umum organisme yang masuk ke dalam klasifikasi 5 kingdom.
a.
Monera
Monera adalah mahkluk hidup yang tidak
membran inti (organisme prokariot). Meskipun tidak memiliki membran inti,
organisme ini memiliki bahan inti. Bahan inti itu berupa asam inti atau DNA
(deoxyribo nucleic acid atau asam deoksiribonukleat). Kelompok Monera ini terdiri
dari Eubacteria (selama ini kita mengenalnya sebagai bakteri) dan
Archaebacteria (bakteri yang hidup pada habitat ekstrim).
b.
Protista
Protista adalah kingdom mahkluk hidup
yang terdiri dari satu sel atau banyak sel yang memiliki membran inti
(organisme eukariot). Protista dikelompokan secara seerhana seperti protista
mirip hewan (protozoa), protista mirip tumbuhan (alga), dan protista mirip
jamur.
c.
fungi (Jamur)
Fungi atau jamur merupakan kingdom
mahkluk hidup yang tidak memiliki kloroplas. Tubuh jamur ada yang terdiri dari
satu sel, berbentuk benang, atau tersusun dari kumpulan benang. Dinding selnya
terdiri dari zat kitin. Oleh karena itu jamur tidak dapat dikelompokkan dalam
dunia hewan atau tumbuhan. Kelompok ini terdiri dari semua jamur, kecuali jamur
lendir (Myxomycota) dan jamur air (Oomycota).
d.
Plantae (Tumbuhan)
Plantae atau kingdom tumbuhan adalah
mahkluk hidup bersel banyak yang mempunyai kloroplas. Di dalam kloroplas
terkandung klorofil. Oleh karena memiliki klorofil, maka tumbuhan dapat
melakukan fotosintesis. Sel tumbuhan termasuk eukariot (memiliki membran inti)
dan dinding selnya tersusun dari selulosa. Tumbuhan umumnya memiliki akar,
batang, dan daun, kecuali beberapa jenis tumbuhan yang memiliki akar semu
(rizoid), seperti pada briophyta (tumbuhan lumut). Perkembangbiakan tumbuhan
terjadi secara kawin maupun tak kawin. Tumbuhan terdiri dari tumbuhan lumut
(Bryophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta), tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae), dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).
e.
Animalia.
Animalia adalah kingdom hewan.
Sel-selnya mempunyai membran inti (eukariot) dan tidak memiliki kloroplas.
Selain itu sel hewan tidak memiliki dinding sel. Berbeda dengan tumbuhan, hewan
dapat bergerak aktif dan memiliki sitem saraf.
A. 4
Macam-Macam Sistem Klasifikasi
1.
Klasifikasi Sistem Alami
Klasifikasi sistem alami dirintis oleh
Michael Adams dan Jean Baptiste de Lamarck. Sistem ini menghendaki terbentuknya
kelompok-kelompok takson yang alami. Artinya anggota-anggota yang membentuk
unit takson terjadi secara alamiah atau sewajarnya seperti yang dikehendaki
oleh alam. Klasifikasi sistem alami
menggunakan dasar persamaan dan perbedaan morfologi (bentuk luar tubuh) secara
alami atau wajar. Contoh, hewan berkaki dua, berkaki empat, tidak berkaki,
hewan bersayap, hewan bersirip, hewan berbulu, bersisik, berambut dan
lain-lain. Sedangkan pada tumbuhan, ada kelompok tumbuhan berkeping biji satu,
berkeping biji dua.
2.
Klasifikasi Sistem Buatan (Artifisial)
Sistem Artifisial adalah klasifikasi
yang menggunakan satu atau dua ciri pada makhluk hidup. Sistem ini disusun
dengan menggunakan ciri-ciri atau sifat-sifat yang sesuai dengan kehendak
manusia, atau sifat lainnya. Misalnya klasifikasi tumbuhan dapat menggunakan
dasar habitat (tempat hidup), habitus atau berdasarkan perawakan (berupa pohon,
perdu, semak, ternak dan memanjat). Tokoh sistem Artifisial antara lain
Aristoteles yang membagi makhluk hidup menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan
(plantae) dan hewan (animalia). Ia pun membagi tumbuhan menjadi kelompok pohon,
perdu, semak, terna serta memanjat. Tokoh lainnya adalah Carolus Linnaeus yang
mengelompokkan tumbuhan berdasarkan alat reproduksinya.
3.
Klasifikasi Sistem Filogenetik
Klasifikasi sistem filogenetik muncul
setelah teori evolusi dikemukakan oleh para ahli biologi. Pertama kali
dikemukakan oleh Charles Darwin pada tahun 1859. Menurut Darwin, terdapat
hubungan antara klasifikasi dengan evolusi. Sistem filogenetik disusun berdasarkan jauh
dekatnya kekerabatan antara takson yang satu dengan yang lainnya. Selain
mencerminkan persamaan dan perbedaan sifat morfologi dan anatomi maupun
fisiologinya, sistem ini pun menjelaskan mengapa makhluk hidup semuanya
memiliki kesamaan molekul dan biokimia, tetapi berbeda-beda dalam bentuk
susunan dan fungsinya pada setiap makhluk hidup.
Jadi
pada dasarnya, klasifikasi sistem filogenetik disusun berdasarkan persamaan
fenotip yang mengacu pada sifat-sifat bentuk luar, faal, tingkah laku yang
dapat diamati, dan pewarisan keturunan yang mengacu pada hubungan evolusioner
sejak jenis nenek moyang hingga cabang-cabang keturunannya.
Carolus
Linnaeus (1707-1778), sarjana kedokteran dari Swedia yang sangat besar
perhatiannya terhadap bidang botani, menganut sistem klasifikasi buatan.
Linnaeus menyatakan bahwa makhluk hidup yang memiliki persamaan paling
banyak digolongkan dalam tingkatan yang sama, mengenal adanya tingkatan
pengelompokan makhluk hidup yang disebut takson. Anggota-anggota
dalam tingkatan takson yang semakin tinggi mempunyai persamaan semakin sedikit.
Sebaliknya,
makin rendah tingkatan takson, maka semakin banyak persamaannya. Umumnya
kelompok (takson) dari tinggi ke rendah adalah :
Kingdom (Dunia), Phylum (Filum) atau Division (Divisi), Classis (Kelas), Ordo (Bangsa), Familia (Suku), Genus (Marga), Species (Spesies/Jenis)
Kingdom (Dunia), Phylum (Filum) atau Division (Divisi), Classis (Kelas), Ordo (Bangsa), Familia (Suku), Genus (Marga), Species (Spesies/Jenis)
Linnaeus
juga memelopori cara pemberian nama makhluk hidup menggunakan sistem
penamaan yang dikenal dengan sistem binomial nomenklatur (sistem tata nama
ganda). Ketentuan penamaan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Nama ilmiah makhluk hidup ditulis dalam bahasa
Latin atau bahasa asing yang dilatinkan. Contohnya, nama ilmiah melinjo adalah Gnetum
gnemon yang berasal dari bahasa Melayu gnemu.
b. Setiap nama jenis terdiri atas dua suku kata.
Kata pertama menunjukkan nama genus, sedangkan kata kedua menunjukkan
keterangan jenis/spesies (misalnya mammosum= seperti mammae). Contohnya
nama ilmiah harimau adalah Felis tigris dan nama ilmiah padi adalah Oryza
sativa.
c. Huruf pertama pada kata pertama ditulis dengan
huruf kapital, misalnya Felis dan Oryza. Adapun huruf pertama
pada kata kedua ditulis dengan huruf kecil, misalnya tigris dan
sativa.
d. Nama jenis makhluk hidup dicetak miring,
misalnya Oryza sativa atau dapat juga digarisbawahi, misalnya Felis
tigris.e.
e. Nama varietas ditulis sebagai kata ketiga,
misalnya Oryza sativa glutinosa, yaitu nama lain padi varietas ketan.
B. FITOGRAFI
Fitografi(morfologi
tumbuhan) berasal dari kata fit dan grafi( fito artinya tumbuhan dan grafi
artinya penggambaran). Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa fitografi adalah
ilmu yang mempelajari tentang deskripsi tumbuhan/pencandraan tumbuhan/pertelaan
tumbuhan(pertelaan ketika jenis yang pertama kali dipublikasikan harus pakai
bahasa latin.
B.1
Bagian vegetatif Pada tumbuhan.
Reproduksi pada tumbuhan dapat berlangsung
secara vegetatif (aseksual /tidak kawin), generatif (seksual=kawin), dan
metagenesis (vegetatif dan generatif secara bergantian). Organ
vegetatif tumbuhan ini terdiri dari akar, batang, dan daun.Berikut ini
reproduksi vegetatif alami:
a.Rhizoma
adalah batang yang menjalar di bawah tanah, dapat berumbi untuk
menyimpan makanan maupun tak berumbi. Ciri rizom adalah adanya daun yang mirip
sisik, tunas, ruas dan antar ruas. Rizom terdapat pada bambu, dahlia, bunga
iris, beberapa jenis rumput, kunyit, lengkuas, jahe dan kencur.
b. Geragih atau Stolon
adalah batang yang menjalar di atas tanah. Di sepanjang
stolon dapat tumbuh tunas adventisia (liar), dan masing-masing tunas ini dapat
menjadi anakan tanaman. . Contoh: rumput teki, stroberi.
c. Umbi Batang
Umbi batang atau tuber merupakan cadangan makanan yang
disimpan dalam batang dan terletak didalam tanah. Jika umbi ini ditanam, dapat
tumbuh tunas menjadi tanaman baru. Contoh tumbuhan yang berkembang biak
dengan tuber adalah kentang dan singkong.
d. Umbi lapis
Umbi lapis adalah batang pendek yang
berada di bawah tanah. Umbi lapis diselubungi oleh sisik-sisik yang mirip
kertas. Contoh: tumbuhan lili, tulip dan bawang.Sedangkan vegetatif buatan
dengan cara stek ,mencangkok,merunduk,menempel dan menyambung,mengenten
Organ utama pada tumbuhan yaitu:
a.Batang
Batang merupakan salah satu bagian
penting, dan mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan.
Batang dapat di samakan dengan sumbu tubuh tumbuhan.
Pada umumnya batang mempunyai sifat – sifat berikut :
·
Umumnya berbentuk panang bulat seperti silinder atau dapat
pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf,
artinya sejumlah bidang di bagi menjadi dua bagian yang setangkup.
·
Terdiri atas ruas – ruas yang masing – masing dibatasi oleh
buku –buku dan disitulah terdapat daun.
·
Tumbuhnya biasanya ke atas, menuju cahaya matahari atau
bersifat fototrop atau heliotrope.
·
Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering
dikatakan bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
·
Mengadakan percabangan dan salalu hidupnya tumbuhan tidak
digugurkan, kecuali kadang – kadang cabang atau ranting yang kecil.
·
Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya
pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih muda.
Batang juga mempunyai fungsi untuk :
·
Mendukung bagian – bagian tumbuhan yang ada di atas tanah,
yaitu : daun, bunga, dan buah.
·
Dengan percabangan memperluas bidang asimilasi, dan
menempatkan bagian – bagian tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa, hingga
dari segi kepentingan tumbuhan bagaian – bagian tadi terdapat dalam posisi yang
paling menguntungkan.
·
Jalan pengangkutan air dan zat – zat makanan dari bawah ke
atas dan jalan pengangkutan hasil – hasil asimilasi dari atas ke bawah.
·
Menjadi tempat penimbunan zat – zat makanan cadangan.
Jika
kita membandingkan berbagai jenis tumbuhan, ada di antarannya tetapi ada pula
tampaknya tidak berbatang, oleh sebab itu kita membedakannya :
Tumbuhan
yang tidak berbatang ( planta acaulis )
tumbuhan yang benar tidak berbatang
sesungguhnya tidak ada hanya tampaknya saja tidak ada. Hal ini di sebabkan
karena batang amat pendek, sehingga daunnya seakan – akan keluar dari bagian
atas akarnya dan tersusun rapat satu sama lain merupakan suatu roset (
rosula ), seperti pada lobak ( raphanus sativus L ), sawi ( Brassica juncea L )
. tumbuhan ini akan memperlihatkan batang dengan nyata pada waktu berbunga dari
tengah – tengah roset daun akan muncul batang yang tumbuh cepat dengan daun –
daun yang jarang – jarang.
Tumbuhan yang jelas berbatang :
a.
Batang basah ( herbaceous ),
yaitu
batang yang lunak dan berair, misalnya pada bayam (amaranthus spinosus L ),
krokot ( portulaca oleracea L ).
b.
Batang berkayu ( lignosus),
yaitu
batang yang biasa keras dan kuat, karena sebagian besar terdiri atas kayu, yang terdapat pada pohon – pohon ( arbores )
dan semak – semak ( flutices ) pada umunya.
c.
pohon
adalah tumbuhan yang tinggi besar, batang
berkayu dan bercabang jauh dari permukaan tanah, sedangkan semak adalah
tumbuhan yang tak seberapa besar, batang berkayu, atau malahan dalam tanah.
Misalnya pohon mangga ( mangifera indica L,), semak ; sidaguri ( sida
rhombifolla L ).
d.
Batang rumput ( calmus ):
yaitu batang yang tidak
keras, mempunyai ruas – ruas yang nyata dan seringkali berongga, misalnya pada padi ( orzya sativa L
)
e.
Batang mendong ( calamus ):
yaitu
batang rumput tetapi mempunyai ruas – ruas yang lebih panjang, misalnya pada
mendong ( fimbristylis globulosa kunth ), wlingi ( scirpus grossus L ) dan
tumbuhan sebangsa teki ( cyperaceae ).
f.
Bentuk Batang
Tumbuhan biji belah ( dicotyledoneae )
pada umumnya mempunyai batang yang dibagain bawahnya lebih besar dan ke ujung
semakin mengecil, jadi batanngnya dapat di pandang sebagai suatu kerucut atau
limas yang amat memanjang, yang dapat mempunyai percabangan atau tidak.
Tumbuhan
biji tunggal ( monocotyledoneae ) sebaliknya mempunyai batang yang dari pangkal
sampai ke ujung boleh di kata tak ada perbedaan besarnya. Hanya pada beberapa
golongan saja yang pangkalnya tampak membesar, tetapi ke atas tetap sama.
Seperti pada palma ( palmae). Jika kita berbicara tentang bentuk batang
biasanya di maksudkan ialah bentuk batang pada penampang melintangnya, dan
dilihat dari sudut bentuk penampang melintangnya dibedakan menjadi macam –
macam bentuk batang:
a) Bulat ( teres ),
misalnya bambu ( bambusa sp ), kelapa ( cocos nucifera L )
b) Bersegi ( angularis
), dalam hal ini ada kemungkinan :
·
-Bangun segitiga ( triangularis ), misalnya batang
teki ( cyperus rotundus ).
·
-Segi empat ( quadrangularis ), misalnya batang markisa ( passiflora quadrangularis L), iler ( coleus
scutellarioides benth ),.
c) Pipih
dan biasanya lalu melebar menyerupai daun dan mengambil alih tugas daun pula.
f. Batang yang bersifat demikian di namakan :
·
Filokladia ( phyllocladium ), jika amat pipih dan mempunyai pertumbuhan
yang terbatas, misalnya pada jakang ( muehlenbeckia platyclada meissn ),.
·
Kladodia ( cladodium ), jika masih tumbuh terus dan mengadakan
perkecabangan, misalnya kaktus ( opuntia vulgaris Mill.).
Dilihat permukaannya, batang tumbuh – tumbuhan juga
memperlihatkan sifat yang bermacam – macam. Dengan membedakan permikaan batangnya
yang :
- Licin ( laevis ),
misalnya pada jagung ( Zea mays L.)
- Berusuk ( costatus ),
jika pada permukaan terdapat rigi – rigi yang membujur, misalnya iler
( coleus scutellarioides benth ).
- Beralur ( sulcatus ).
Jika membujur batang terdapat alut – alur yang jelas, misalnya pada(
cereus perivianus L), Haw.
- Bersayap ( alatus ),
biasanya pada batang yang bersegi, tetapi pada sudut – sudutnya terdapat
pelebaran yang tipis, misalnya pada ubi ( dioscorea alata L ) dan markisah
( passiflora quadrangularis).
Selain dari itu permukaan batang dapat pula :
- Berambut ( pilosus ),
seperti misalnya pada tembakau (nicotiana tabacum L).
- Berduri ( spinosus ),
misalnya pada mawar ( rosa sp. )
- Memperlihatkan
bekas – bekas daun, misalnya pada papaya ( carica papaya L) dan kelapa (
cocos nucifera L ).
- Memperlihatkan
bekas – bekas daun penumpu, misalnya : nangka ( artocarpus integra merr ),
keluwih ( artocarpus communis forst. )
- Memperlihatkan
banyak lentisel, misalnya pada sengon ( albizzia stipulate bolv.)
- Keadaan –
keadaan lain,
misalnya lepasnya kerak ( bagian kulit yang mati ) seperti terlihat pada
jambu biji ( psidium guanjava L,) dan pohon kayu putih ( melaleuca
leucadendron L ).
Arah
Tumbuh Batang
Walaupun
seperti telah dikemukakan, batang umumnya tumbuh kearah cahaya, meninggalkan
tanah dan air, tetapi mengenai arahnya dapat memperlihatkan variasi, dan
bertalian dengan sifat ini di bedakan batang yang tumbuhnya :
- Tegak lurus (
erectus ), yaitu jika arahnya lurus ke atas, misalnya papaya ( carica
papaya L ).
- Menggantung (
dependens pendulus ), ini tentu saja hanya mungkin untuk tumbuh – tumbuhan
yang tumbuhnya di lereng – lereng atau tepi jurang, misalnya zebrine
pendula schnitzel atau tumbuh – tumbuhan yang hidup di atas pohon sebagai
epifit, misalnya jenis anggrek ( orchidaceae ).
- Berbaring (
himifusus ), jika batang terletak pada permukaan tanah, hanya ujungnya
saja sedikit membengkok ke atas, misalnya pada semangka ( citrullus
vulgaria schrad ).
- Menjalar atau
merayap ( repens ), batang berbaring, tetapi dari buku – bukunya kelaur
akar – akar, misalnya batang ubi jalar ( lpomoea batatas poir.)
- Serong ke atas
atau condong ( ascendens ), pangkal batang seperti hendak berbaring, tetaapi bagian lainnya lalu membelok ke
atas, misalnya pada kacang tanah ( arachis hypogaea L ).
- Mengangguk (
nutans ), batang tumbuh tegak lurus ke atas,tetapi ujungnya lalu
membengkok kembali k bawah , misalnya pada bunga matahari ( helianthus
annuus L).
- Memanjat (
scandens ), yaitu jika batang
tumbuh ke atas dengan menggunakan penunjang, penunjang dapat berupa benda
mati ataupun tumbuhan lain, dan pada waktu naik ke atas batang menggunkan
alat – alat khusus untuk berpegangan pada penunjangnya ini, misalnya dengan :
- Akar pelekat,
contohnya sirih ( piper betle L)
- Akar pembelit,
misalnya panili ( vanilla planifolia andr )
- Cabang pembelit
( sulur dahan ), misalnya anggur ( vitis vinifera L )
- Daun pembelit
atau sulur daun, misalnya kembang sungsang ( gloriosa superba L ).
- Tangkai
pembelit, misalnya pada kapri ( pisum sativum L )
- Duri, misalnya
mawar ( rosa sp ), bugenvil ( bougainvillea spectabillis wild )
- Duri daun,
misalnya rotan ( calamus caesius )
- Kait, misalnya
gambir ( uncaria gambir roxb),
h. Membelit ( volubilis ), jika
batang naik ke atas dengan menggunakan penunjang seperti batang yang memanjat,
akan tetapi tidak dipergunakan alat – alat yang khusus, melainkan batangnya
sendiri naik dengan melilit penunjangnya. Menurut arah melilitnya d bedakan
menjadi 2 macam :
1. Membelit ke kiri ( sinistrorsum volibilis ), jika dilihat dari
atas arah belitan berlawanan dengan arah putaran jarum jam dapat pula dikatakan
demikian : jika kita mengikuti jalannya batang yang membelit itu, penunjang
akan selalu di sebelah kiri kita. Batang yang membelit ke kiri , misalnya pada
kembang telang ( clitoria ternatea L ).
2. Membelit ke kanan ( dextrorsum
volubillis ), jika arah belitannya sama dengan arah gerakan jarum jam, atau
jika mengikti arah belitan penunjang akan selalu di sebelah kanan kita, batang
tumbuhan yang membelit ke kanan tidak banyak di temukan, contoh : gadung (
dioscorea hispida dennst ).
Percabangan Pada Batang
Batang suatu tumbuhan ada yang bercabang ada yang tidak,
yang tidak bercabang kebanyakan dari golongan tumbuhan yang berbiji tunggal ( monocotyledoneae ), misalnya
jagung ( zea mays ). Umumnya
batang memperlihatkan percabangan , entah banyak entah sedikit.
Cara
percabangan percabangan ada 3 macam yaitu
- cara percabangan
monopodial
- cara percabangan
simpodial
- percabangan
menggarpu
cabang
yang besar yang biasanya langsung keluar dari batang pokok lazimnya di sebut dahan
( ramus ), sedangkan cabang – cabang yang kecil dinamakan ranting (
ramulus ). Cabang – cabang pada suatu tumbuhan dapat bermacam – macam sifatnya,
oleh sebab itu cabang – cabang dapat dibedakan seperti di bawaah ini :
- geragih ( fllagelium
stolo ), yaitu cabang – cabang kecil panjang yang tumbuh merayap, dan dari
buku – bukunya ke atas keluar tunas baru dan ke bawah tumbuh akar – akar.
Cabang ini dibedakan menjadi 2 macam :
1.
merayap di atas tanah
2.
merayap di bawah tanah
- wiwilan atau tunas air ( virga
singularis ), yaitu cabang yuang biasnya tumbuh cepat dengan ruas - ruas
yang panjang, dan seringkali berasal dari kuncup yang tidur dan kuncup –
kuncup liar seringkali terdapat pada kopi ( coffea sp), dan pohon coklat (
theobroma cacao L.).
- sirung panjang ( virga), yaitu cabang – cabang
yang biasanya merupakan pendukung daun – daun, dan mempunyai ruas – ruas
yang cukup panjang. Pada cabang – cabang demikian ini tidak pernah
dihasillakan bunga, oleh sebab itu sering di sebut cabang yang mandul
(steril).
- Sirung pendek ( virgule atau virgule sucrescens
), yaiotu cabang – cabang kecil dengan ruas – ruas yang pendek yang selain
daun biasanya merupakan pendukung bunga dan buah. Cabang yang dapat
menghasilkan alat perkembangbiakan bagi tumbuhan ini disebut cabang yang
subur ( fertil).
Cabang – cabang pada suatu tumbuhan
biasanya membentuk sudut yang tertentu dengan batang pokonya. Bergantung pada
besar kecilnya sudut ini, maka arah tumbuh cabang jadi berlarlainan. Umumnya
orang membedakan arah tumbuh cabang seperti berikut :
- Tegak ( fastigiatus ), yaitu jika sudut antara batang dan
cabang amatr kecil, sehingga arah tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja
sedijkit serong ke atas, tetapi selanjutnya hamper sejajar dengan batang
pokoknya, misalnya wiwilan pada kopi ( coffea sp ).
- Condong ke atas ( patens ), jika cabang dengan
batang pokok membentuk sudut kurang lebih dari 45 derajat, misalnya pada
pohon cemara (casuarina equisetifolia L.).
- Mendatar ( horinzotalis ), jika cabang
dengan batang pokok membentuk sudut sebesar kurang lebih 90 derajat
celcius, misalnya pada pohon randu ( ceiba pentdra gaertn).
- Terkulai ( declinatus ), jika cabang pada
pangkalnya mendatar, tetapi ujaungnya lalu melengkung ke bawah, misalnya
kopi robusta ( coffea robusta Lindl. ).
- Bergantung ( pendulus ), cabang – cabang
yang tumbuhnya ke bawah, misalnya cabang – cabang tertentu pada salix.
Mengenai soal batang, selain telah yang
diuraikan di muka, ada bermacam – macam tumbuhan yang mempunyai pangkal batang
di dalam tanah,yang merupakan suatu alat untuk menahan kala yang buruk. Pangkal
batang dalam tanah yang berguna untuk mengarungi kala yang buruk itu di sebut caudex, terdapat misalnya pada valerian
( veleriana officinallis L.), klembak ( Rheum officinale B).
Dalam membicarakan perihal pangkal
batang yang menjadi alat untuk mempertahankan kehidupan tumbuhan mempunyai umur
yang terbatas. Karena kalau batangnya mati, biasanya tumbuhannya pun mati, maka
tumbuhannya seringkali di bedakan menurut panjang atau pendeknya umurnya, yaitu
dalam :
- Tumbuhan annual
( annuus ), yaitu tumbuhan yang umurnya pendek, umumnya kurang dari satu
tahun sudah mati atau paling banyak dapat mencapai umur satu tahun.
Misalnya pada tumbuhan jagung ( zea mays L), kedelai (soja max piper ),
kacang tanah ( arachis hypogea L).
- Tumbuhan bienal
( dua tahun ) ( biennis ), yaitu tumbuhan yang untuk hidupnya, mulai
tumbuh sampai menghasilkan biji (keturunan baru )memerlukan waktu dua tahun.
Misalnya pada biet (Beta vulgaris L),
- Tumbuhan menahun
atau tumbuhan keras, yaitu yang dapat mencapai umur sampai bertahuyn –
tahun belum juga mati,bahkan ada yang dapat mencapai umur saampai ratusan
tahun. Misalnya empon ( Zingiberaceae).
b. Daun
B.2 Bagian Generatif Tumbuhan
a.Bunga
Bunga tumbuhan berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan tumbuhan secara generatif. Pada bunga terdapat putik yang
berfungsi sebagai alat kelamin betina dan benang sari yang menghasilkan serbuk
sari yang berfungsi sebagai alat kelamin jantan.
b.Buah dan Biji
Dalam buah terdapat biji yang berfungsi
sebagai makanan cadangan (endosperma) dan bakal tumbuhan baru (lembaga).
Sedangkan daging dan kulit buah berfungsi melindungi bakal tumbuhan baru dari
pengaruh buruk lingkungan luar.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Klasifikasi
adalah pengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaan-persamaan ciri
(keseragaman),perbedaan ciri (keanekaragaman),cara hidup,tempat hidup, daerah penyebaran,dan
sebagainya.
2.
Tujuan utama dilakukanya klasifikasi ialah untuk menyederhanakan objek studi
yang dipelajari sehinggga dapat diketahui hubungan kekerabatanya.
3.
Dalam sejarah klasifikasi ada 5 sistem klasifikasi yang pernah dikenalkan oleh
para ahli yaitu:Sistem dua kingdom,sistem tiga kingdom,sistem empat
kingdom,sistem lima kingdom,sistem enam kingdom.Namun hingga sekarang
yang diakui sebagai sistem klasifikasi standar adalah sistem Lima Kingdom yang
ditemukan oleh Whittaker.
4.Adapun macam-macam
klasifikasi yaitu:
·
Klasifikasi sistem
alami
·
Klasifikasi sistem
buatan(Artifisial)
·
Klasifikasi sistem
filogenetik
5.
Fitografi (Morfologi Tumbuhan) ialah adalah ilmu yang mempelajari tentang deskripsi
tumbuhan/pencandraan tumbuhan/pertelaan tumbuhan(pertelaan ketika jenis yang
pertama kali dipublikasikan harus pakai bahasa latin.
6. Bagian-bagian vegetatif tumbuhan
adalah batang,akar,daun.Sedangkan bagian generatif tumbuhan:bunga dan buah
B.Saran
Sebagai manusia sebaiknya kita menjaga kelestarian flora dan fauna yang
ada di alam ini,agar tidak terjadi kepunahan makhlup hidup lain.
DAFTAR PUSTAKA
Alfianti,Maria.2007.Biologi Kelas 1 SMA.Sidoarjo: Sanskerta Inti Media.
Krisnawati, Anie.2004.Biologi Untuk SMA/MA.Semarang:CV Pustaka Manggala
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar